REFMALID,-Ambon – Dugaan pungutan liar di loket penjualan tiket di pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah yang dilakukan oleh oknum karyawan PT Pelayaran Dharma Indah terhadap masyarakat yang bepergian ke Masohi,ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) telah lama meresahkan dan menyusahkan masyarakat calon penumpang.
Manajemen PT Pelayaran Dharma Indah terkesan membiarkan praktik itu terus dilakukan. Pasalnya, praktik pungli itu dilakukan saat penumpang membeli tiket pelayaran trayek Tulehu – Amahai.
“Iya kemarin, Sabtu (4/1/2025) katong (saya) beli tiket untuk dua orang, beta (saya) tanya berapa harga tiket tujuan Tulehu – Amahai. Petugas bilang 300 ribu. Padahal di dalam tiket tersebut sudah terterah dengan harga satu buah tiket Rp.148.000 ribu perorang, “kata salah satu calon penumpang Zainap kepada media ini, Minggu (5/1/2025).
“Kalau katong (kami) kasih uang Rp.150 ribu, mereka seng (tidak) kembali uang 2.000 lai. Kalau mereka tidak kembali uang sisa berarti mereka sudah melakukan pungutan Rp. 2.000 rupiah per setiap penumpang.
Mislanya, yang berangkat 200 orang penumpang dikali Rp 2.000 sudah Rp. 400.000 ribu dikali dengan 30 hari sudah Rp. 12 juta. Kalau pungutan ini terus dibiarkan, maka ini sebuah tindakan kejahatan penggelapan,” ungkapnya.
“Kalau memangnya tidak ada uang kecil atau ada sumbangan begitu, harus bicara yang jelas supaya penumpang bisa tahu sisa Rp 2.000 itu untuk sumbangan. Jangan langsung patokan Rp 150 ribu, kemudian sisa Rp 2.000 itu kalian ambil,” protesnya.
Oleh karena itu, Zainab meminta kepada Direktur PT Pelayaran Dharma Indah Johny de Queljoe alias Siong untuk mengevaluasi oknum petugas yang sudah melakukan pungutan liar di loket penjualan tiket cabang Tulehu.
“Kami harap juga kepada pihak Kepolisian agar segera menyelidiki oknum petugas yang menjual tiket tersebut. Karena ini bukan saja dilakukan pada kami, tetapi kami menduga pungutan liar ini pasti sudah lama dilakukan dan telah menyusahkan banyak orang,” desaknya.
Sementara itu, Siong yang coba dikonfirmasi tidak berada di tempat. “Bapak tidak ke kantor bung,” kilah salah satu karyawan PT. Pelayaean Dharma Indah. (RM-04)
Discussion about this post