Referensimaluku.id Ambon-Salah satu komponen pemuda Yawuru, Desa Wonreli, Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Jordan Samloy, akhirnya menanggapi pemberitaan salah satu media online yang taglinenya soal rencana Pergantian Antar Waktu (PAW) Alexander Dadiara, Pemuda Yawuru minta Jordan Samloy Jangan Asbun yang diunggah pada 26 Agustus 2022. “Jujur saja saya sangat menyayangkan narasi yang dibangun oleh Rony Dahoklory yang katanya pemuda Yawuru sekaligus pimpinan di Ranting PKP Desa wonrely itu. Pasalnya, narasi yang saya muat semata_mata mewakili aspirasi rakyat yang memilih Alexander Dadiara selaku anggota DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya karena dianggap berkualitas dan berkompeten dalam mengemban aspirasi masyarakat Dapil 1, yakni Kisar, Wetar, Romang. Itu artinya, pengurus PKP adalah pengurus yang arogan dan alergi. Politisi-politisi yang arogan dan alergi kritik tidak pantas dipilih mewakili rakyat,” tegas Samloy kepada referensimaluku.id via WhatsApp, Sabtu (27/8/2022). Samloy menegaskan bukan soal siapa yang berdarah-darah di partai, akan tetapi dirinya bersama keluarganya ikut memilih dan sukses mengantarkan Alexander Dadiara ke kursi legislatif di Kabupaten MBD masa bakti 2019-2024.
“Terserah siapa yang antar dan siapa yang berdarah darah mengantarkan Alexander Dadiara ke Kursi DPRD. Yang pasti saya bersama keluarga besar selaku masyarakat yang memilih beliau jadi DPRD MBD pada Pileg 17 April 2019 silam.
Sekali lagi saya tekankan bahwa saya tidak tahu menahu dalam urusan internal partai. Saya juga tidak perlu tahu AD/ART PKP apalagi harus berkontribusi untuk partai tersebut. Justru saya sangat sayangkan, PAW Alexander Dadiara dari DPRD MBD, DPK PKPI MBD telah melukai hati lebih kurang 500 masyarakat yang telah memercayakan dan memberikan tanggung jawab kepada Alexander Dadiara menyampaikan aspirasinya di DPRD Kabupaten MBD”.
“Saya melihat kinerja dan kualitas Alexander Dadiara dalam memimpin Tim BappingPerda menyelesaikan 10 rancangan peraturan daerah itu menjadi bukti bahwa Alexander Dadiara mampu mengemban tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan sebagai seorang anggota DPRD. Bagusnya yang diPAW kan itu Anggota DPRD yang malas ke kantor bukan yang bagus kinerjanya”.
“Saya juga menyentil sedikit soal pernyataan Ketua Ranting PKP Desa Wonreli soal Tokoh pemuda dari mana? Dari marganya memang orang Yawuru, tapi banyak orang tidak kenal dia (Jordan Samloy). Lanjutnya sejak kapan orang menokohkan dia sebagai tokoh pemuda ?
Saya kira soal tokoh pemuda ini tidak usah ditanggapi, karena ini hanya bahasa media. Kita fokus saja pada tupoksi dari isi narasinya. Bukan termakan bahasa media”.
“Lalu sekali lagi saya tekankan bahwa, saya tidak pernah mencampuri urusan Partai. Saya hanya sesali kualitas dan kinerja Alexander Dadiara di DPRD Kabupaten MBD berakhir diPAW kan dari PKP. Selain itu, saya juga sangat menyayangkan anggota Dewan Pembina DKP PKP MBD S.H Katipana yang menduga bahwa saya dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk ingin membatalkan proses PAW tersebut. Untuk ketahuan basudara semua, saya tidak pernah diperintah atau dimanfaatkan sebagai mana yang dituduhkan. Apalagi segelintir orang yang dimaksud adalah Alexander Dadiara dan kroninya. Kegelisahan ini lahir dari hati dan tulus menyampaikan keresahan saya dan 500 lebih jiwa yang memilih beliau jadi anggota DPRD Kabupaten MBD”.
“Saya juga berharap, Partai tidak boleh alergi dengan suara hati dari masyarakat, apalagi ini seruan dari masyarakat yang mendukung. Jika Partai alergi dengan suara rakyat, maka sama saja membunuh karier kader Partai tersebut di bangku perpolitikan dan itu artinya kader partai tersebut tidak dewasa dalam berpolitik.
Salam hangat dari saya untuk Tete,Nene,Om,Tanta,Kaka,Ade Basudara semua. Kalimat penutup saya, jangan menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Namun justru ia mencintai yang di kritik agar bisa maju. (RM-03)
Discussion about this post