Referensimaluku.Id.Ambon- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hena Hetu akan segera menggelar Musyawarah Besar (Mubes) IV pada 20 November 2021 untuk memilih sosok pemimpin baru yang akan menggantikan Edwin Adrian Huwae, SH. Event organisasi tersebut juga bertujuan melakukan penyegaran organisasi dan memperlancar regenerasi terutama memilih figur ketua baru yang jauh lebih visioner dan energik serta dapat melihat kepentingan dan memberdayakan Jazirah Leihitu ke depan.
Hena Hetu sendiri didirikan dan berdiri untuk memperjuangkan kepentingan Jazirah Leihitu sudah pernah dipimpin sejumlah tokoh dan putra terbaiknya, yakni Ismail Titapeke (Kecamatan Leihitu), Mansur Tuharea (Kecamatan Salahutu) dan Edwin Huwae (Kecamtan Leihitu Barat). Olehnya itu, dengan mengusung tema “Mengembalikan Ruh Perjuangan Perkumpulan Anak Jazirah”, maka tentu sangat diharapkan Mubes IV Hena Hetu menjadi ajang pertarungan ide atau gagasan segar nan solutif dalam menjaring sekaligus menyaring putra-putra terbaik untuk menahkodai Hena Hetu ke depan.
Ketua DPP Hetu Upu Ana Jazirah Leihitu, Alteredik Sabandar, yang merupakan bagian dari elemen pemuda dan pelajar Jazirah Leihitu juga punya harapan besar tentang sosok pemimpin yang akan memimpin Hena Hetu ke depan. “Kami dari Hetu Upu Ana sudah melakukan percakapan dan tentu kami punya harapan bahwa idealnya sosok pemimpin yang menahkodai Hena Hetu ke depan itu seperti apa, minimal berkaca dari pengalaman Hena Hetu sendiri, maupun persoalan-persoalan yang terjadi, dan apa yang menjadi cita-cita Jazirah Leihitu itu sepeti apa, serta tujuan Jazirah Leihitu mau dibawa kemana, tetapi tentu sosok yang memimpin Hena Hetu nanti adalah orang-orang yang harus sudah selesai dengan dirinya, karena Hena Hetu ini organisasi pengabdian,” tutur Sabandar kepada Referensimaluku.Id di Ambon, Senin (25/10).
Sabandar menegaskan Hetu Upu Ana secara kelembagaan tidak mempersoalkan tokoh-tokoh yang sudah dimunculkan teman-teman Hena Hetu dan digadang-gadang untuk bertarung nanti. Namun, kata Sabandar, Hetu Upu Ana siap bergandeng tangan bersama dengan seluruh komponen yang ada. “Hena Hetu ini juga sudah lama vakum. Jadi kita selaku pemuda tentu punya masukan kepada senior-senior yang ada di Hena Hetu agar dapat menjadikan Mubes kali ini untuk menghadirkan orang-orang yang paham betul persoalan-persoalan yang terjadi baik di dalam Negeri, antar Negeri, dari masing-masing Negeri yang ada di Jazirah Leihitu. Sosok tersebut harus mampu turun langsung menjembatani konflik internal maupun untuk mewujudkan mimpi besar orang-orang Jazirah ke depan, termasuk pemekaran Jazirah Leihitu nanti. Jadi harus ada kriteria ideal dan harus orang yang mampu diorbitkan. Jangan orang sudah ada di puncak karier baru diambil sebagai pemimpin, sehingga minimal harus bisa memunculkan cita-cita untuk kemaslahatan bersama. Tapi ke depan Hetu Upu Ana akan terus berkoordinasi dan membangun sinergitas dengan Hena Hetu untuk membangun dan memperjuangkan Jazirah Leihitu. Kita akan ada dalam satu arak-arakan, gerbong dan pergerakan yang sama untuk kejayaan Jazirah Leihitu,” ujarnya
Jazirah Leihitu saat ini juga patut berbangga karena salah satu putra terbaiknya sekarang menjabat Gubernur Maluku, yakni Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Murad Ismail (MI). Murad merupakan bagian utuh dan integral dari Hena Hetu, karena MI sendiri adalah Pembina sekaligus Pelindung Hena Hetu. Itu artinya, figur yang dimunculkan nanti di Mubes IV Hena Hetu harus mampu memberikan kontribusi pikir dan gagasan-gagasan segar yang konstruktif dan solutif demi kepentingan pembangunan di Jazirah Leihitu dan Maluku. Adapun sejumlah tokoh sentral, seperti Muhammad Malawat, Jen Mony, dan Tagop Sudarsono Soulisa, S.H., MT, yang merupakan mantan Bupati Buru Selatan (2011–2016 dan 2016–2021) juga digadang-gadang maju memperebutkan posisi Ketua Umum DPP Hena Hetu tersebut. (RM-05)
Discussion about this post