Referensimaluku.Id.Ambon- Kekuasaan berlebihan akan membuat orang menerabas aturan dan melabrak etika birokrasi.
Tata kelola Pemerintahan yang keliru dan tak lazim menyebabkan seorang isteri pejabat dengan leluasa mengangkut sejumlah pimpinan Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) dalam kunjungan pribadinya.
Ini tampak saat kehadiran isteri gubernur Maluku, Widya Ismail, di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Rabu (22/9/2021), dalam misi mulianya memberantas dan menunrunkan angka penderita stunting (gizi buruk) di wilayah itu.
Di hadapan sejumlah pimpinan daerah Kabupaten Kepulauan Aru, Widya dengan gamblang menyebutkan dirinya tak akan mampu bekerja sendiri memberantas stunting jika tidak ditopang seluruh pemangku kepentingan termasuk OPD di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
“Di hadapan seluruh hadirin di sini saya mau katakan bahwa saya tak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari seluruh pihak. Karena itu saya bawa OPD-OPD saya untuk dapat membantu saya melaksanakan tugas-tugas ini,” demikian rangkuman muatan video yang diupload referensimaluku.id dari akun fesbuk Batje Warlauw dan Dino Umahuk dan Chrisnanimorik Patrick Papilaya, Kamis (23/9).
Bagi sejumlah netizen, kebiasaan Widya mengangkut sejumlah pimpinan OPD dalam misinya sebagai “Duta Stunting Maluku” hal tak lazim dalam etika pemerintahan, sebab Widya bukan pejabat dan atau pimpinan OPD yang lebih tinggi dari OPD-OPD yang diangkutnya ke beberapa tempat yang pernah disinggahi dan diberikan bantuan.
“Selaku masyarakat dapat saja kami berkesimpulan apa yang dilakukan Ibu Widya merupakan bagian atau kemasan lain di balik safari politik menuju 2024. Ini yang selama ini jadi tanda tanya bagi masyarakat,” sebut Iwan, salah satu netizen sebagaimana dikutip media online ini.
Romi, netizen lain mengungkapkan apa yang dilakukan Widya dapat menjadi preseden buruk di tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap rezim Maluku saat ini. “Bagini-bagini yang biking ancor.
Jangan Beta bilang lai,” tulisnya. Sebagian masyarakat menilai kunjungan Widya ke sejumlah pelosok Maluku menggunakan jargon “memberantas stunting” adalah kampanye liar menggunakan tangan lain menjelang pesta demokrasi 2024.
“Biar dicela, tapi semua yang dilakukan ibu Widya Ismail hanya untuk memajukan Maluku, ” tanggap Patrick Papilaya. (RM-03/RM-04)
Discussion about this post