Referensi Maluku.id, AMBON– Upaya menciptakan harmonisasi umat beragama di Provinsi Maluku terus dilakukan melalui gerakan Moderasi Beragama, kali ini Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H. Yamin, S.Ag, kembali tampil bersama mengandeng Forum Kerukunan Umat Berahgama Provinsi Maluku, merealisasikan program prioritas kementerian agama ini di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Sabtu (27/05).
Dalam kegiatan yang diikuti masyarakat lintas agama di kabupaten dengan julukan Saka Mese Nusa ini, dihadiri Kepala Kemenag Kabupaten SBB, H. Hanafi Kasim, dan Wakil Ketua FKUB Provinsi Maluku, Drs H. Abdul Kadir EL M.Si, Ketua Dhrama Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, H. Wulida Tamher Yamin, Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, H. M. Yasir Rumadaul, S.Ag, M.Pd. Kepala Bidanf Bimas Kristen Kemenag Maluku, Nansij Latuheru dan Koordinator Subag Umum dan Humas Kemenag Maluku, Abd Karim Rahantan, S.Ag, M.Pd.I.
Dalam sambutanya, Yamin mengatakan, Masyarakat yang hidup di provinsi Maluku adalah masyarakat beragam budaya, keragamannya pun mencakup perbedaan budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi dan sebagainya. Dalam masyarakat multibudaya yang demikian, sering terjadi ketegangan dan konflik antar kelompok budaya dan berdampak pada keharmonisan hidup.
“Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Jika dielaborasi lebih lanjut, ada alasan utama mengapa kita perlu moderasi beragama yakni esensi kehadiran agama adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan.” tutur yamin.
Dijelaskan ada empat indikator utama moderasi beragama, yaitu pertama komitmen Kebangsaan artinya meletakan kepetingan bangsa dan negara diatas kepetingan pribadi dan golongan, kedua Anti kekerasan poin ini bermakna mengutamakan dialog baik secara internal mapun eskternal umat beragama. Jika ada problem sosial maka utamakan pendekatan soft approach cara lunak untuk menyelesaikan masalah tanpa melahirkana masalah baru, ini harus kita terapkan dalam lingkungan kita.
Ketiga Toleransi beragama, Moderasi beragama menutun sebuah sikap untuk saling menghargai, menghormati, penganut kepercayaan lain yang berbeda keyakinan dengan. Jika ada yang beribadah di geraja dan masjid, maka kita haru menghormati itu, Ingat kita berbeda tapi itu adalah kekuatan kita sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman agama suku ras mapun gologan,” ujar Yamin.
” Dan yang ke empat kearifan lokak atau lokal wisdom, sebagai sebagai masyarakat Maluku secara kultur memiliki akar budaya hidup persaudaraan yang sangat kuat. Budaya Pela Gandong dengan simbolisasi Ale Rasa Beta Rasa ini perlu lestarikan sebagai kekuatan Moderasi Beragama di masing-masing provinsi,” jelas Yamin.
Lewat Kegiatan ini hasilnya dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan FKUB. Sebagai daerah adminstratif pemerintah kabupaten SBB daerah mempunyai penduduk dengan keyakinan agama yang berbeda, seluruh stakeholder di wilayah ini harus terus menjaga agar kondisi masyarakat tetap kondusif.
Pada akhirnya saya memberikan apresiasi, atas terlaksananya kegiatan ini, semoga melalui kegiatan dialog Forum Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Seram Bagian Barat, akan menghasilkan rumusan pemikiran yang baik dari masyarakat lintas agama untuk menjaga dan kemajuan negeri ini, sebagai perwujudan dari artikulasi SAKA MESE NUSA semangat bersama hidup orang basudara. (RM-05)
Discussion about this post