Oleh : Dr. M.J. Latuconsina,S.IP,MA
Pemerhati Sosial, Ekonomi&Politik
Referensi Maluku.id,- Figur Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta adalah dua tokoh pergerakan Indonesia, yang dikemudian hari tatkala Indonesia merdeka pernah mengemban jabatan sebagai Perdana Menteri (Kepala Pemerintahan) Republik Indonesia ke-1 dan ke-3. Kedunya pernah di buang di Banda Naira, Maluku. Untuk Sjahrir publik lebih mengetahui ia adalah Perdana Menteri RI ke-1 periode 1945-1947 di era pra demokrasi parlementer, namun khusus untuk Hatta pasti ada debating dari publik bahwa ia adalah Wakil Presiden RI dan bukan Perdana Menteri RI.
Padahal dalam catatan sejarah RI Hatta adalah Perdana Menteri RI ke-3 periode 1948-1949, dimana sebelumnya jabatan ini diemban Amier Sjarifoeddin sejak 1947-1948. Sebelum kedua tokoh pergerakan kemerdekaan ini ditangkap Belanda dan di buang di Banda Naira, mereka terlebih dahulu di asingkan di Boven Digoel, Papua pada tahun 1934. Boven Digoel adalah penjara alam yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda di Papua. Kondisi penjara ini sangat tidak bersahabat, digunakan Hindia Belanda untuk mematahkan perlawanan kaum pergerakan.(Wikipedia, 2022).
***
Sehari setelah tentara pendudukan Jepang menyerbu Pulau Ambon pada 30 Januari 1942, yang dikenal dengan Pertempuran Ambon (Ambon Battle), dimana melibatkan kekuatan Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) dan tentara Australia, sebagai bagian dari penetrasi tentara negeri matahari terbit itu ke Hindia Belanda seiring dengan berkecamuknya Perang Pasifik (1941-1945), maka Pemerintah Hindia Belanda pada 31 Januari 1942 telah memerintahkan Hatta-Sjahrir yang sementara dibuang sebagai tahanan politik di Banda Naira pulang ke Pulau Jawa.
Kendaraan yang digunakan kedua pendiri bangsa ini bukanlah kapal laut atau pesawat terbang yang mendarat dan mengudara dari landasan pada lapangan terbang (lapter). Pada era itu Banda Naira belum ada sama sekali lapter, jauh dikemudian hari setelah Indonesia merdeka pada era tahun 1990-an barulah ada lapter. Pesawat terbang dimaksud adalah jenis PBY Catalina produksi The Consolidated Aircraft Corporation Amerika Serikat, yang berbasis di San Diego, California Negeri Paman Sam itu. (Wikipedia, 2022).
Pesawat ini merupakan jenis amfibi yang menjadikan air danau dan laut sebagai wahana pendaratan dan terbang tatkala pada wilayah setempat tidak ada lapter. Namun pesawat ini bisa juga mendarat dilapter, terdapat ban pada disisi kiri dan kanan bodynya sebagai instrument pendaratan di lapter. Pesawat kecil jenis PBY Catalina ini merupakan milik Dinas Militer Belanda, yang kemudian mengangkut kedua Perdana Menteri RI itu dari Banda Naira ke Pulau Jawa pada 31 Januari 1942 hingga sampai di Pulau Jawa tepatnya di Surabaya.(KPG, 2015).
Sebelumnya posisi pesawat itu berada di dermaga Banda Naira, dimana tidak hanya mengangkut kedua Perdana Menteri RI itu saja, tapi juga mengangkut lima anak angkat Sjahrir. Namun pada detik-detik menjelang keberangkatan, Catalina tak sanggup mengusung seluruh rombongan yang kelebihan 120 kilogram. Dua anak angkatnya urung berangkat, sehingga tiga saja yang berangkat bersama Sjahrir. Perjalanan Sjahrir, Hatta dengan pesawat tipe amfibi ini selama enam jam dan kemudian mendarat di Pulau Jawa tepatnya di Surabaya. (Noer Deliar, 2018). (*)
Discussion about this post