Referensimalukuid.Ambon- Pada Maret 2022 lalu lokasi pembangunan Ambon New Port (ANP) ramai diperbincangkan, lantas tidak dapat menjadikan Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, sebagai lokasi pembangunannya. Dengan alasan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan pada lokasi yang akan dibangun ANP tersebut terdapat gunung berapi aktif di dasar laut, dan terdapat pula benda-benda bekas Perang Dunia ke-2.
Menyikapi permasalahan polemik panjang lokasi pembangunan ANP tersebut, mantan Kepala Distrik Navigasi Kelas I Ambon, Kapten Muhammad Sofyan Latuconsina, MM mengatakan bahwa, jika kebijakan Pemerintah Pusat melalui Menko Marves tidak menyetujui dibangunnya ANP di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, dikarenakan pada lokasi yang akan dibangun ANP terdapat gunung berapi aktif di dasar laut, dan terdapat pula benda-benda bekas Perang Dunia ke-2, maka lokasi yang tepat untuk pembangunan New Port adalah Pulau Buru.
“Padahal untuk pembangunan ANP di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, yang berada di Pulau Ambon, di mana berdekatan dengan Ambon sebagai ibu kota Provinsi Maluku adalah tidak tepat, yang tepat pembangunan New Port itu dilaksanakan di Pulau Buru. Pasalnya Pulau Buru menjadi area dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), kapal-kapal internasional yang berlayar dari negara-negara yang berada di kawasan utara, dan sebaliknya berlayar dari negara-negara dikawasan selatan melewati perairan Pulau Buru.” jelas Sofyan kepada refrensimaluku beberapa waktu lalu.
Menurut dia Pulau Buru tidak saja menjadi area ALKI, yang strategis bagi pelayaran kapal-kapal internasional, dari negara-negara yang berada di kawasan utara, dan sebaliknya dari negara-negara di kawasan selatan melewati perairan Pulau Buru, tapi Pulau Buru juga menjadi area traffic penerbangan pesawat udara (aircraft) dari negara-negara di kawasan selatan, dan negara-negara di kawasan utara. Sehingga Pulau Buru tepat menjadi lokasi New Port di mana bisa juga menyinergikan pembangunan transportasi laut dan udara di Pulau Buru berbasis nasional dan internasional.
Dikatakan Sofyan, jika New Port dibangun di Pulau Buru akan menyerap kunjungan kapal-kapal berbendera internasional tersebut. Untuk itu pembangunan New Port tidak hanya dipikirkan pembangunan pelabuhannya saja, tapi suatu pembangunan yang terintegrasi dengan pembangunan dok kapal, hotel, pub, bank, restoran, debot pengisian air bersih, SPBU dan berbagai fasilitas publik lainnya. Hal ini untuk memberikan dukungan pelayanan bagi kapal dan krunya saat menyinggahi New Port di Pulau Buru tersebut. Dampak positifnya menggeliatkan perekonomian daerah, nasional, dan warga masyarakat setempat.
“Saya kira pihak eksekutif dan legislatif baik itu di level daerah dan pusat, perlu lebih bijak memikirkan hal ini, dimana wacana terakhirnya Pulau Buru adalah salah satu pilihan tepat pembangunan New Port, yang benar dikonkritkan dengan pembangunannya. Pembangunan New Port di Pulau Buru itu, dengan melihat berbagai sisi positif dari aspek geo ekonomo, geo politik dan geo strategis, maka pilihannya tepat menjadikan Pulau Buru sebagai lokasi pembangunan New Port, yang lebih representative ketimbang di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,” jabar pria yang sering bergaya perlente ini. (RM-05)
Discussion about this post