Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol, Universitas Pattimura
”Setiap orang dapat mengatasi keadaannya dan mencapai kesuksesan jika mereka berdedikasi dan bersemangat dengan apa yang mereka lakukan.” (Nelson Mandela).
REFMAL.ID,-AMBON- Perjalanan hidup seorang figur bak roda pedati, awalnya menjadi figur yang biasa-biasa saja. Namun dikemudian hari bertransformasi menjadi figur utama di tengah-tengan warga masyarakat, dengan menduduki jabatan publik. Salah satu diantaranya dengan mengemban jabatan sebagai Gubernur. Hal inilah yang dialami sosok Ir. H.M. Al Yasin Ali, M.M.T, ia mulanya adalah figur yang biasa-biasa saja. Sedikit-demi sedikit karier birokrat dan politiknya merangkak naik, hingga ia sukses menjadi Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Provinsi Maluku Utara.
M. Al Yasin Ali dilahirkan di Weda, Halmahera Tengah, Kabupaten Maluku Utara pada 25 Mei 1958. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan H. Ali Ibrahim (alm) dan Hj. Arfah. Ketika menginjak usia sekolah, M. Al Yasin Ali hijrah ke Kota Ambon, di ibu kota Provinsi Maluku ini, ia tinggal bersama paman dan bibinya. M. Al Yasin Ali mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Gereja Protestan Maluku Nania Ambon, ia lantas melanjutkan ke Sekolah Teknik (ST) Negeri 1 Ambon, dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri 1 Ambon hingga menyelesaiakan studinya pada tahun 1979.
M. Al Yasin Ali lantas hengkang ke Kota Anging Mamiri, Makassar untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia meraih gelar sarjana lokal pada tahun 1986. Selanjutnya meraih gelar insinyur melalui ujian negara pada tahun 1989 dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Di kota yang terletak di bagian selatan Celebes Island ini, ia bertemu dengan tambatan hatinya Muttiara T, yang kemudian menjadi istrinya. Pasangan ini dikaruniai enam orang putri yaitu ; Astri Tiarasari, Arina Pebriyana, Arini Pebriyani, Arwindah Citra Tidora, Athiyah Bashira, dan Athirah Bahira.(Wikipedia, 2024).
Rupanya ia tidak menghabiskan waktunya lama di kota yang memiliki motto, ”sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai” ini. M. Al Yasin Ali memilih pulang ke kampung halamannya di Tidore, Halmahera Tengah. Di kabupaten asalnya tersebut, ia kemudian benar-benar mengaplikasikan ilmunya, dimana pada tahun 1986 bekerja PT. Hijrah Nusatama, yang bergerak dalam bidang konstruksi. Tak puas dengan bekerja di dunia konstruksi, M. Al Yasin Ali kemudian beralih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana sejak tahun 1990 ia adalah PNS pada Departemen Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Halmahera Tengah. (Malutprov, 2024).
Sedikit demi sedikt karier birokrasinya mulai menanjak, dimana pada tahun 1993 ia dipercayakan mengemban jabatan sebagai Pj. Kepala Seksi Penyehatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Halmahera Tengah. Hingga kemudian di tahun 1996, ia dipercayakan menduduki jabatan yang lebih tinggi sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Halmahera Tengah. Selanjutnya M. Al Yasin Ali menempati jabatan strategis, yakni sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Halmahera Tengah.
Karier birokrat yang cukup panjang, dan matang dalam manajemen birokrasi, menjadi pengalaman berharga bagi M. Al Yasin Ali. Ia pun memutuskan terjun dalam pentas politik, dengan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung serentak gelombang kedua tahun 2007 di kabupaten yang memiliki motto ”Fagogoru, Failcino, Faisayang”. Dalam Pilkada langsung tersebut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini maju sebagai Calon Bupati (Cabub). Ia berpasangan dengan Gawi Abbas sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabub). Kerja-kerja politik mereka menuai hasil positif, dimana mereka sukses memenangkan Pilkada langsung tersebut. (Wikipedia, 2024).
Tatkala duet pasangan ini memimpinan daerahnya, ibu kota kabupaten Halmahera Tengah yakni Weda, masih jauh dari kelayakan pembangunannya. Tangan dingin kedua pasangan ini-lah, Weda kemudian mengalami perubahan dari aspek infrastruktur, yang begitu cepat dan indah. Kedua pimpinan daerah ini kemudian mendorong pembangunan dari berbagai aspek di Halmahera Tengah. Periode pertama kepemimpinan mereka, Halmahera Tengah yang beribu Kota di Weda pun mulai dikenal dikancah nasional maupun internasional.
Meskipun kedua pasangan ini sukses memimpin daerah penghasil nikel terbesar di tanah air tersebut, ternyata kebersamaan itu tidak dilanjutkan untuk berpasangan dalam memimpin Kabupaten Halmahera Tengah pada periode kedua. Pasalnya pada Pilkada langsung Kabupaten Halmahera Tengah di tahun 2012 M. Al Yasin Ali tetap tampil sebagai Cabub, dimana ia tidak berpasangan lagi dengan Gawi Abbas sebagai Cawabub. Tapi ia berpasangan dengan Soksi Haji Ahmad sebagai Cawabub. Tak sia-sia upaya politiknya, dimana bersama pasangannya yang juga merupakan politikus PDIP ini pun sukses memenangkan Pilkada langsung di Kabupaten Halmahera Tengah tersebut.(Mimbar Timur, 2023).
Priode kedua menjabat sebagai Bupati, M. Al Yasin Ali bersama pasangan Wakil Bupati Soksi Haji Ahmad berupaya meningkatkan pembangunan insprastruktur dan kesejahteraan di Halmahera Tengah. Sampai kemudian kedua pimpinan ini menuntaskan masa jabatan mereka sebagai Bupati dan Wakil Bupati di tahun 2017 lalu. Meskipun berakhir jabatan M. Al Yasin Ali sebagai kepala daerah, bukan berarti tamat sudah karier politiknya. Pasalnya setahun kemudian saat perhelatan Pilkada langsung Provinsi Maluku Utara di tahun 2018, ia dilirik oleh mantan politikus Partai Keadilan (PK) K.H. Abdul Gani Kasuba, Lc, untuk maju dalam ajang demokrasi lokal tersebut.
Namun posisinya kali ini sebagai secon leader, dengan maju sebagai Calon Wakil Gubernur (Cagub), sementara Abdul Gani Kasuba tampil sebagai Calon Gubernur (Cagub). Rupanya keberuntungan masih berpihak kepadanya, dimana mereka memenangkan Pilkada langsung di provinsi yang memiliki motto ”Marimoi Ngone Future” itu. Pasangan ini mengungguli pasangan Ahmad Hidayat Mus-Rivai Umar, Burhan Abdurahman-Ishak Jamaluddin, dan pasangan Muhammad Kasuba-Madjid Husen.(Wikipedia, 2024).
Dalam perjalanan pemerintahan Abdul Gani Kasuba dan M. Al Yasin Ali berjalan langgeng, tanpa adanya masalah yang menganggu pemerintahan mereka. Tapi kemudian sesuatu diluar dugaan, pada 19 Desember 2023 pasangan gubernurnya tersebut ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dimana Abdul Gani Kasuba terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT). Nasib buruk dialami pasangannya, namun lain bagi M. Al Yasin Ali selaku Wakil Gubernur yang bernasib baik. M. Al Yasin Ali kemudian di tunjuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada tanggal 21 Desember sebagai PLT Gubernur Provinsi Maluku Utara. (Kompas, 2023).
Terpaut sepuluh hari lagi yakni, pada 10 Mei 2024 mendatang masa jabatan M. Al Yasin Ali sebagai PLT Gubernur Provinsi Maluku Utara akan berakhir. Meskipun penuh dengan dinamika dimasa pemerintahannya, dengan ia mengotak-atik birokrasi pemerintahannya, dimana menuai protes publik. Namun alumni STM 1 Ambon ini mampu melewatinya. Upayanya tersebut, selaras dengan qoutes leadership Nelson Mandela (1918-2013), seorang revolusiner anti Apartheid dari Afrika Selatan bahwa, “setiap orang dapat mengatasi keadaannya dan mencapai kesuksesan jika mereka berdedikasi dan bersemangat dengan apa yang mereka lakukan.” (*)
Discussion about this post