Referensimaluku.id.Ambon-Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ambon tak lebih dari manajemen lintah darat. Brengsek. Hanya mematok tagihan berdasarkan perhitungan sendiri alias tak pernah melihat angka meteren air di rumah pelanggan.
Kasus ini ikut menimpa salah satu warga RT.11/RW.04 Desa Halong, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Rony Samloy, S.H. “Selama Januari 2022 sampai April 2022 tagihan air di rumah saya yang saya bayarkan hanya Rp 17.000, tapi saya kaget waktu mau bayar bulan Mei 2022 karena tagihan air naik menjadi Rp 240.000. saya kaget karena di rumah saya kosong tak ada orang dan air dimatikan.
Saya lalu komplain ke petugas di PDAM Rayon Halong nama Ibu Chey tapi kata petugas dia hanya tangani pembayaran dan kalau komplain ke kantor pusat,” ucap Samloy yang juga jurnalis dan advokat ini kepada refetensimalukuid, Selasa (31/5/2022).
Samloy menegaskan dirinya sempat mempertanyakan mekanisme perhitungan rekening jika air tidak dijalankan. “Yang saya yakin bayar seperti semula yakni Rp 17.000 tapi waktu petuga s bilang angka baru saya kaget.
Karena takut terlambat waktu saya bayar saja sambil memikirkan nelayangkan somasi ke PDAM Ambon,” paparnya. Samloy menuding PDAM Ambon telah menetapkan manajemen lintah darat dengan mengorbankan pelanggan air.
“Tadi waktu saya bayar di loket juga ada seorang ibu yang heran rekeningnya naik dari Rp 450.000 ke Rp.750.000. Ini lintah darat,” kecamnya. Selain melayangkan somasi, Samloy menegaskan akan mengadukan hal ini ke DPRD Kota Ambon. “Saya akan Surati DPRD Kota Ambon untuk mengundang pimpinan PDAM Ambon mengklarifikasi hal ini,” pungkasnya. (RM-03/RM-05)
Discussion about this post