Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol Universitas Pattimura
REFMAL.ID,-AMBON- Kebanyakan para jenderal yang karir militernya bersinar memiliki mertua mantan Perwira Tinggi (Pati) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Sebut saja Jenderal Hor. Purn. Agum Gumelar mantan Danjen Kopasus memiliki mertua Jenderal Hor.Purn Achmad Tahir mantan Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi (Menparpostel) di era Orde Baru. Kemudian Jenderal Purn. Ryamizard Ryacudu mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) memiliki mertua Jenderal Purn. Tri Soetrisno mantan Wakil Presiden RI.
Berikutnya lagi Jenderal Hor. Purn. Susilo Bambang Yudhoyono mantan Presiden Republik Indonesia memiliki mertua Letnan Jenderal (Letjen) Sarwo Edhi Wibowo mantan Panglima Daerah (Pangdam) XVII/Cendrawasih, selanjutnya Menteri Pertahanan (Menhan)/Presiden RI terpilih Jenderal Hor. Purn. Prabowo Subianto memiliki mertua Jenderal Besar Soeharto mantan Presiden RI. Serta Jenderal Maruli Simanjuntak KASAD saaat ini memiliki mertua Jenderal Hor. Purn. Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves).
Masih banyak lagi Pati di jajaran TNI AD, baik itu yang masih aktif dan sudah purna tugas, yang sukses dalam karier militer dan sipil, mereka memiliki mertua adalah Pati senior yang memilki kepangkatan brigjen, mayor jenderal (mayjen), letjen sampai dengan jenderal. Para mertua dari para jenderal tersebut, tatkala aktif mereka menduduki jabatan militer dan sipil yang strategis. Bahkan para mertua dari para jenderal tersebut memiliki anak yang jenderal pula. Barangkali adigium yang pas untuk meraka adalah ”orang besar akan melahirkan orang besar”.
***
Demikian pula dengan figur Brigadir Jenderal (Brigjen) Christian Kurnianto Tehuteru (CKT), yang sejak Maret 2024 lalu mengemban jabatan sebagai Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasad Bidang Rencana Operasi (Renops). Pati TNI-AD yang berdarah Negeri Hatusua-Seram Bagian Barat (SBB) ini adalah menantu dari Brigjen Purn Frans Dewana, yang dahulunya saat masih aktif adalah Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 181/Praja Vira Tam-Sorong Papua Barat Daya ke-17 periode 1995-1997.
Mertuanya tersebut memiliki keahlian yang setara dengan Danjen Kopasus Mayjen Prabowo Subianto saat itu. Tangan dingin Kolonel Frans Dewana-lah, yang kemudian ia sukses menuntaskan penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) asal Pulau Jawa di areah pertambangan PT. Freeport Indonesia dari tangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tahun 1990-an lalu. Terlepas dari itu, banyak kalangan yang memprediksi, jika Brigjen Tuheteru suami dari Enjelina Dewana ini kedepannya akan memiliki karier militer yang bersinar.
Bukan saja lantaran ia memiliki mertua mantan jenderal bintang satu, yang dahulunya saat masih aktif di ABRI memegang jabatan militer strategis di provinsi ujung timur Indonesia tersebut. Akan tetapi Brigjen Tuheteru merupakan Pati AD berlatarbelakang infanteri, yang memiliki jenjang pendidikan militer, penugasan dan pernah menempati sejumlah jabatan strategis di lingkup TNI-AD. Jenjang pendidikan Akademi Militer (Akmil) ia tuntaskan di tahun 1993, Seskoad pada tahun 2008 dan Sesko TNI pada tahun 2016 lalu.
Sejak berpangkat letanan dua hingga letnan satu ia menduduki jabatan Danton Yonif Kostrad di tahun 1994, Danton II/A Yonif Linud 328/Dirgahayu diembannya sejak tahun 1994-1996, dan Danton I/B Yonif Linud 328/Dirgahayu diembannya sejak tahun 1996-1997. Tatkala berpangkat kapten ia menempati jabatan Kasi 1/Intel Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 1997-1999, berikutnya Danki Bantuan Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 1999-2000, dan Danki Senapan B Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 2000-2003.
Begitu pula saat berpangkat mayor ia menduduki jabatan Gumil Gol VI Depnik Pusdikif sejak 2003-2005, Kasi 2/Operasi Brigif Linud 17/Kujang I sejak 2005-2006. Hingga kemudian ia dipercayakan menjadi orang nomor dua di batalyon dengan menjadi Wadanyonif Linud 328/Dirgahayu-Depok Jawa Barat sejak 2006-2008. Ketika berpangkat letnan kolonel (letkol), Tuheteru tidak sepi dar jabatan. Bahkan ia pun menempati posisi puncak brigade dengan menjadi Danbrigif Linud 17/I-Cijantung Jakarta Timur sejak 2014-2015, selanjutnya Asops Kasdam XVII/Cenderawasih sejak 2015-2017.
Kemudian ia pulang kampung daerah asalnya Ambon dengan menempati jabatan sebagai Danrem 151/Binaiya sejak 2017-2018, Paban III/Siapsat Sopsad sejak 2018-2020, Paban VI/Operasi Dalam Negeri Sopsad sejak 2020-2022, Paban V/Kermalat ASEAN Slatad di tahun 2022. Hingga kemudian ia pecah bintang, dengan berpangkat brigjen di tahun 2022. Brigjen Tuheteru lantas dipercayakan mengemban jabatan sebagai Asops Kaskostrad sejak 2022-2024. Terakhir Brigjen Tuheteru mengalami rotasi jabatan dengan menjadi Waasops Kasad Bidang Renops, yang diembannya sejak 22 Maret 2024 lalu.
Akhirukalam, meminjang ungkapan kontemplatif Bapak Proklamator RI Bung Karno (1901-1970) bahwa, ”gantungkan cita-cita mu setinggi langit! bermimpilah setinggi langit…” Demikian juga setiap perwira memiliki impian untuk mencapai kepangkatan jenderal penuh. Kita juga yakin dan percaya Brigjen Tuheteru juga memiliki impian seperti itu. Tentu itu merupakan sesuatu yang lumrah baginya, karena ia memiliki latarbelakang pendidikan ketentaraan yang optiomal, banyak penugasan di medan tempur, dan pernah menempati sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI-AD. Ini sebagai jawaban baginya untuk meraih asa yang tepat dikemudian hari. (*)
Discussion about this post