REFERENSIMALUKUID,-AMBON-Sarikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Ambon menuding pengusuran lapak yang dibangun pedagang pasar Mardika oleh PT Bumi Perkasa Timur merupakan bagian konspirasi Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Provinsi Maluku. Dalih penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena bahwa lapak yang didirikan oleh pedagang pasar Mardika sama sekali tidak diketahui Pemkot Ambon membuka tabir itu. “Alasan tersebut menunjukkan bahwa Pemkot Ambon seakan-akan menarik diri dan tidak ambil pusing masalah pengusuran lebih kurang 300 unit lapak yang dibangun Pedagang pasar Mardika tersebut,” beber Ketua Umum SEMMI Cabang Ambon Heder Hayoto kepada pers di Ambon, Kamis (2/3/2023).
“Bagaimana bisa suatu kebijakan yang dilakukan dalam kekuasaan Pemkot Ambon dan hal itu tidak sama sekali diketahui Pemkot Ambon sendiri,” tandasnya. Hayoto menegaskan pihaknya mengutuk keras konspirasi yang sengaja dimainkan PT Bumi Perkasa Timur dan Pemkot Ambon maupun Pemprov Maluku. “Kami mendesak pihak terkait agar segera membayar ganti rugi pada pedagang Pasar Mardika yang lapaknya digusur karena penggusuran lapak tersebut memberikan dampak besar serta kerugian besar terhadap pedagang pasar di Mardika di mana mata pencarian para pedagang putus”. “Ketika Pemkot tidak memberikan solusi yang menguntungkan bagi para pedagang di pasar Mardika, maka ini menunjukkan bahwa penjabat walikota Ambon (Bodewin Wattimena) miskin gagasan, tidak berkompeten serta tidak bijaksana dalam mengambil keputusan”.
Menurut Hayoto masyarakat kota Ambon dalam hal ini para sopir angkut dan juga para pedagang pasar Mardika seakan-akan dijadikan korban dan bisa dibilang menjadi tumbal atas hasrat dan nafsu serakah Pemkot Ambon dan Pemprov Maluku di balik kebijakan pembangunan lapak di dalam terminal Mardika. Pasalnya, terminal tersebut akan bertambah sesak dan aktivitas angkut muat penumpang kian terganggu. “Lantas kepentingan siapa yang harus diprioritaskan, nampaknya Penjabat walikota Ambon tidak menyelesaikan masalah justru mendatangkan masalah di atas masalah,”.
Hayoto menyatakan pembongkaran Lapak sebenarnya dimaksudkan untuk meminimalisir sampah serta kotoran di bawah selokan sekitarnya. Namun senyatanya penjabat walikota Ambon , menciptakan masalah di atas masalah, bukan solusi atau jalan keluar yang baik dan tidak efektif.
“Olehnya kami Sarikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kota Ambon juga mengimbau para sopir angkot dan juga para pedagang pasar Mardika agar tetap melawan kebijakan Pemkot Ambon yang menyengsarakan serta menindas ini. Mari sama sama terus berjuang serta menuntut keadilan pada Pemkot Ambon, Pemprov Maluku dan PT Bumi Perkasa Timur agar secepatnya mengganti rugi ke para pedagang yang lapaknya dibongkar,” serunya. “Kami juga meminta penjabat walikota Ambon tidak boleh sembunyikan tangan dari pengusuran Lapak di pasar Mardika.Pemkot Ambon dengan berbagai macam persoalan yang belum diselesaikan melalui program prioritas hal ini menandakan bahwa Penjabat walikota Ambon telah meninggalkan jejak rekam yang tidak menjanjikan”. “Olehnya itu eksistensi Sarikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) merupakan mitra kritis pemerintah untuk menjaga sehatnya demokrasi, dan kami juga hadir mengontrol kebijakan pemerintah agar bertindak secara adil dan bijaksana,” tutupnya. (RM-03/RM-05)
Discussion about this post