REFMAL.ID.AMBON – Warga Seram Utara Wahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menduga adanya permainan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertralite oleh petugas Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) Wahai.
“Pasalnya, minyak bersubsidi pertalite yang masuk dari pertamina Depo Bula ke APMS Wahai 5 ton hingga 10 ton kenapa bisa habis dalam waktu yang sama dua hari setengah, ” heran sumber media online ini di Wahai, Sabtu (2/11/2024).
Sumber itu mengutarakan lebih kurang 5 ton BBM masuk dua hari setengah langsung habis. “Begitupun 10 ton masuk sama juga dua hari setengah habis, ungkap sumber itu.
“Saya menduga adanya indikasi permainan nakal oleh petugas APMS Wahai yang mana sering terlihat oleh warga setempat pada jam 12.00 sampai 01.00 WIT malam, selalu terjadi pengangkutan minyak di dalam APMS Wahai menggunakan mobi.”.
Belum juga petugas APMS mengisi BBM bersubsidi jenis pertalite ke jeriken ke oknum-oknum tertentu baik menggunakan motor maupun mobil,” lanjut sumber itu lagi.
Sumber itu menyebutkan APMS Wahai telah melanggar peraturan Pertamina yang mana minyak yang keluar dari Depot Pertamina Bula harusnya sampai dan masuk ke tanki utama SPBU maupun APMS tersebut.
Sumber itu mengatakan minyak Pertamax dan solar dijual tidak menggunakan dispenser/nosel. Yang terjadi di lapanggan mereka menjual Pertamax dan solar mengunakan jeriken.
“Minyak yang masuk tanki utama cuman petralite saja,minyak Pertamax, Solar tidak masuk tanki utama malah dicor di dalam drom, dan di jual menggunakan literan biasa mengunakan jeriken. Masyarakat Wahai merasa dirugikan kalau mengisi BBM tanpa mengunakan dispenser/nosel”.
“Anehnya ada peraturan terbaru dari petugas APMS yang melarang pengisian BBM di sepeda motor lebih dari 5 liter.
Padahal tidak ada aturan seperti itu dari Pertamina,” pungkas sumber.
AKAN CEK KEBENARAN INFORMASI DI LAPANGAN
Sementara itu pejabat Hubungan Masyarakat (Humas) Pertamina Depot Ambon Oky Aditya Pratama menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini jika informasi yang disampaikan masyarakat terbukti di lapangan. “Terkait laporan ini kami berharap bisa dilaporkan ke call center 135 untuk kami tindaklanjuti lebih lanjut. Paralel kami akan coba mencari kebenaran informasi tersebut di lapangan. Terima kasih,” sahut Aditya ketika dikonfirmasi referensimaluku.id via ponsel, Senin (5/11).(RM-02)
Discussion about this post