Referensimaluku.Id.Ambon-Persoalan menu tak seimbang, tak sesuai kebutuhan dan tak sesuai rasa atlet masih menghantui persiapan kontingen Maluku menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada Oktober 2021. Semenjak pemberitaan menu bubur menado, ikan asin dan tahu isi viral di media sosial, pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku buru-buru membela diri. Komisi IV DPRD Provinsi Maluku langsung turun lapangan dan didapati fakta pemberian menu atlet dan sesuai daftar atlet.
Pengurus KONI Maluku meminta perlindungan ke Wakil Gubernur Barnabas Orno. Orang nomor dua Maluku selaku Chief de Mission (CdM) kontingen PON XX Maluku angkat bicara dan berupaya menenangkan hati masyarakat olahraga. Pengelola katering tak pernah disentil atas kesengajaan tersebut.
Setelah menu bubur menado diatasi, atlet merasa tak nyaman karena setiap mau makan diawasi pengelola katering. “Kok Katong mau makan dong dari katering lihat-lihat Katong. Katong lapar mau makan lebih sudah malu hati timba makanan lai e,” keluh beberapa atlet Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XX Maluku kepada referensimaluku melalui pesan WhatsApp, Selasa (10/8/2021).
Saat ini, kata sumber-sumber tak resmi di Pelatda PON XX Maluku, pengelola katering memberi makanan berupa sepotong daging ayam goreng, sayur kacang panjang tumis dan nasi putih tanpa sup atau makanan basah. “Katong makang makanan rasa mau muntah karena seng ada sup, telur dan susu,” keluh para atlet.
Pemerhati olahraga Maluku Joses dos Santos mengecam Satuan Tugas (Satgas) Pelatda PON XX Maluku yang masih memberikan menu makanan tak sesuai selera dan keseimbangan gizi atlet. “Kalau menu macam sekarang mungkin cocok untuk atlet tingkat kota dan kabupaten, tapi tidak layak bagi atlet yang mau membela Maluku di PON Papua. KONI Maluku dan Satgas Pelatda kok tak gubris kritikan-kritikan selama ini,” heran Joses yang juga Ketua Forum Penyelamat Olahraga Maluku (FPOM) di akun fesbuknya, pagi tadi.
Kamarudin Bolat, Pemuda Muhamadyah Maluku menuding pengelola katering tak becus. “Jangan pakai alasan ada refocusing anggaran. Ini bicara keterbukaan dan kejujuran mengelola dana atlet,” kritiknya. (RM-04/RM-06).
Discussion about this post