REFMAL.ID,Ambon – Proyek air bersih di kawasan Gunung Nona, Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, dilaporkan amburadul. Kontraktor yang merupakan ayah kandung dari salah satu pejabat di bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku dikabarkan lari meninggalkan pekerjaan proyek tersebut setelah diduga “makan pancuri” ratusan juta rupiah buntut pengadaan proyek air bersih tersebut.
“Pada awalnya masyarakat sangat senang dan bersyukur dengan adanya Proyek air bersih pada lokasi Gunung Nona karena selama ini masyarakat setempat belum menikmati pelayanan air bersih PDAM.
Apalagi, dalam Tahun Anggaran 2024 Dinas PUPR Maluku mengalokasikan anggaran untuk penyambungan pipa dan tiga mata keran agar air bersih dapat dinikmati masyarakat Gunung Nona dan sekitarnya secara baik dan berkesinambungan,” ungkap Christian, salah satu ketua rukun tetangga di Gunung Nona kepada referensimaluku.id di Ambon, Rabu (4/12/2024).
Namun, lanjut Christian, harapan masyarakat Gunung Nona akan layanan air bersih sirna lantaran proyek yang dikerjakan salah satu warga keturunan ini amburadul alias asal-asalan.
“Sampai saat ini masyarakat tidak dapat berkata apa-apa karena proyek air bersih tersebut dikerjakan asal jadi, sehingga air tak dapat mengalir sesuai harapan masyarakat,” beber Christian.
Lebih jauh Christian menyebutkan amburadulnya proyek air bersih, antara lain banyak pipa air jatuh ke dalam selokan (got), jalan setapak yang dibongkar untuk penggalian pipa tak kunjung diperbaiki, jalan utama beraspal yang dibelah untuk penyambungan pipa air pun tak ditutup kontraktor, dan sejumlah kerusakan yang dibiarkan kontraktor.
“Bagaimana jadinya kalau pelaksana proyek lari meninggalkan pekerjaan yang belum selesai,” kecam Christian.
Christian berharap Gubernur Maluku yang baru dapat mengevaluasi oknum-oknum pejabat yang membuat proyek untuk kepentingan pribadi dan kelompok namun mengorbankan masyarakat luas.
“Harapan kami untuk gubernur Maluku yang baru ke depannya sudah harus mengevaluasi pejabat yang bersangkutan agar praktik kerja ‘KKN’ (kolusi, korupsi dan nepotisme) dapat dihindari dan bermuara pada upaya mengutamakan kepentingan masyarakat banyak. Pasalnya, pekerjaan di mata pemerintah provinsi (Maluku) dalam Kota Ambon saja sudah amburadul begitu.
Bagaimana lagi kalau di kabupaten/kota lain di Maluku. Ini harus jadi catatan kritis bagi gubernur Maluku terpilih,” pungkas Christian. Kepala Dinas PUPR Maluku belum dapat dikonfirmasi mengenai proyek air bermasalah di Gunung Nona ini. (Tim RM)
Discussion about this post