REFMAL. ID, Ambon – Bank Pembangunan Daerah Maluku (BPDM) dan Maluku Utara tak pernah lepas dari pemberitaan miring. Praktik pancuri kepeng negara sering terdengar di telinga publik sampai-sampai ada plesetan BPDM artinya Bank Penuh Dengan Masalah. Yang dipercayakan pemegang saham dalam jabatan Direksi kebanyakan oknum-oknum berwatak “pancuri kepeng negara”.
Bukan rahasia umum jika telah ada sejumlah pejabat BPDM dan Maluku Utara yang disidangkan dan menjadi terpidana kasus “tou” (mencuri) kepeng negara. Kasus terkini yang lagi disoroti khalayak adalah persoalan pengadaan baju seragam hingga bonus tak wajar yang diterima oleh jajaran direksi dan komisrais di awal 2025.
Dugaan praktik “pancuri kepeng negara” juga menyeruak di balik Perjalanan Dinas yang tak wajar jajaran Direksi di bank milik rakyat Maluku dan Maluku Utara itu. Bahkan diduga untuk perjalanan dinas seorang Direktur Utama dalam satu tahun mencapai lebih kurang Rp1 miliar.
Dugaan perjalanan dinas tak wajar Dirut BPDM dan Maluku Utara ini diduga telah berlangsung sejak 2022 hingga 2024. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa disebut telah mengtehaui dugaan kejahatan di dunia perbankan tersebut.
“Gubernur (Maluku) Pak Hendrik Lewerissa sudah tahu masalah ini,” ungkap sumber internal Bank Maluku dan Maluku Utara kepada media siber ini, Rabu (18/3/2025).
Sumber itu menyebutkan dugaan praktik perjalanan dinas tak wajar Dirut Bank Maluku dan Maluku Utara itu membuat geram Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa saat suksesor Murad Ismail ini hendak melakukan buka puasa bersama dengan keluarga besar bank berplat merah itu, Selasa (11/3).
“Itu sebelum buka puasa gubernur Maluku lakukan pertemuan dengan para jajaran direksi dan komisaris. Di pertemuan itu, gubernur mengatakan segera selesaikan,” ujar sumber mengutip materi pertemuan itu.
Sementara sumber lain juga mengakui adanya dugaan perjalan dinas tak wajar Direksi Bank Maluku dan Maluku Utara. Menurut sumber itu lagi, saat ini di bagian divisi hukum sedang mengkaji masalah perjalanan dinas tersebut. “Ia, itu ada. Sementara kita kaji,” akui sumber.
Menyikapi dugaan tersebut, Direktur Kepatuhan Bank Maluku – Malut, Abidin menampik dugaan tersebut. Namun, Abdin mengakui jika adanya pertemuan dengan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa sebelum dilakukan buka puasa bersama saat itu.
“Kalau itu, ya, saya tak tahu. Tapi, hari itu memang ada pertemuan dengan pak Gubernur Maluku di ruang rapat sebelum buka puasa,”ujarnya.
Soal perjalanan dinas, Abidin beralasan jika perjalan dinas merupakan suatu keharusan. “Ya, kalau perjalanan dinas itu pasti dilakukan. Harus rapat dengan OJK, tiba-tiba di Jakarta atau laiinya yang urgen pasti dilakukan. Tapi soal dugaan seperti yang itu, saya tak tahu. Nanti baiknya langsung dengan pak Direktur Utama saja,” kelit Abidin menutup pembicaraan dengan wartawan. (RM-02)
Discussion about this post