REFMAL.ID,Ambon – Tokoh Masyarakat sekaligus pemerhati masalah politik, hukum dan pemerintahan Maluku Barat Daya, Herman Siamiloy menyatakan kontestasi politik pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 November 2024 seyogianya kontestasi ide, gagasan, visi dan misi, strategi, dan program.
Sebab, yang namanya pesta demokrasi, maka momentum tersebut harus dilalui dengan riang gembira. “Untuk itu, hindari politik identitas, fitnah, dan serangan-serangan yang tidak penting, sehingga bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar berkualitas untuk memimpin Maluku Barat Daya lima tahun ke depan,” kata Siamiloy kepada Referensimaluku.id di Ambon, Minggu (6/10/2024).
Siamiloy berujar seandainya ada dendam politik, harus diselesaikan secara baik-baik dan tidak boleh mengatasnamakan masyarakat untuk kepentingan sesat dan sesaat,” ujar Siamiloy. “Saya sependapat dengan pernyataan salah satu juru kampanye yang mengatakan “Mau jadi sesuatu, harus bikin sesuatu” dan bagi saya itu ide yang bagus dan bahkan sudah dilakukan ketiga paslon bupati dan wakil bupati MBD sebagai putra-putra terbaik MBD dalam pengabdiannya di bidang masing-masing,” ucap Siamiloy lagi.
Meski demikian, lanjut Siamiloy, ada hal menarik tetapi sangat disayangkan karena ada oknum tertentu yang terlalu semangat dan berapi-api, sehingga hilang kontrol dan hilang keseimbangan di mana oknum tersebut mengatakan
“Tounwawan tutup pintu di hari ini 27 September 2024. “Itu artinya paslon lain tidak akan masuk berkampanye di Tounwawan, padahal siapa pun dia dan dalam kapasitas apa pun tidak harus melarang paslon manapun untuk berkampanye bahkan semua desa dan dusun di Pulau Moa terbuka untuk semua paslon melakukan kampanye,” urai Siamiloy.
Menanggapi pernyataan dari Koordinator Relawan Pulau Moa paslon nomor urut 1 yang berjargon CHRISTAL (Hendrik Christian-Hengky Pelatta) John Wesly Yoktery bahwa Bapak Herman Siamiloy yang menjadi narasumber di media massa memakai kapasitas apa untuk berkomentar, berkomentar atas nama keluarga dan masyarakat yang mana, Siamiloy menandaskan sebenarnya dirinya tak perlu menyahuti Yoktery.
“Sebenarnya saya tak perlu menanggapi pertanyaan saudara John Wesly Yoktery, karena pastinya orang Tounwawan, Poliuw, Kiera, Weet, Moain, bahkan sebagian orang di desa dan dusun di Pulau Moa bisa menjawabnya. Pasti ada pertanyaan balik “Orang yang bertanya ini siapa” dan selama ini “Orang yang bertanya ini tinggal di mana” sehingga seng (tidak) kenal Om Emang (panggilan sehari-hari Herman Siamiloy. Jujur saja, katong (kita) ini bersaudara semua. Bahwa bukan orang lain di mana walaupun kita berbeda pilihan itu hal biasa dalam politik,” papar Siamiloy. “Saya buat pernyataan di media (massa) itu, karena sesungguhnya tidak ada korelasi sedikitpun antara materi kampanye paslon nomor urut 1 dengan kejadian yang menimpa salah satu tokoh masyarakat Tounwawan yang notabene adalah keponakan saya.
Tapi wajar anda bertanya karena tidak tahu. Perlu saya tegaskan bahwa tidak ada lagi nama keponakan saya dibawa kemana-mana dan saya perintahkan keluarga saya mengikutinya,” jelas Siamiloy. “Untuk diketahui, saya (Herman Siamiloy) ini bukan narasumber yang “tiba saat tiba akal lalu akal-akalan” tetapi sebagai narasumber selama lebih dari 10 tahun di berbagai media online dan media cetak di Kota Ambon, dan sampai hari ini sudah puluhan bahkan ratusan berita yang telah dibaca, bukan saja oleh orang MBD tetapi beritanya sudah dibaca masyarakat luas termasuk di luar daerah Maluku. Berita-berita tersebut menyoroti masalah-masalah sosial kemasyarakatan, pendidikan, politik, hukum termasuk masalah korupsi. Berita terakhir dari saya mengenai sekitar 468 orang perangkat desa di MBD mengikuti Pelatihan Penguatan Kapasitas Aparatur Desa, 17-20 September 2024 di Kota Ambon ketika pengembalian tiket tidak sesuai dengan catatan yang diserahkan kepada panitia. Berita tersebut dengan judul: “Ingin Untung Besar, Panitia Bohongi Perangkat Desa sekabupaten MBD, Herman Siamiloy Minta Polisi Usut Kasus Ini.
Jadi, saya ini hampir setiap hari diwawancarai oleh wartawan, bukan sebagai tim kampanye dalam 5 tahun baru kampanye,” terang Siamiloy. “Saya imbau marilah kita bersaing secara sehat dengan berpedoman pada falsafah “Honyoli Lyeta”,” tutup Siamiloy. (RM-02)
Discussion about this post