REFMAL.ID, Ambon – Ketua Panitia Pembangunan Masjid sekaligus Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Jamaludin Bugis, secara tegas membantah pemberitaan sejumlah media online di daerah ini yang mengusung tagline “Habiskan Rp.8 Miliar Proyek Masjid IAIN Ambon Mangkrak” dan “Diduga Ada Korupsi Rp 8 Miliar di Proyek Mangkrak Masjid IAIN Ambon”. Pemberitaan tersebut tidak benar, sebab dana yang terkumpul di panitia sejak awal pembongkaran hingga pembangunan masjid Kampus IAIN Ambon baru mencapai Rp.2.025.000.000 (dua miliar dua puluh lima juta rupiah).
“Dana tersebut bersumber dari bantuan Pemerinta Provinsi Maluku senilai Rp.1.250.000.000 (satu miliar dua ratus lima puluh juta rupiah), yang diberikan dua tahap. Tahap pertama diberikan tahun 2021 senilai Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah), dan tahap kedua pada 2022 senilai Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah). Bantuan dari BTN senilai Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah). Bantuan dari Anggota DPR-RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa senilai Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). Bantuan dari Pemerintah Kota Ambon senilai Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
Sumbangan dosen dan pegawai sejak awal pembangunan sampai saat ini senilai Rp.475.000.000 (empat ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Dengan demikian, total anggaran yang terkumpul sejak awal pembangunan sampai saat ini berjumlah Rp. 2.025.000.000 (dua miliar dua puluh lima juta rupiah), bukan Rp.8.000.000.000 (delapan miliar rupiah) sebagaimana diungkapkan sumber-sumber dalam pemberitaan,” rinci Bugis kepada wartawan sebagaimana dilanjutkan ke referensimaluku.id, Kamis (18/7/2024).
Bugis merincikan lagi anggaran ini dipakai untuk pembangunan dari awal hingga saat ini. Mulai dari perencanaan, penggalian, pembuatan dan pengecoran pondasi, pembuatan dan pengecoran tiang-tiang slop, pembuatan dak dan pengecoran lantai 1, 2 dan lantai 3 sebagai penahan rangka atap dan kubbah masjid, ditambah biaya tukang dan pekerja.
“Semua kita kerjakan dengan laporan rutin ke para pimpinan. Jadi, tidak asal kerja seperti dibilang,” tegas Bugis.
Bugis menuding narasumber yang memberikan informasi dalam pemberitaan tersebut sangat menyesatkan, yang telah merugikan Karo selaku panitia, Rektor serta IAIN Ambon sebagai perguruan tinggi di mata publik. Karena, informasi narasumber tersebut tidak benar, sehingga dapat menyesatkan para pembaca.
Tiga hal tersebut bahwa; disebutkan jumlah anggaran yang telah dipakai Rp. 8.000.000.000 (delapan miliar rupiah). Sedangkan anggaran yang terkumpul baru Rp. 2.025.000.000 (dua miliar dua puluh lima juta rupiah). Artinya, informasinya tidak benar. Sumbernya berbohong kepada wartawan.
Kedua, disebutkan adanya bantuan dari Anggota DPD-RI Nono Sampono.
Sementara, Nono Sampono sejak berkunjung ke IAIN Ambon tahun lalu, sampai kini tidak memberikan bantuan 1 sen pun kepada pembangunan masjid IAIN Ambon. Jamaludin mengakui, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan kepada Nono Sampono, selaku Anggota DPD RI Dapil Maluku, namun, hingga berganti tahun, bantuan dari Nono Sampono tak kunjung dikonfirmasi ke mereka. “Betul, bahwa dulu kita layangkan surat untuk minta bantuan ke anggota DPD RI, Nono Sampono, tapi sampai saat ini, juga belum pernah beliau merespons atau memberikan bantuan 1 (satu) sen pun kepada kami,” ungkap Bugis.
Ketiga, disebutkan adanya bantuan dari Forum Alumni IAIN Ambon. Secara tegas, Jamaludin mengaku tidak pernah menerima bantuan 1 (satu) sen pun dari Forum Alumni, IAIN Ambon sejak masjid dibangun sampai saat ini, sebagaimana diberitakan. “Kalau ada alumni merasa pernah menyumbang, silahkan tanya ke Ketua Alumni saudara Abdul Manan Latuconsina,” seru Bugis.
Bugis menegaskan, karena berita ini tidak benar, dan telah memfitnah panitia, Rektor serta lembaga IAIN Ambon, maka pimpinan diminta evaluasi wartawan, karena telah menyebarkan berita bohong dan fitnah.
“Informasi dari sumber anonim pada berita tersebut, sangat menyesatkan. Isu yang diberitakan ini tidak benar. Saya sampaikan ke masyarakat Maluku bahwa informasi yang dimuat di media tersebut tidak benar. Saya siap bertanggungjawab. Informasi ini mencemarkan kami selaku panitia, IAIN Ambon sebagai institusi, serta Pak Rektor, karena nama Pak Rektor disebutkan dalam berita.”
Padahal, kata Jamaludin, Rektor terus berupaya mencari dukungan bantuan dari berbagai pihak, agar masjid tersebut dapat diselesaikan pembangunannya dalam waktu yang tidak lama,” tuding Bugis.
Terkait pembongkaran dan pembangunan masjid baru, Bugis menguraikan, diawali dari kondisi masjid saat itu. Di mana, beberapa sudut masjid telah mengalami keretakan akibat gempa yang melanda Kota Ambon. Kedua, bahwa daya tampung masjid tersebut tidak lagi refresentatif untuk seluruh warga kampus.
“Dibongkar dan dibangun baru itu sudah melewati berbagai pertimbangan. Mulai dari rapat bersama pimpinan. Diskusi dengan para tokoh kampus. Melihat estetika masjid dengan bangunan lain. Bangunan lain berdiri megah, sementara masjid tidak. Sehingga, kewajiban bagi seorang warga kampus untuk memperhatikan dan memperbaikinya. Membangun masjid baru yang lebih megah dan bernilai estetik untuk masyarakat kampus,” ujar mantan Kakanwil Maluku, yang sukses dalam pembangunan sejumlah rumah ibadah di Maluku.
Bugis berharap, media dapat secara berimbang menyampaikan kondisi pembangunan masjid, dengan melihat langsung keadaan di lapangan. Bukan mengambil informasi sesat dari narasumber anonim, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Mengakhiri keterangannya, Bugis yang didampingi Sekretaris Panitia, Hamirudin menyampaikan progres pembangunan masjid dari dana yang sudah terkumpul mencapai 35 – 40 persen. Pembangunannya telah selesai pada tahap penahan kubbah dan atap di Lantai 3. “Pengecoran berlangsung siang malam selama beberapa hari.”
Rasa syukur yang kini diterima, ungkap Bugis, atas usaha Rektor, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si, sehingga panitia telah mendapat sinyal bantuan untuk pembangunan rangka atap, atap dan kubbah Masjid dari BPKH Pusat.
Terkait keberadaan anggaran dan pembangunan, Bugis mengakui, mereka setiap saat dikawal dan dievaluasi oleh Rektor. Namun demikian, Bugis mengakui, pengawalan terbesar adalah dari Allah Swt. Karena, yang dibangun adalah Rumah Ibadah. “Inshaa Allah, kami bekerja secara ikhlas tanpa imbalan. Mudah-mudahan Allah Swt mengampuni dosa-dosa orang yang sudah memfitnah kami. Karena, sumber informasi tersebut dibilang orang kampus. Semoga dia bisa bertobat,” harap Bugis.
Untuk para alumni, Bugis mengakui ada hikmah di balik berita ini. Di mana, kalau ada alumni yang ingin menyumbang untuk pembangunan Masjid IAIN Ambon, dapat langsung diberikan ke pihak panitia. “Jangan ke pihak ketiga, seperti yang diumbar dalam berita. Tapi, kenyataannya tidak pernah diterima oleh panitia,” tutup Bugis. (Tim RM)
Discussion about this post