Referensimaluku.id.Ambon-Tuntutan warga Kariu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, yang mengalami korban konflik dengan warga dusun Ori,Desa Pelauw, wilayah setempat, pada 26 Januari 2022, untuk kembali ke kampung halaman mereka dan menangkap para pelaku penyerangan hingga kini belum diwujudkan Pemerintah Provinsi Maluku dan Kepala Kepolisian Daerah Maluku Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Lotharia Latief. Menilai Pemprov Maluku dan Kapolda Maluku lambat dan kurang serius, memaksa puluhan pemuda-pemudi yang tergabung dalam empat negeri “Gandong” ,yakni Booi, Aboru, Kariu dan Hualoy (BAKH) menggelar aksi demontrasi damai di depan kantor Markas Polda Maluku.
Aksi demo damai itu dimulai sekira pukul 12.00 WIT di pintu Gerbang Kantor Mapolda Maluku, Rabu (9/2).
Berdasarkan pantauan Referensimaluku.id dalam aksi yang dilakukan pemuda-pemudi BAKH berbaju hitam dipadu menggunakan kain berang di kepala itu berlangsung tegang. Para pendemo bersikeras bertemu langsung Kapolda Latief, namun upaya mereka tidak berhasil karena di saat bersamaan Kapolda Latief tengah mengikuti rapat bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) melalui virtual.
Ketidakberhasilan pendemo menemui langsung orang nomor satu Polda Maluku sempat membuat puluhan pendemo itu geram dan berteriak-teriak bernada kecewa. Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Maluku, Komisaris Besar Polisi Muhammad Roem Ohoirat bersama beberapa pejabat utama Polda Maluku sempat keluar melakukan negosiasi elok, sehingga meminta agar ada perwakilan BAKH yang masuk ke dalam melakukan diskusi bersama Kapolda Latief.
Akan tetapi, permintaan Kabid Humas Polda Maluku itu tetap ditolak pendemo. Menurut pendemo, mereka harus bertemu langsung Kapolda Maluku untuk meminta kejelasan soal tuntutan mereka.
“Perlu saya sampaikan, ulah anggota polisi lambat mendatangi TKP sebelum bentrok terjadi, makanya kebakaran pun tidak terbendung. Coba kalau polisi cepat ke TKP, kami pikir warga di sana (Kariu) rumahnya tidak dibakar dengan harta bendanya masih ada sampai saat ini,” teriak koordinator lapangan BAKH, Komarudin Tubaka.
Menurut Tubaka, Kapolda Latief beberapa waktu lalu telah menyampaikan pernyataan di media bahwa indentitas pelaku bentrok di Kariu-Ori telah dikantongi, namun saat ini pelaku-pelaku tersebut belum juga ditangkap.
“Asalkan Kapolda (Maluku) bilang sudah kantongi identitas pelaku, lalu mengapa pelaku belum juga ditangkap. Asalkan kalau bentrok di tempat lain, polisi bergerak cepat tangkap pelaku, namun kali ini polisi seperti diam seribu bahasa. kita minta pelaku itu cepat ditangkap pak Kapolda,” desak Tubaka.
Tubaka melanjutkan tuntutan pendemo saat ini, selain meminta pelaku ditangkap sesegera mungkin, mereka juga meminta Polda Maluku mendirikan pos pengamanan di setiap tapal batas wilayah Kariu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya bentrok susulan di dua negeri tersebut di kemudian hari.
Setelah berorasi beberapa menit, para pendemo tersebut langsung melanjutkan demonstrasi ke Kantor DPRD Maluku, karena Kapolda Latief diduga sengaja tidak datang menemui mereka.
Ohoirat mengatakan terhadap aksi demo yang dilakukan saat ini, Polda Maluku melalui beberapa pejabat utamanya sudah menghargai pendemo dan diperintahkan Kapolda untuk datang menemui pendemo, namun massa pendemo tidak mau atau menolak itu.
“Jadi kita sudah diperintahkan pak Kapolda untuk datang menemui pendemo, karena memang pak Kapolda ada agenda yang sudah diseting lebih awal,sehingga tidak bisa datang. Saya bersama Karo Ops, Dir Samapta, Dirkrimum, Kapolresta dan beberapa pejabat utama Polda Maluku datang menemui pendemo untuk mendengar tuntutan mereka, tapi mereka menolak. Jadi kami juga menghargai keputusan mereka,” ujar Rum kepada wartawan di depan pintu gerbang polda Maluku.
Soal bagaimana tanggapan Polda Maluku untuk menangkap aktor bentrok di Kariu- Ori, Rum mengaku terhadap permintaan warga Kariu itu, yang jelas tim Penegakkan Hukum (Gakkum) sementara bekerja untuk menangkap pelaku.
Untuk itu, saran juru bicara Polda Maluku itu, bagi masyarakat yang mengetahui kejadian itu mohon memberikan keterangan di pihak kepolisian untuk mempercepat penangkapan para pelaku.
“Saya mengimbau masyarakat Maluku bahwa tolong tidak memberikan komentar yang membuat situasi menjadi panas. Dan saat ini kami sedang bekerja sehingga mohon bersabar,” tegasnya.
Sementara untuk menempatan pos permanen, tambah Rum, untuk saat ini sementara dikoordinasikan pihaknya. Dan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan di tengah dua masyarakat negeri bertetangga itu, Kapolda Latief sudah memerintahkan untuk menerjunkan 35 personel membantu Polsek Pulau Haruku.
“35 personel itu membantu personel kita di Polsek Haruku,mereka sudah ditugaskan setelah insiden itu terjadi. Jadi kita sudah kirim anggota lagi untuk membantu penebalan anggota di sana,” tandas Rum.(RM-06/RM-05)
Discussion about this post