REFMAL.ID,Ambon – Sungguh malang nasib Anthony Manuhua, 53, warga Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, ini. Lebih kurang 12 tahun mengabdi di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Panti Sosial Yayasan Tresna Werdha Ina Kaka (PS-YTWIK) Maluku tapi dijadikan sapi perah oknum-oknum tertentu di Panti Asuhan bagi orang lanjut usia itu.
“Sudah lebih dari 12 tahun ayah saya kerja di Panti Sosial Ina Kaka (PS-YTWIK), tapi sampai sekarang ayah saya belum juga diangkat sebagai pegawai negeri. Usulan demi usulan tak pernah ditindaklanjuti pimpinan,” kecam Heri Manuhua, salah satu putra Anthony Manuhua dalam bincang-bincang dengan Referensimaluku.id di Ambon, Sabtu (10/8/2024).
Heri menuturkan sekalipun bekerja siang dan lembur malam sebagai sopir pimpinan dan satuan pengamanan (Satpam) di PS-YTWIK Maluku, tapi hak-hak ayahnya kurang diperhatikan kepala UPTD PS-YTWIK Maluku. “Hampir setiap bulan gaji ayah saya selalu terlambat diberikan, padahal saat itu ayah saya sangat membutuhkan gaji untuk keperluan rumah tangga setiap hari,” ungkap Heri lirih.
Menurut Heri yang menyebabkan pihaknya kecewa adalah pemecatan ayahnya tidak melalui prosedur dan tidak manusiawi. “Waktu itu ayah saya baru saja pulang pagi setelah tugas piket malam sebagai Satpam di UPTD PS-YTWIK Maluku. Sampai di rumah ada suara bel dari yayasan untuk kerja bakti bagi seluruh pegawai yayasan. Namun, karena saat itu lagi hujan deras dan ayah saya sibuk membetulkan saluran air dan got, sehingga ayah saya tidak sempat mengikuti kerja bakti.
Nah, esok ketika ayah saya ke kantor terus dipanggil salah satu pimpinan yayasan yang mengatakan hari itu juga ayah saya telah diberhentikan, padahal seharusnya kan ada teguran pertama, kedua atau ketiga atau konfirmasi lebih dulu ke ayah saya,” kesal Heri. Bagi Heri, apa yang dilakukan pihak UPTD PS-YTWIK Maluku telah mengebiri hak orangtuanya yang telah lama bekerja dan berdedikasi di tempat itu. “Ini sudah sangat keterlaluan,” protes Heri.
Di bagian lain menurut Heri, sering terjadi kasus pencurian mesin air merek “Sanyo” yang berimbas pada pemotongan honor Satpam, tapi tidak ada niat pimpinan UPTD PS-YTWIK Maluku untuk memasang Close- Circuit Television (CCTV) di area vital kantor tersebut. “Bayangkan saja. Sudah tiga kali berturut-turut terjadi pencurian mesin Sanyo, tapi kepala UPTD PS-YTWIK Maluku diam saja, tak ada usaha memasang CCTV, padahal setiap terjadi pencurian pasti honor atau gaji Satpam dipotong,” kecam Heri.
Sementara itu Kepala UPTD PS-YTWIK Maluku Manung “Nunung” Saulatu yang dikonfirmasi referensimaluku.id via Whatsapp, Sabtu (10/8) tidak merespons sampai berita ini dipublikasi. (Tim RM)
Discussion about this post