Referensi Maluku.id.Ambon-Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Ambon Abdul Gafur Rusunrey menilai dalam bentrok warga Dusun Ory dan warga Desa Kariu di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Rabu (26/1/2022) pagi yang mengakibatkan dua warga Kariu tewas dan 264 unit rumah warga Kariu hangus dibakar merupakan bentuk kegagalan aparat Kepolisian Republik Indonesia menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Kami merasa sangat perhatin dengan kejadian tersebut (bentrok Ory dan Kariu). Olehnya itu kami merasa dan menilai kinerja Babinkamtibmas Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kapolresta Ambon Komisaris Besar Polisi Raja Arthur Limongga maupun Kapolda Maluku Inspektur Jenderal Polisi Lotharia Latief gagal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam menertibkan dan menjaga keamanan di tengah-tengah masyarakat,” tegas Rusunrey kepada Referensimaluku.id di Ambon, Kamis (27/1).
Dia melihat sejumlah konflik sosial di sejumlah negeri di Pulau Seram, dan Haruku di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, sudah terjadi berulang-ulang, akan tetapi pihak kepolisian diduga sengaja membiarkan dan memelihara benih-benih konflik.
“Kita ketahui bersama kalau persoalan konflik ini bukan hanya baru terjadi, tapi sudah berulang kali terjadi di Maluku, seperti Sepa dan Tamilow, Ory dan Kariu, dan beberapa insiden lainnya. Semestinya bila sudah jatuh korban jiwa begitu, maka Kapolda Maluku sudah harus berinisiatif untuk menertibkan persoalan keamanan demi menjaga kenyamanan dan keselamatan masyarakat, sebab itu yang menjadi tanggung jawab pihak kepolisian. Tapi faktanya tidak seperti itu ketika korban sudah jatuh dan rumah-rumah warga sudah terbakar barulah pihak kepolisian bereaksi seperti “Polisi India”. Olehnya itu PMII Cabang Kota Ambon meminta pada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Maluku dan Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease, karena mereka dinilai gagal menjaga kamtibmas dan tidak progres dalam menjalankan tugas negara melindungi masyarakat yang diserang atau yang menjadi korban bentrokkan warga,” tegas Rusunrey. Presiden Diminta Copot Kapolda Maluku dan Kapolresta Ambon.
Konflik antarwarga Dusun Ory, Desa Pelauw dan warga Desa Kariuw di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, sesungguhnya bukan konflik berhaluan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), tetapi murni konflik tersebut dipicu sengketa tapal batas tanah.
“Kita minta Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan Pemerintah Provinsi Maluku bergerak cepat untuk memberikan bantuan kemanusiaan, segala bentuk kerugian material juga harus diganti pemerintah,” terang Yohansli Noya, salah satu Aktivis pemuda GMNI Maluku, Rabu (26/1).
Dia meminta agar Presiden Jokowi melalui Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo segera mencopot Kapolda Maluku Inspektur Jenderal Polisi Lotharia Latief dan Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease Komisaris Besar Polisi Raja Arthur Limongga karena mereka gagal menjaga situasi Kamtibmas yang aman di daerah ini.
“Pak Presiden Jokowi harus segara mencopot Kapolda Maluku dan Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease, sebab mereka gagal dalam menjalankan tugas menjaga Kamtibmas. Seharusnya aparat bisa lebih awal diturunkan sebelum terjadi bentrok. Intelijen di lapangan juga lambat, sehingga ini memang keterlambatan aparat. Aparat kepolisian sudah seperti polisi India sudah jatuh korban jiwa dan rumah-rumah sudah terbakar baru datang dengan pasukan tambahan. Kalau Kapolda Maluku dan Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease cepat instruksikan anak buahnya untuk memberikan pengamanan pasukan tambahan sejak awal sebelum konflik pasti masalahnya dapat diredam.Jarak pulau Haruku dan Kota Ambon itu dekat sekali, maka seharusnya aparat polisi bisa lebih cepat bergerak kalau ada laporan dari bawah” tutur Yohansli menambahkan.
“Masyarakat juga diminta tetap tenang dan memberikan pesan positif melalui media sosial, sehingga kondisi keamanan dapat terus terjaga, sebab Maluku ini dibangun dengan dasar hubungan pela gandong, ale rasa beta rasa. Karena itu, damai harus tetap terpelihara dan kita semua harus optimistis kalau Maluku akan semakin bangkit dan maju,” tutur Yohansli. (RM-04/RM-06/RM-02/RM-03/RM-05)
Discussion about this post