Referensimaluku.id.Ambon- Ratusan mahasiswa asal Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, menggelar demo ke Pemerintah Provinsi Maluku mempertanyakan keseriusan Gubernur Murad Ismael membagun Kilmuri dan wilayah lainnya dari keterisoliran pembangun lebih dari tujuh dekade.
Ironisnya, demo yang diikuti lebih dari dua puluhan mahasiswa Universitas Pattimura dan aliansi mahasiswa asal SBT di depan pintu masuk barat Kantor Gubernur Maluku, Rabu (23/6/2021) siang, berakhir ricuh.
Massa pendemo mulai bergerak ke kantor Gubernur Maluku pada pukul 10. 12 Waktu Ambon. Setiba di sana mereka menggelar demo di bawah penjagaan ketat personel-personel Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Gubernur Maluku didukung sebagian personel-personel Sabhara Kepolisian Resort Kota Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Ikut memantau keadaan sejumlah personel intelijen kepolisian setempat. Awalnya aksi demo itu berjalan lancar sekalipun pintu pagar bagian barat Kantor Gubernur Maluku ditutup menghadang massa pendemo masuk.
Karena tak dapat masuk menemui pejabat Pemprov Maluku, pendemo menyampaikan orasi mereka dari atas mobil pick up dilengkapi sound system’ lengkap peralatan megaphone dan Mike.
Pendemo yang di jalanan tetap meminta masuk ke dalam halaman kantor Gubernur Maluku, namun tidak ditanggapi serius personel Satpol Pamong Praja Kantor Gubernur Maluku. Pendemo kian gusar dan berterial mengecam Pemprov di bawah kepemimpinan Murad Ismael dan Barnabas Orno kurang serius melihat pendeitaan masyarakat Kilmuri, Kabupaten SBT, Maluku, selama Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri pada 1945 silam hingga saat ini.
Bagi pendemo, Kilmuri dan SBT bagaikan negeri tak bertuan karena kurang diperhatikan Pemprov Maluku. Keluhan masyarakat Kilmuri ke Pemprov Maluku sudah disampaikan juga melalui aksi damai, tapi Pemprov Maluku terkesan menutup mata dan menutup mata hati.
Berkali-kali pendemo minta pejabat Pemprov Maluku menemui mereka, namun upaya pendemo selalu dihalang-halangi personel Satpol Pamong Praja Kantor Gubernur Maluku dan personel kepolisian. Lantaran kecewa pendemo menggoyang-goyang pintu pagar bagian barat Kantor Gubernur Maluku.
Melihat aksi pendemo berpotensi ke arah anarkhis, beberapa anggota Satpol Pamong Praja Kantor Gubernur Maluku terlibat kontak fisik dengan sebagian pendemo menyebabkan kemacetan di sekitar lokasi pendemo sekitar lebih dari 15 menit. Aksi demo itu akhirnya dibubarkan pihak kepolisian. (RM-02)
Discussion about this post