Referensimaluku.Id.Ambon-Perhelatan pemilihan Gubernur Maluku 2024 masih panjang dan butuh tiga tahun untuk memasuki momentum politik tersebut. Meski begitu, nama-nama sejumlah tokoh Maluku, seperti Murad Ismail, Jerfri Apoli Rahawarin, Richard Louhenapessy, Barnabas Orno, Arnold Ritiauw, Ramly Umasugi, Febry Celvin Tetelepta (FCT) dan Hamza Sangadji telah mengemuka dan kini hangat diperbincangkan khalayak politik Maluku. Nama-nama tokoh Maluku tersebut juga telah diviralkan sejumlah media online.
Sala satu pejabat Istana Kepresidenan Republik Indonesia, FCT telah diberitakan oleh salah satu media lokal siap mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Maluku.
Namun, niat maju FCT mencalonkan diri calon Gubernur Maluku pada pemilihan kepala daerah 2024 ditanggapi Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga (SBO) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Rimbo Bugis. “FCT itu orang baru, dan beliau jadi Deputi I
KSP itu kan juga baru saja. FCT belum begitu lama dan belum tahu banyak tetang Maluku apalagi berbuat untuk Maluku.
Jangan dia merasa dekat dengan Bupati-bupati di Maluku dan petinggi- petinggi Maluku seakan-akan kalau di pusat itu Bupati-bupati punya kepentingan melalui beliau lalu kedekatan itu terbangun dan beliau percaya diri untuk mampu memimpin Maluku di pemilihan gubernur Maluku 2024”.
“Ini memang satu hal yang disayangkan. Beliau pernah berbuat apa sih untuk Maluku. Beliau belum berbuat apa-apa dan berbuat banyak untuk Maluku, sedangkan orang yang banyak berbuat saja tidak berambisi.
Pertanyaanya FCT ini kan orang Maluku yang punya peluang bisa duduk di posisi KSP kalau posisi KSP dibuang untuk kembali ke Maluku siapa lagi yang akan mengantikan FCT untuk memperjuangkan kepentingan orang Maluku di pusat. Tidak semua orang punya posisi seperti FCT dan tidak semua orang dapat diterima di KSP”.
“Coba FCT itu bisa sadar diri bahwa saya sudah diamanahkan sebagai Deputi I KSP dan ada juga orang yang punya potensi untuk membangun Maluku.
Jangan semua orang itu mau nanti dikatakan politisi rakus jabatan, karena semua orang ingin jadi itu jadi ini,tapi tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak memajukan Maluku malahan menghancurkan Maluku karena ambisi-ambisi yang tidak dilandasi dengan etika, kemampuan dan pengalaman. FCT pernah jadi apa di Maluku. Tunjukan dulu kemampuan untuk membangun Maluku. Berbuat apa, bangun apa dan sudah tahu dan dekat semua orang baru nyatakan sikap untuk maju.Ini belum apa-apa sudah tunjukan diri untuk calon gubernur. Kalau begitu saya juga bisa nyatakan diri untuk calon gubernur. FCT ini pernah jadi apa dulu di Maluku. Jangan membohongi diri. Kita masyarakat Maluku baru mengenal FCT setelah beliau di KSP. Masyarakat di kalangan bawah belum mengenal beliau. Cuma elite-elite saja seperti bupati-bupati yang punya kepentingan di istana sampai mereka mengenal beliau”.
“FCT banyak berbuat dululah untuk Maluku, sehingga semua orang kenal. Intinya itu jangan sampai dikatakan orang politisi rakus atau politik ambisi yang tidak bisa dikendalikan. Beliau harus sadar apakah beliau itu
pernah jadi bupati, Kapolda atau Pangdam yang langsung bersentuhan dengan masyarakat Maluku sebelum beliau jadi Deputi I KSP. Intinya beliau pernah jadi apa dulu di Maluku, tapi ini kan tidak”.
“Dan di KSP FCT jadi apa. Apakah beliau bisa mempengaruhi kebijakan nasional, kan tidak. Beliau itu cuma menjalankan kebijakan yang sudah disiapkan oleh presiden. Kalau menurut saya FCT belum berbuat apa-apa untuk Maluku. Belum ada satupun untuk Maluku. Beliau bukan seorang yang mampu mempengaruhi kebijakan. Beliau hanya menjalakan apa yang sudah ditetapkan dan diprioritaskan. Jangan dulu mengklaim bahwa “saya sudah berbuat untuk Maluku” . Itu kan program Presiden Joko Widodo kok. Jadi semua orang punya andil di situ seperti Lumbung Ikan Nasional atau LIN”.
“Kalau mengklaim maka mahasiwa yang tergabung Pergerakan Pelajar Maluku juga bisa mengklaim karena kita juga pernah demo di depan Istana Presiden untuk kepentingan Maluku. Jadi intinya FCT berbuat dulu untuk Maluku. Jangan dulu mencalonkan diri sebagai calon gubernur Maluku”.
Hal senada juga diutarakan mantan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Ambon Kaimudin Laitupa. “Kenginan FCT mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Maluku 2024 mendatang itu hak konstitusional beliau sebagai warga negara, namun hemat kami seorang FCT bertugas sebagai Deputi I KSP dinilai belum layak, sebab rekam jejak FCT belum dikenal secara total di Maluku.Harapannya adalah beliau dapat memanfaatkan KSP sebagai instrumen untuk mengabdi sebagai masyarakat Maluku karena jabatan Deputi I KSP sangat istrategis untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengabdi, sebab ketika kita orang Maluku mau berada pada puncak-puncak jabatan seperti itu tentu membutuhkan waktu yang paling lama dan tidak semudah membalik telapak tangan,” imbuhnya.
“Jadi tegasnya wacana seorang FCT mencalonkan diri sebagai calon gubernur Maluku harus dipikir-pikir dulu karena, yang pertama, seorang FCT belum dikenal luas di khalayak Maluku, kedua tidak maksimal ouput dari pada kerja-kerja KSP selama ini untuk kepentingan Maluku, dan ketiga FCT ini hanya dikenal di segelintir orang. Ketiga faktor itu sebagai indikantor bagi seorang FCT untuk harus berpikir-pikir dulu sebelum maju bertarung.
Sebab konstalasi pilgub Maluku ini dinamis, setiap saat berubah.
Harapan saya FCT harus dapat memanfaatkan KSP sebagai pintu masuk untuk berkoordinasi soal aspirasi masyarakat Maluku yang sampai saat ini belum terwujud. Salah satunya adalah Kepres tentang LIN dan Ambon New Port sebagai agenda prioritas nasional yang harus dianggarkan dalam anggaran nasional, sebab sementara ini dua agenda strategis nasional itu masuk dalam strategis nasional, tetapi tidak masuk dalam badan anggaran negara. Nah, itu salah satu tugas penting FCT untuk mengkoordinasikannya. Maluku masih mengharapkan FCT di KSP,” tutup Laitupa. (Tim RM)
Discussion about this post