Oleh : Dr.M.J. Latuconsina,S.IP,MA
Staf Dosen Fisipol Unpatti
REFMAL(AMBON)Sosok Brandon Lee merupakan aktor berkewarganegaraan Amerika Serikat keturunan Cina. Ia populer melalui salah satu film ikoniknya berjudul : ”Rapid Fire ” yang dirilis di tahun 1992 lalu. Pada suatu kesempatan putra aktor legendaris Bruce Lee ini mengungkapkan bahwa, “keabadian adalah menjalani hidupmu dengan melakukan hal-hal baik, dan meninggalkan jejakmu.” Kata-kata bijak ini relevan dengan kiprah Benny Laos Bupati Pulau Morotai periode 2017-2022. Dimana, ia telah melakukan hal-hal baik dan meninggalkan jejak yang baik pula.
Meskipun Benny Laos beragama Kristen, tapi saat memimpin daerah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah utara tersebut, ia tidak tampil dengan model kepemimpinan sektarian, dengan memperhatikan warga Kabupaten Pulau Morotai, yang seiman dengannya. Melainkan Beny Laos tampil dengan karakter leadership inklusif, untuk memperhatikan semua umat beragama di daerah yang dahulunya menjadi home base, dari Jenderal Douglas MacArthur, salah satu jenderal legendaris Amerika Serikat saat Perang Dunia II, yang berawal dari “Batlle Morotai” pada 15 September 1944.
Benny Laos bersama pasangan Wakil Bupatinya Asrun Padoma, hanya memimpin Kabupaten Pulau Morotai satu periode saja. Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Kabupaten Pulau Morotai di tahun 2024 ini, ia tak lagi maju sebagai Calon Bupati Pulau Morotai. Ia lebih memilih maju sebagai Calon Gubernur Provinsi Maluku Utara, berpasangan dengan Sarbin Sehe Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Maluku Utara periode 2018-2022 sebagai Calon Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara.
Walupun Beny Laos hanya memimpin kabupaten yang berbatasan dengan Laut Sulawesi di bagian utara tersebut satu periode saja, tapi ia memiliki legacy (warisan) bagi umat Islam di daerah penghasil tuna tertinggi di Provinsi Maluku Utara tersebut. Legacy dari Bupati yang memiliki latarbelakang pengusaha pelayaran dan properti tersebut, yakni ia membangun Masjid Agung Baiturrahman, yang representatif dan megah.
Masjid ini dibangun Central Business District (CBD) Daruba, yang merupakan kawasan wisata religi, dimana dimulai pembangunannya di tahun 2020 lalu. Tiga bulan menjelang berakhirnya masa jabatan (AMJ) Beny Laos sebagai Bupati Pulau Morotai pada 22 Mei 2022, maka pada 29 Maret 2022 didampingi Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku Utara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara, dan para imam se-Provinsi Maluku Utara Beny Laos pun meresmikan Masjid Agung Baiturrahman.
Pada Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu Benny Laos sosok pimpinan inklusif, yang memberikan warna toleransi bagi umat beragama di Kabupaten Pulau Morotai tersebut, telah berpulang ke hadirat Tuhan Sang Maha Pencipta. Kepergiannya begitu dramatis, yang diakibatkan oleh kebakaran speedboat yang ditumpanginya bersama rombongan di Pelabuhan Bobong, Kecamatan Taliabu Barat, Pulau Taliabu pada pukul 14.05 WIT.
Akhirulkalam sebagaimana ungkapan Harold Samuel Kushner, seorang penulis berdarah Yahudi berkewarganegaraan Amerika Serikat bahwa, ”melakukan sesuatu untuk orang-orang bukan karena siapa mereka atau apa yang mereka lakukan sebagai balasannya, tetapi karena siapa kamu.” Dan itu sudah dilakukan Beny Laos dengan mendedikasikan pikiran dan tenaga. Dimana tanpa melihat perbedaan religi antara dia dan warga masyarakat, untuk suatu legacy darinya bagi kemaslahatan umat Islam di Kabupaten Pulau Morotai, dengan membangun Masjid Baiturrahman yang representatif dan megah. (*)
Discussion about this post