Referensi Maluku.id,-Ambon-Ada fenomena Samson vs Goliat di tubuh Dewan Pimpina Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (PG) Provinsi Maluku, Samson dimaksud yakni, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PG Provinsi Maluku, Subhan Pattimahu melawan Goliat, yang tak lain adalah bosnya sendiri Ketua DPD PG Provinsi Maluku, Ramli Umasugi.
Perlawanan polik ini ditandai dengan upaya Pattimahu melengserkan bosnya Umasugi selaku Ketua DPD PG Provinsi Maluku, yang dilakukan melalui rapat pleno yang dihadiri sekitar 50 orang pengurus DPD PG Provinsi Maluku pada Sabtu (14/05) lalu. Menurutnya rapat pleno yang diambil dengan lengsernya Umasugi merupakan akumulasi dari semua permasalahan internal yang tidak mampu dapat diselesaikan dan terkesan dibiarkan.
Diantara berbagai permasalahan internal PG Provinsi Maluku di maksud yakni, adalah permasalahan musyawarah DPD II Kabupaten/Kota Maluku, yang diselesaikan di Mahkamah Partai. Bahkan ada putusan Mahkamah Partai yang telah dikeluarkan, namun Umasugi tidak menjalankan putusan dari Mahkamah Partai tersebut.
Begitu pula konflik internal yang menderah DPD PG Provinsi Maluku, tapi tidak diselesaikan oleh Umasugi. Ada pula persaoalan pidana yang menyeret Umasugi di Kepolisian Daerah (Polda) Maluku. Berbagai problem ini, yang kemudian melatarbelakangi diturunkannya mantan Ketua DPD PG Kabupaten Buru ini.
Hasil rapat pleno yang digelar Pattimahu tersebut, lantas mendapuk Koordinator Bidang Elektoral DPD PG Provinsi Maluku, Dominggus Ayal sebagai Pelaksana Harian Ketua DPD PG Provinsi Maluku. Luar biasanya nyalir Pattimahu yang berperan layaknya Samson, dengan mengorganisir para kliknya untuk mendepak Umasugi yang adalah personifikasi dari Goliat.
Rupanya upaya Pattimahu ini sudah bisa ditebak sekalipun oleh orang awam. Pasalnya akan seumur jagung tindakan politiknya dalam mendepak bosnya Umasugi. Nyatanya mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buru itu pun tidak tinggal diam. Ia balik melawan, bahkan mengancam akan memberikan sanksi kepada mereka-mereka yang melakukan kudeta terhadapnya.
Dikatakannya, rapat pleno yang digelar oleh Subhan Pattimahu bersama sejumlah koleganya merupakan rapat ilegal. Bahkan mereka yang terlibat dalam proses tersebut adalah orang-orang yang tidak pernah berkontribusi kepada partai selama partai itu dipimpinnya.
Umasugi juga menduga sejumlah oknum yang menggelar pleno tersebut merupakan orang-orang susupan.
Menurut mantan Wakil Bupati Buru ini bahwa, orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut tidak memiliki kapasitas jelas di partai. Sudah tidak ada jalan, sehingga harus melakukan rapat liar untuk kudeta. Apa yang dikatakan Umasugi ini, tentu sesuatu yang normatif sesuai dengan mekanisme PG. Bisa diduga bukan ketidakbecusannya, untuk memanejemen partai besar warisan Orde Baru itu.
Tapi merupakan suatu kesengajaan darinya, pada akhirnya Pattimahu dan koleganya yang selama ini merasa di anak tirikan terporvokasi, lantas membuat perlawanan politik, salah satunya menggelar rapat pleno pemberhentian Umasugi. Padahal tanpa sadar itulah blunder, yang dijadikan senjata ampuh oleh Umasugi untuk menstrike Pattimahu bersama koleganya melalui penegakan aturan PG, yang akan berujung pada pemberian sanksi kepada mereka.
Pattimahu yang merupakan “politikus pucuk” dengan keterbatasan energi poliknya, tetap akan melakukan perlawanan politik. Senjata klasiknya ia berlindung diketiak para seniornya di partai warisan Orde Baru ini, baik itu pada level DPD PG Provinsi Maluku, dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PG, yang memiliki relasi kultur-struktural dengannya guna menghadang Umasugi.
Nampaknya pertadingan tidak seimbang, lantaran Umasugi memiliki energi politik yang melimpah. Hal ini didasari modal politik, ekonomi, dam modal sosialnya yang signifikan, sehingga dalam sekejab saja bisa menghempaskan Pattimahu dan kolegnya dari pentas DPD PG Maluku. Namun politik kadang tidak berbanding lurus dengan apa yang diprediksi. Bisa saja Pattimahu dan koleganya menghantam balik Umasugi
Hal ini terjadi jika rapat pleno itu menjadi titik awal bergulirnya aspirasi Musdalub PG Provinsi Maluku, untuk memaksa Umasugi turun dari tahtahnya selaku Ketua PG Provinsi Maluku. Tentu pertadingan belum selesai masih ada jalan panjang Samson vs Goliat di PG Provinsi Maluku. Kedua-duanya convidence, tapi jalan aman adalah rekonsiliasi diantara keduanya dengan menurunkan ego masing-masing, agar tercipta sinergitas PG Maluku menghandapi momentum politik akbar Pemilu 2024 mendatang. (RM-08)
Discussion about this post