REFMAL.ID, Ambon – Rusuh di Soabali berikut di kawasan Tugu Trikora, Kota Ambon, Maluku, Minggu (12/1/2025) pagi disebut-sebut punya kemiripan dengan insiden pengeroyokan atau kekerasan bersama terhadap MZP (23), warga Kebun Cengkih, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota yang sama pada Minggu (5/1) lalu.
Pertama, kejadian di depan Hotel Santika di kawasan Batu Merah persis di sekitar SPBU Kebun Cengkih dan rusuh di Soabali dan Tugu Trikora sama-sama terjadi pada hari Minggu. Kedua, motifnya nyaris serupa di mana insiden berawal dari balapan liar dan kenakalan Anak Baru Gede (ABG) dan pemuda tanggung pengangguran yang menegak minuman keras. Ketiga, ada isu provokatif yang dihembuskan pihak-pihak tidak bertanggung jawab melalui media sosial, fesbuk dan tiktok di balik kedua insiden berbeda tanggal itu.
Misalnya, pada insiden di depan Hotel Santika disebut-sebut jika warga Passo yang dikeroyok sejumlah pemuda dan ABG di Galunggung, padahal senyatanya yang dikeroyok adalah MZP warga Kebun Cengkih asal Negeri Sirisori Salam.
Sedangkan pada rusuh di sekitar Tugu Trikora dan Soabali yang diinformasikan ada sejumlah kaca-kaca di gedung Gereja Silo hancur berantakkan, padahal tidak ada kaca-kaca gereja Silo yang dilempari. Keempat, dua kejadian di atas seperti “by design”, sehingga intelijen aparat kepolisian seperti tidak bekerja. Kalaupun ada laporan soal potensi kerawanan kamtibmas, akan tetapi tak ada pergerakan antisipatif dari aparat kepolisian ditopang personel-personel TNI.
Dua kejadian di tengah kondusifitas Kota Ambon khususnya berada di dalam yurisdiksi kewenangan Kepolisian Resort Kota Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, namun terkesan seperti ada pembiaran (“by omision”). Dan kelima, diduga dua insiden tersebut merupakan insiden-insiden pesanan (“by order”) elite-elite politik yang kandidat-kandidatnya kalah tersungkur di pemilihan gubernur dan wakil gubernur Maluku pada 27 November 2024.
Suksesnya pasangan sipil Hendrik Lewerissa (HL) dan Abdulah Vanath (AV) sebagai gubernur dan wakil gubernur Maluku 2025-2030 membuat ketersinggungan rival yang datang dari barak pasukan.
Sah-sah saja masyarakat awam menuding semua ini skenario para elite yang ingin mengacaukan lagi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang pelantikan HL dan AV sebagai gubernur dan wagub Maluku pada akhir Maret nanti.
Alhasil, masyarakat pun menilai aparat keamanan tidak profesional. Semoga tidak demikian. Butuh kesadaran kolektif masyarakat memutus upaya provokatif pihak-pihak tidak bertanggung jawab. (Tim RM)
Discussion about this post