Referensimaluku.Id.Ambon-Masa kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku 2017-2021 seharusnya telah berakhir pada awal tahun ini. Namun, berkenaan penundaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua akibat pandemi virus korona (Covid-19) dari jadwal awal 26 Oktober hingga 10 November 2020 ke 26 September hingga 13 Oktober 2021, menyebabkan Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Maluku baru akan dihelat akhir 2021 atau awal 2022 mendatang.
Kegagalan pengurus KONI Maluku saat ini meraih target delapan medali emas PON XX Papua memberi sinyal buruk jika kepengurusan KONI Maluku di bawah komando Profesor Tony Donald Pariela dan kolega sudah tak layak dipertahankan lagi. Sudah bukan zamannya lagi bahtera KONI Maluku dikemudikan sosok-sosok pensiunan (purnabakti) yang tak lagi produktif dan tulus berkorban.
Saatnya KONI Maluku dinakhodai figur-figur muda berkapasitas, sarat pengalaman soal manajemen keolahragaan dan mau berkorban total bagi kemajuan olahraga Maluku. Olahraga adalah jati diri suatu bangsa dan suatu daerah. Hanya melalui momentum olahraga bendera negara dan bendera daerah (baca : Maluku) dinaikan.
Tentu itu di luar kunjungan kenegaraan presiden. Alhasil, KONI Maluku periodesasi lima tahun ke depan harus diperkuat sosok-sosok mumpuni. Tidak asal pilih karena gerbong politik atau balas jasa politik. Hancur sudah olahraga Maluku jika kepentingan politik dimasukan dalam bingkai politik sekalipun politik dan olahraga bak dua sisi dari satu mata uang.
Dalam pengamatan referensimaluku.id, sedikitnya ada empat Figur sentral yang layak memimpin KONI Maluku masa pengabdian lima tahun ke depan, yakni Gubernur Maluku Murad Ismail, Wakil Direktur II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura Doktor (Olahraga) Alberthus Fenanlampir, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku Sandi Wattimena dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maluku dan Ketua Umum Ikatan Alumni Unpatti Muhammad Marasabessy.
Ismail digadang-gadang Ketua Umum KONI Maluku, Fenanlampir pas Ketua Harian KONI Maluku, Wattimena lebih layak Sekum KONI Maluku, sedangkan Marasabessy lebih cocok Bendahara Umum KONI Maluku. Ismail dalam kapasitas Gubernur Maluku 2019-2024 pantas menerima pataka KONI Maluku berikutnya karena nyaris 100 persen dana hibah olahraga bersumber dari Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Maluku. Lalu bagaimana dengan penerapan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) melarang pejabat publik menjabat ketua umum KONI, tetapi terhadap Maluku ada dispensasi KONI Pusat sejak zaman Tono Suratman yang mengizinkan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menjadi Ketum KONI Maluku dua periode, yakni 2003-2008 dan 2008-2012.
Saat ini Maluku relatif membutuhkan teknokrat muda yang mumpuni di bidang manajemen olahraga. Satu-satunya kriteria itu jatuh ke Fenanlampir. Hanya Fenanlampir yang menulis buku Manajemen Konflik Olahraga yang dapat dipromosikan di posisi Ketua Harian KONI Maluku untuk menyatukan dan memadamkan konflik kepentingan di antara atlet, pelatih, pengurus cabang olahraga dan pengurus KONI Maluku.
Selain menjadi pemateri olahraga di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Fenanlampir sangat mumpuni di urusan surat-menyurat dan naskah olahraga karena dia dua kali menjabat Sekum KONI Maluku di zaman kabinet olahraga Ralahalu dan Augustinus Kaya. Ini belum termasuk rekam jejak Fenanlampir yang sukses menukangi induk organisasi cabang taekwondo,muaythai, Wushu dan kickboxing.
Posisi Fenanlampir sebelumnya di ruangan Sekum KONI Maluku (2003-2008 dan 2008-2012) layak ditempati Wattimena. Wattimena sudah dua kali memimpin induk organisasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) Maluku. Punya segudang konsep dan inovasi memajukan olahraga Maluku, tak ada salahnya Wattimena dipilih dan dipercayakan Gubernur Ismail menjabat Sekum KONI Maluku menggantikan Profesor Jusuf Leiwakabessy.
Jabatan Bendum sangat krusial dan strategis menentukan mau ke mana dan hendak kemana olahraga Maluku di tangan pengurus KONI Maluku yang akan terbentuk nanti PascaMusorprov KONI Maluku. Untuk jabatan penting ini khalayak olahraga Maluku tak akan mengajukan keberatan jika Gubernur Ismail menunjuk Marasabessy.
Silakan publik memberikan penilaian dan mencalonkan kandidat-kandidat lain,tetapi ulasan media online ini semata-mata berdasarkan rekam jejak, kapasitas dan ketulusan membangun Maluku dari bingkai olahraga. (Tim RM)
Discussion about this post