REFERENSIMALUKU.ID,-AMBON- Kadang seperti joke politik yang mengalir begitu saja di tengah antusiame warga masyarakat melakukan protes dalam bentuk demonstrasi terhadap Gubernur. Ada saja hal-hal diluar dugaan kita, yang pada akhirnya membuat urat nadi publik menjadi fres kembali, setelah mengalami ketegangan hampir sepanjang masa menghadapi Kepala Daerah yang sering dibuat “kesal” dengan protes dalam bentuk demonstrasi, dimana kembali membalasnya dengan kata-kata yang tidak bersahabat.
Hal ini terjadi tatkala ratusan sopir angkutan kota (Angkot) berbagai jurusan yang tergabung dalam Asosiasi Sopir Angkot Kota (ASKA) Ambon menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Provinsi Maluku, pada Rabu (22/2/2023) lalu. Antuasiasnya para sopir angkot itu begitu tinggi, sehingga menyebut nama Gubernur pun dengan nama dan marga “Murad Latuconsina”.
Kejadian salah menyebut fam dari Gubernur tersebut sempat viral jaringan sosial (Jansos) Tik Tok, dan mengundang reaksi warga Kota Ambon, dengan menertawakan aksi demonstrasi para sopir angkot tersebut. Warga Kota Ambon tidak lagi fokus dengan substansi demokstrasi dari para sopir angkot tersebut. Namun fokusnya pada salah ucap fam dari Gubernur.
Rata-rata kata warga Kota Ambon menilai pimpinan demonstrasi sopir angkot tersebut terlampau bersemangat sampai salah menyebut fam dari Gubernur. Tapi ada juga pengurus teras ASKA yang menyebut dengan sinis mengatakan bahwa, pimpinan demokstrasi dari sopir angkot tersebut tidak mengenal Gubernur-nya.
Pendapat pertama barangkali yang paling masuk akal, dimana pimpinan demokstrasi dari sopir angkot tersebut terlalu bersemangat hingga salah menyebut fam Gubernur. Namun pendapat kedua cenderung sinis dan memiliki tendensi politik yang berlebihan bahwa, pimpinan demokstrasi dari sopir angkot tersebut tidak mengenal Gubernur-nya.
Meskipun salah ucap fam Gubernur dan sudah dianggap joke politik, tapi kedepan ada baiknya organisasi yang menaungi sopir angkota di kota yang bertajuk manise ini, perlu melakukan evaluasi terhadap demonstrasi yang berujung pada salah ucap fam Gubernur tersebut, dengan penyebutan pejabat teras di provinsi seribu pulau ini dengan benar.
Hal ini akan bermuara pada fokusnya publik di Kota Ambon terhadap tuntutan dalam demonstrasi tersebut. Bukan sebaliknya membuat suatu blunder dengan salah ucap fam Gubernur, yang pada akhirnya warga Kota Ambon lebih fokus pada salah penyebutan nama Gubernur tersebut, dengan menertawakan ulah para sopir beramai-ramai yang dipublis di media sosial (Medsos) dan jansos.
Intinya para pimpinan organisasi yang menaungi sopir angkot di Kota Ambon tersebut benar-benar memperjuangkan kepentingan mereka, dimana tidak menggunakannya sebagai panggung politik sesaat, yang pada akhirnya mencelekai mereka sendiri dengan salah ucap fam Gubernur tersebut. Namun apapun konten demonstrasi mereka patut dihargai demi terlaksanannya pelayanan publik dibidang angkutan umum yang lebih baik lagi.(RM-06)
Discussion about this post