Referensimaluku.id ,- Pada 20 September 2021 di Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku, telah dilaksanakan Pengambilan Sumpah Jabatan sekaligus mengukuhkan Timotius Akerina sebagai Bupati Seram Bagian Barat dari Pelaksana Tugas Bupati SBB menjadi Bupati Seram Bagian Barat Definitif.
Ucapan selamat mengalir deras dari banyak kalangan dalam bentuk pembuatan baliho secara formal hingga flayer atas nama pribadi, kelompok hingga atas nama Institusi pun terlihat berseliweran di dinding-dinding Facebook. Seolah-olah momentum langka itu ikut menggambarkan sebuah kebahagiaan besar yang dilontarkan setiap warga Kabupaten SBB dalam menyambut lahirnya pemimpin baru di Negeri ”Saka Mese Nusa”.
Ada yang menganggap momentum di atas merupakan awal melangkah melakukan pembaharuan, ada yang menganggap momentum terbaik dalam hidup Akerina merupakan berkah tersendiri bak durian runtuh yang harus dinikmati, ada yang menganggap momentum tersebut adalah langkah awal memulai proses pembalasan dendam politik dan, ada pula yang menganggap momentum itu sebagai musibah. Semua relatif tergantung sudut pandang dan kepentingan siapa yang ingin diakomodir dan sudut pandang serta kepentingan siapa yang tidak terakomodir.
Bagi yang diakomodir kepentingannya, mereka bakal menganggap hal ini merupakan “durian runtuh” yang menginginkan agar adanya proses bagi-bagi kue kekuasaan, tetapi bagi yang tidak terakomodir kepentingannya akan menganggap hal ini merupakan musibah besar yang harus diterima lapang dada.
Terlepas dari semua itu, bagi saya sebagai masyarakat, saya melihat tidak ada perubahan yang signifikan sama sekali dalam proses pemerintahan ini. Yang terlihat aktivitas pemerintah SBB saat ini hanya menjalankan pemerintahan seremonial yang menampilkan kegiatan-kegiatan yang tidak berorientasi pada target pembangunan jangka panjang.
Progres pemerintahan hanya bicara seputar pemilihan kepala desa (pilkades) yang menjadi blunder di masyarakat dan berpotensi melahirkan konflik internal soal tarik ulur terima dan tolak pilkades.
Program-program pemberdayaan masyarakat soal ekonomi kerakyatan tidak terlihat nampak di dalam diskursus Pemerintahan SBB saat ini.
Jadi, proses pelantikan itu hanya menampilkan sebuah potret euforia sesaat saja, seputar hura-hura biasa yang justru tidak menampilkan sebuah gambaran apik dari proses perubahan daerah di masa kini dan masa mendatang.Akhir dari itu, semua orang kembali dan menikmati berkutatnya proses pembangunan daerah yang tidak ada perubahan signifikan sama sekali.
Saya berharap dalam beberapa bulan ke depan, minimal ada konsep-konsep baru yang ditawarkan pihak Pemerintah Kabupaten SBB demi kelanjutan pembangunan daerah yang berdampak panjang bagi kemaslahatan masyarakat setempat.(*)
Saman Amiruddin Patty
Seruput Kopinya Kawan ☕☕☕
Discussion about this post