Referensimaluku.id.Ambon — Kepala Puskesmas Perawatan (Kapusper) Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, NT dinilai tidak transparan tentang dana Vaksinasi yang bersumber dari Dana BOK Puskesmas.
Berdasarkan data dari Bendahara BOK bahwa POA vaksinasi April sampai dengan Mei ada sejumlah Dana Vaksinasi yang masuk untuk pembiayaan operasional tenaga vaksinator Puskesmas Perawatan Pelauw yang berjumlah 6 orang. Saat Pembagaian Dana tersebut pimpinan puskesmas terkesan tidak transparan karena asal bagi saja tanpa ada perincian yang jelas. saat dimintai penjelasan tentang rincian setiap tenaga yang bekerja malah tidak di jelaskan secara pasti terkait pembagian dana tersebut secara terperinci, ujar sumber yang tidak mau namanya di sebutkan kepada Referensimaluku.id, di Ambon, Selasa (23/8/2022).
Ia katakan, hal yang sangat aneh terlihat pada pembagian dana di Bulan Mei. Pada saat dimintai penjelasan di rapat internal pimpinan dan tim yang lain untuk menjelaskan hal ini alasan Pimpinan Puskesmas dikarenakan dokter dan salah satu tim vaksin Ners RM tidak mengikuti kegiatan vaksinasi saat beberapa kali ketika mereka turun ke desa Hulaliu. Kegiatan ini dinilainya terkesan sembunyi-sembunyi karena tidak ada konfirmasi ke dokter dan Ners RM sebelumnya padahal mereka berdua juga bagian dari tim Vaksinator.
Menurutnya, Pimpinan Puskesmas dinilai terkesan membuat alasan sendiri. hal itu di buktikan dengan penyampaiannya kepada tim vaksinator bahwa mereka berdua tak akan bisa ikut kegiatan dikarenakan kondisi konflik antar desa yang baru-baru ini terjadi padahal faktanya pada saat itu kondisi sudah kondusif dan masyarakat antar desa di pulau haruku sudah mulai beraktivitas seperti biasanya dan saat itu sudah beberapa hari aktivitas di puskesmas dilakukan karena sudah mulai normal dan seluruh tim vaksinator sudah aktif bertugas di PKM.
Selain tentang dokter pimpinan puskesmas itu terkait dengan alasan lain dikarenakan salah satu Ners dalam keadaan hamil tua padahal mendekati masa bersalin pun beliau tetap aktif melakukan kegiatan vaksinasi. Ini bukan soal Dana tapi soal transparansi pengelolaan kegiatan vaksinasi, ujarnya.
Menurutnya, alasan ini terlalu mengada-ada dan tidak bisa diterima karena saat kondisi konflik pun kegiatan vaksinasi tetap berjalan demi pencapaian target dimana pimpinan membuat tim utuh melebur menjadi beberpa tim di antaranya tim Vaksinator yang bertugas di wilayah Pelauw sampai ke Hulaliu dan tim yang lain bertugas mulai dari Kailolo sampai ke Rohomoni dimana yang bertugas dan menjalankan tugas dari Kailolo sampai ke Rohomoni adalah dokter dan perawat Ners RM dan tugas itupun di emban dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal itu bisa di buktikan dengan kegiatan vaksinasi yang di lakukan di masyarakat umum dan sekolah-sekolah. Silahkan di cek absensi dan dokumentasinya jelas, kesalnya.
Hal yang menjadi pertanyaan apakah alasan tidak diberlakukan pembagian itu saat vaksin tiba pada tanggal 31-05-2022 Padahal dengan jumlah stok yang sangat banyak bisa memenuhi kebutuhan vaksinasi masyarakat di Desa lain. Menurutnya, jika vaksin itu di sampaikan pada tim vaksinator yang lain maka langsung bisa di lakukan vaksinasi lanjutan di desa sasaran.
Berdasarkan berita Acara stok vaksin PKM Perawatan Pelauw yang masuk pada tanggal 31-05-2022, Jumlah vaksin yang masuk diantaranya Jenis Vaksin
Jumlah (Vial) Masa expired Astrazeneca
50 Vial 5 Juni 2022
Pfizer 100 Vial Juni 2022
Coronavac 500 Vial
23 agustus 2022
Moderna 30 Vial 15 Juni 2022
Namun saya, baru mengetahui adanya vaksin masuk ketika vaksin astrazeneca sudah expired dan ternyata Tim yang lain sudah turun di Desa Hulaliu tanpa ada pemberitahuan kepada Dokter SN dan Ners RM dengan alih-alih alasan sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kesalnya.
Padahal jika ditelusuri dan sudah pernah di sampaikan bahwa jika ada vaksin yang masuk mohon konfirmasi untuk desa Kailolo karena banyak yang masih belum vaksin kedua menggunakan Astrazeneca maupun Pfizer, serta Anak sekolah di desa Rohomoni dan Kailolo pun belum dilakukan vaksinasi kedua sampai sekarang (20/8/2022). Dia menilai sikap pimpinan Puskesmas itu terkesan diskriminatif dan menyeret persoalan lain dalam tugas kedinasan, ujarnya.
Jika sikap sedemikian terus terjadi, dia menilai akan berdampak nyata pada masyarakat penerima vaksin di beberapa desa, salah satu contoh masyarakat desa Kailolo. Ada sekitar lebih dari 300 orang masyarakat umum maupun anak sekolah yang terancam drop out bahkan sudah masuk kategori drop out karena sikap pimpinan yang tidak transparan terhadap vaksin yang sudah masuk, jelasnya.
Alasan lain tidak dilakukan kegiatan di lapangan di karenakan insturksi pimpinan PKM Perawatan Pelauw yang mendapat info dari tim vaksin lain tanpa berkomunikasi dengan Dinkes setempat. Hal ini dibuktikan ketika tanggal 29 Juni 2022 kami menghubungi salah satu Penanggung Jawab Imunisasi di Dinas Kesehatan Maluku Tengah Via Whatsapp.
Dari isi chattingan yang ada, dijelaskan bahwa kegiatan vaksinasi tetap masih bisa dilaksanakan asal ada sasaran masyarakat yang siap di vaksin. Hal ini di komunikasikan juga dengan pimpinan namun menurut beliau akan diadakan nanti setelah kegiatan BIAN, namun faktanya sampai sekarang sampai tiba vaksin baru coronavac sebanyak 300 Vial yang akan expired tanggal 24 agustus ini.
ketika sudah di bahas dalam rapat serta menjadi perbincangan di internal Puskesmas barulah pimpinan terjun langsung untuk melakukan vaksinasi di Desa Rohomoni tanpa diketahui 2 anggota tim Vaksinasi NS RM dan Dokter SN.
Yang jelas, kegiatan tersebut dilakukan setelah di perselisihkan diinternal dan itupun tanpa sepengetahuan tim vaksinator yang lain (NS RM dan Dokter SN yg baru resmi diterima surat Pernyataan mundur dari TIM vaksinasi oleh kadis kesehatan dinkes Malteng per tanggal 22 Agustus 2022 tutupnya.(RM-04)
Discussion about this post