Referensimaluku.id,-Ambon-Pola pikir Pemerintahan Daerah dan Pusat perlu di rubah, agar dapat menjamin kointunitas pembangunan berkelanjutan yang memiliki manfaat bagi warga masyarakat di daerah. Hal ini dikarenakan, pembangunan proyek besar strategis nasional jutsru di daerah-daerah yang tidak terlampau luas, dan padat penduduknya. Hal ini terjadi di Pulau Ambon, yang menjadi ibu kota Provinsi Maluku, dimana selalu menjadi prioritas proyek besar strategis nasional. Khususnya untuk Ambon New Port (ANP), Lumbung Ikan Nasional (LIN), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Upa (PLTU). Kondisi ini akan berdampak pada tidak adanya pemerataan pembangunan di Provinsi Maluku.
Menyangkut dengan hal ini, dikritik oleh Dr. Syaful Rijal Mahulauw, S.Sos, M.Si staf dosen Program Study Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon. “Saya kira Pulau Ambon sudah jenuh jika Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat memaksakan proyek besar strategis nasional seperti ANP, LIN, PLTPB dan PLTU. Pasalnya masih ada daerah-daerah lainnya yang memiliki kawasan yang bisa dikembangkan untuk pembangunan proyek besar strategis nasional lainnya tersebut seperti : Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Yamdena, Pulau Wokam, dan Pulau Wetar.”
Menurutnya, keempat pulau tersebut tersebar dari selatan hingga ke tenggara Provinsi Maluku, dimana jika kedepan dibangun proyek besar strategis nasional akan berdampak pada pemerataan pembangunan, yang dirasakan oleh warga masyarakat setempat. Hal ini akan diikuti dengan membanjirnya investasi berskala lokal, nasional dan internasional. Sebab didukung dengan adanya inpratruktur pelabuhan dan listrik yang optimal. Dampak positifnya adanya geliat pertumbuhan ekonomi, yang dirasakan langsung oleh warga masyarakat setempat.
Dikatakannya, sebaiknya di masa yang akan datang Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat menyetop berbagai proyek besar nasional, yang dipusatkan di Pulau Ambon. Sebab Pulau Ambon dari sisi luas wilayah tidak mendukung berbagai proyek nasional tersebut, meskipun diakui ada potensi energi untuk mensupport listrik dan LIN. Namun keberadaannya terbatas, tidak seperti yang ada Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Yamdena, Pulau Wokam dan Pulau Wetar yang mampu dijadikan sumber energi listrik dengan berbagai sumbernya yakni : panas bumi, surya, tenaga angin, tenaga gelombang laut, dan yang disuplai langsung dari bendungan.
Begitu pula keempat pulau ini layak untuk lokasi ANP dan LIN, sehingga bergeliat dalam pelaksanaan pembangunannya, dimana mampu memajukan daerah ini dari ketertinggalan pembangunan yang selama ini dirasakan. “Kita tidak ingin lagi mendengar pulau-pulau besar ini tidak diperhatikan pembangunannya, dimana lebih di fokuskan ke Pulau Ambon, pada akhirnya pulau-pulau besar itu rawan pencurian ikan di perairannya. Bahkan adanya kalanya tak terurus, yang sebenarnya mengundang pihak asing untuk mengesploitasinya secara illegal kawasan lautnya yang kaya akan potensi perikanan, kelautan dan pertambangan.” Papad doktor muda dalam bidang admisnitrasi publik ini. (RM-06)
Discussion about this post