Referensimaluku.Id.Ambon- Kritikan keras terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait proses dan percepatan pembangunan di Provinsi Maluku kembali datang dari dalam internal PDI Perjuangan (PDIP), yakni Edwin Adrian Huwae. Huwae sendiri merupakan anggota DPRD Provinsi Maluku aktif dan sekarang menjabat Sekertaris Umum DPD PDIP Maluku. Sebelumnya Edwin pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Maluku dan Ketua DPD PDIP Maluku.
Edwin seakan tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi membangun Maluku. Bagi Edwin Jokowi gagal dalam tujuh tahun terakhir kepemimpinannya mengakselerasi (mempercepat) pembangunan di Maluku. “Jokowi setengah hati bangun Maluku, itu terlihat dalam tujuh tahun terakhir pemerintahannya, tidak cukup perhatian yang diberi dalam bentuk Kebijakan Pemerintah Pusat untuk menjadikan Maluku lebih maju,” tegas Edwin.
Belakangan diketahui posisi Edwin di PDIP memang mulai bergeser. Walaupun memegang posisi strategis sebagai Sekretaris DPD PDIP Maluku, namun Edwin kalah pamor dan kalah saing dengan Lucky Wattimury yang hanya memegang posisi Bendahara DPD PDIP Maluku, tetapi menjadi Ketua DPRD Provinsi Maluku periode 2019-2024. Bahkan Edwin kalah telak dengan rivalnya Benhur Watubun sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP Maluku di mana Benhur mampu menjadi Ketua Fraksi PDIP DPRD Provinsi Maluku, sementara Edwin lagi-lagi hanya menjadi anggota DPRD Provinsi Maluku biasa tanpa kewenangan dan kekuasaan.
“Bung selama jadi Ketua DPRD sudah buat apa par kampong halaman Negeri Allang. Kalau tanya Jokowi. Untuk Jokowi urus satu Indonesia dan beliau sudah beberapa kali ke Ambon, itu bukti beliau peduli Ambon, peduli Maluku,” terang salah satu kader PDIP Maluku James Pasanea kepada Referensimaluku.Id di Ambon, Selasa (19/10).
Sementara itu Netizen melihat langkah Edwin sebagai langkah provokasi dan mencari sensasi demi kembali mendapatkan jabatan dan posisi, padahal seharusnya sebagai kader senior dan orang dalam PDIP dia mendukung kebijakan Presiden Jokowi dan memberikan masukan dari dalam agar tidak terjadi polemik dan riak di ruang publik Maluku.
“Sekarang baru buang salah par Pemda deng Pempus. Lalu kamorang di DPRD Provinsi Maluku selama ini ke mana saja. kemarin-kemarin diam seperti minyak di dalam drem, sekarang baru bataria. Ale kanapa Edwin,” kritik Joszie Cristian.
Sebagai politisi matang dan padat jam terbang seharusnya Edwin bisa melakukan komunikasi level elite sampai ke tingkat DPP PDIP untuk bersuara terkait pembangunan di Malulu. Apalagi PDIP merupakan partai penguasa saat ini. ,”Edwin ale omong bagitu sangat memalukan anggota Dewan dari Partainya Pak Jokowi PDIP. Ale buka borok Ale sandiri. Salah jalur lai. Membangun daerah itu masa urusan Presiden lai, lalu ale dong di legislatif dan eksekutif buat apa di Maluku selama ini. Ale seng bisa komunikasi dengan DPP. Ale buka kemaluan diri sandri,” kritik Abdul Hatukau.
Edwin sendiri diduga menciptakan konflik internal agar dirinya diuntungkan dengan deal-deal politik tertentu. Dia sengaja memakai pola menyerang agar dirangkul, sebab sebelum melancarkan kritik keras kepada Jokowi, sebelumnya juga Huwae secara masif melancarkan kritik kepada Gubernur Maluku Murad Ismail, yang merupakan Ketua DPD PDIP Maluku. Sikap Edwin yang melakukan perang secara terbuka ini juga dinilai tidak baik, sebab Edwin harus menjadi bagain dari solusi untuk pembangunan di Maluku ini. Huwae juga diharapkan fokus melakukan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di Provinsi seribu pulau ini. (RM-05)
Discussion about this post