Referensimaluku.id.Ambon-Negara Kesatuan Republik Indonesia membuka ruang dan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap warganegara yang memehuhi syarat mencalonkan diri dalam rekrutmen calon anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Lebih dari itu proses penerimaan calon anggota Polri juga dikhususkan bagi putra-putri yang mendiami wilayah perbatasan termasuk di Kepolisian Daerah (Polda) Maluku dalam kebijakan Rekrutmen Proaktif (Repro) Calon Bintara Polri Tahun Anggaran 2023.
Ibunda salah satu calon bintara Polri yang tidak diloloskan, Nyonya Marlan da Costa/Ratuhanrasa mengungkapkan sejatinya dia menganggap rekrutmen calon anggota Polri wilayah perbatasan Maluku berlangsung adil, transparan dan obyektif, akan tetapi senyatanya semua itu jauh dari harapan kalangan tidak mampu seperti dirinya.
“Mungkin karena saya janda. Saya tidak mampu sehingga anak saya tidak diloloskan dengan alasan mengidap virus Hepatitis B padahal saya sudah periksakan anak saya di dokter di Klinik Agape serta di laboratorium Prodia dan Dinas Kesehatan Maluku di mana hasil pemeriksaannya anak saya bebas atau non reaktif Hepatitis B,” keluh da Costa kepada referensimalukuid di Ambon, Jumat (23/12/2022). Wanita Kisar, Maluku Barat Daya, ini menilai panitia penerimaan Caba Polri Polda Maluku tidak jujur dan “membunuh” kesempatan anaknya untuk berbakti bagi bangsa dan NKRI melalui patron Polri.
“Setelah saya konfirmasi hasil pemeriksaan kesehatan kedua ke Bidang Kesehatan Polda Maluku khususnya ke dokter Aris Soekirno yang bersangkutan mengatakan dirinya bukan dokter ahli. Mereka juga tak bisa membuktikan hasil yang memvonis anak saya menderita Hepatitis B. Berarti anak saya dicurangi sampai tidak diloloskan di penentuan terakhir,” ungkapnya. Da Costa menggugah Polda Maluku apakah anak seorang janda yang punya potensi dan kemauan keras tidak bisa diterima sebagai anggota Polri.
“Anak saya tidak diloloskan mungkin karena saya orang kurang,” keluhnya. Da Costa mengharapkan kearifan Kepala Polda Maluku Inspektur Polisi Lotharia Latief untuk dapat memdengar keluhan hatinya. “Saya tidak memaksa anak saya harus lolos karena saya hanya seorang janda. Saya hanya minta pak Kapolda Maluku mau bijak melihat ketidakadilan yang saat ini dialami anak saya,” serunya.
Dia juga meminta dukungan Widya Murad Ismail dan anggota DPR RI asal Sulawesi Utara Hilary Brigita Lasut untuk dapat membantu dirinya atas ketidakadilan di balik ketidaklolosan putranya masuk Polri. “Selaku sesama kaum mungkin Ibu Widya Murad Ismail dan Ibu Brigita Lasut bisa membantu saya,” tutupnya sedih. (RM-03)
Discussion about this post