Referensimaluku.id, Ambon – HIDUP manusia ibarat embun pagi yang sebentar kelihatan lalu lenyap diterpa angin dan cahaya mentari. Semua manusia pasti menuju alam keabadian. Siapapun manusia tak akan luput dari kematian.
Dalam teologi Kekristenan Rasul Paulus berujar “Sebab bagiku hidup adalah untuk KRISTUS dan mati adalah keberuntungan. Kematian adalah hak tertinggi ALLAH yang tak dapat dihindari manusia jika sudah tiba saatnya. Kematian itu telah menghampiri saudara kita ini Pak Fredy Rahakbauw.
Saya begitu akrab dengannya ketika keluar dari Harian Pagi Suara Maluku (akhir 1999-Desember 2002) lalu bergabung Harian Pagi Ambon Ekspres (Desember 2002-April 2011). Kakak Edy, biasa saya sapa beliau, kerap menjadi narasumber saya untuk berita-berita hukum dan kriminal di Harian Ambon Ekspres.
Menurut beliau, saya termasuk salah satu wartawan yang berani dan vokal menyuarakan suara rakyat melalui berita yang disodorkan beliau. “Ade Rony, jangan jadi “wartawan UUD”,” pesan beliau pada saya. Wartawan UUD adalah sebutan bagi wartawan yang suka menulis berita kasus-kasus proyek dan kesalahan pejabat tapi endingnya duit.
Tak perlu dijelaskan sebab istilah haram ini bukan rahasia umum di kalangan wartawan. Pada waktu Kakak Edy masih berkecimpung di dunia LSM, nyaris tiap hari saya dan beliau bertemu di rumah-rumah kopi membahas persoalan hukum dan kriminal di Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya.
Lama tak bersua ternyata beliau pulang kampung di Kepulauan Key menyongsong pemilihan anggota legislatif. Bersyukur beliau lolos ke DPRD Maluku (2014-2019) dari Daerah Pemilihan Kota Tual, Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru.
Selama beliau mengemban tugas sebagai wakil rakyat yang terhormat, intensitas pertemuan kita di ruang publik pun berkurang. Tetapi sesekali bersua di “habitat lawas” yakni Cafe Tradisi Joas beliau selalu membuka dengan kalimat “Rony Samloy Melaporkan”. “Ade sayang apa kabar?”. Setelah itu kita bersenda gurau lagi.
Saya dan bahkan banyak orang mengenal Kakak Edy sebagai sosok tegas, bersuara keras dan suka bercanda. Ia alergi ketidakadilan. Lama tak bersua saya hanya mendengar kabar kalau kakak Edy tengah sakit dan tengah menjalani perawatan di luar Maluku. Sabtu (19/2/2022) saat mengaktifkan handphone dan membuka Facebook berseliweran ucapan duka sejumlah kalangan terkait kepulangan Kakak Edy menghadap Haribaan Sang Pencipta. Selamat jalan ke Yerusalem Baru Kakak Edy. Dedikasimu dan torehan baktimu untuk Maluku dan Bumi Pertiwi tetap mengabadi. (Rony Samloy)
Discussion about this post