REFMAL.ID.AMBON – Menjadi agenda rutin setiap tahun. Menjelang Hari Raya Idhul Adha 1445 Hijriah, Dinas Pertanian Provinsi (Distan) Maluku melakukan pemeriksaan hewan qurban guna memastikan kesehatan daging aman untuk dikomsumsi masyarakat.
“Ini sudah menjadi agenda rutin di setiap tahun menjelang Hari Raya Idhul Adha”, kata drh. Afrilliani Eka Putri, Pejabat Fungsional Medik Veteriner Pertama Bidang Pertanakan Dinas Pertanian Provinsi Maluku kepada Referensimaluku.id, Jumat (14/6/2024).
Kita melakukan pengecekan sebelum pemotongan di setiap titik penjualan hewan qurban yaitu di titik pengumpul Kate – Kate dan Desa Poka,Kecamatan Teluk Ambon.
Kita nanti juga ada pengecekan pada saat pemotongan atau hari H untuk menyaksikan pemotongan dan maupun pembagian kepada masyarakat, ujarnya.
Kata Eka, hasil pemantauan hewan qurban di Provinsi Maluku tidak menunjukan gejala klinis penyakit. Dilihat dari fisik dan empat kaki dan napsu makan juga bagus tidak ada yang menunjukan keabnormalitasan.
Ia katakan, nanti kita akan turun di hari H melihat pos pemotong atau setelah pemotongan itu nanti ada pemeriksaan organ dalam dan daginya, ujarnya.
Kami punya 11 Kabupaten Kota, setiap petugas di Kabupaten yang mengawasi di masing – masing wilayah dan nanti di laporkan ke sistem.
Kami di Provinsi Maluku nanti pemantau dari sistem laporan dari Kabupaten Kota untuk hewan qurban tersebut.
Eka menyampaikan, untuk titik pengumpulan hewan di Kota Ambon sapi jumalahnya 529 ekor, kambing 688 ekor. Layak dikonsumsi kalau pemeriksaan klinik sebelum pemotongan tidak ada masalah nanti kita turun juga pada saat pemotongan.
“Jadi kalau pemeriksaan fisik sehat rata – rata pemeriksaan posmorter pun di harapkan sehat. Kalaupun di temukan di setelah pemotongan, kalau sakitnya ringan itu dagiannya kita pisah”.
Kemudian untuk jeroan dan anggota gerak juga di pisah dari daging. Jadi tidak di salurkan ke masyarakat, masyarakat hanya terima daging
Terkait merebaknya Penyakit mulut dan kuku (PMK), yang harus diketahui bahwa pertama PMK bukan zoonotik artinya tidak menular ke manusia. Masyarakat nanti di edukasi bagaimana mengolah daging sapi atau kambing qurban yang di dapatkan, penyimpanan dan pengolahan harus di edukasi.
“Jadi masyarakat harus tahu masak sampai matang dan penyimpanannya kalau belum mau di kelolah di taru di freezer yang suhunya 8 selsius derajat”, tutup drh. Eka (RM-04)
Discussion about this post