REFMAL.ID,Ambon – Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Provinsi Maluku yang didukung pengurus Wanita Theravada Indonesia (Wandani) dan Yayasan Vihara Swarna Giri Tirta (VSGT) menggelar bakti sosial (baksos) berupa pengobatan gratis di Desa Namto, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, selama dua hari, Rabu (29/5/2024 hingga Kamis (30/5).
Sasaran Baksos sendiri untuk mengobati warga Desa Namto dan Umat Buddha Pedalaman Suku Alifuru yang sudah berada di Desa Namto.
Baksos ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Dharmasanti Waisak 2568 BE / Tahun 2024. Tidak lupa untuk menyukseskan kegiatan ini, Permabudhi Provinsi Maluku bekerja sama dengan tim dokter Puskesmas Tulehu, RSUD dr. H. Ishak Umarella Tulehu dan Puskesmas Pasahari A Kobisonta.
Perayaan Dharmasanti terselenggara dengan sangat mengesan kan, mengingat ini pertama kali Dharmasanti diadakan di pulau Seram dan disambut antusiasme masyarakat Namto dan sekitarnya.
Acara diawali suguhan tarian Cakalele dan dilanjutkan ritual Peletakan Batu Cakra delapan mata arah angin dan Pundi Pundi Puja Pembangunan Taman Buddha Jaya Giri Arama yang diwakili Bhikkhu Siriratano Mahathera, Pembimas Buddha Maluku, Camat Seram Utara Timur Seti, Danramil 1502-05, Kepala Desa Namto, Ketua PHDI Namto, Ketua Permabudhi Maluku, Perwakilan Donatur, Perwakilan Umat Muslim, Perwakilan Umat Kristen, Perwakilan Umat Buddha Yamatitam, Perwakilan Umat Buddha Fon, Perwakilan Umat Buddha Banggoi di lahan seluas 2500 meter persegi yang dihibahkan pemerintah desa Namto. Juga dilakukan Penandatanganan bersama dalam Prasasti Muditacitta oleh para tokoh agama dan unsur pemerintah yang hadir.
Turut hadir sekitar 300 orang yang terdiri dari Umat Buddha, masyarakat desa Namto dan sekitarnya dan Para pejabat, di antaranya Camat Seram Utara Timur Seti mewakili Penjabat Bupati Maluku Tengah Dr. Rakib Sahubawa S.Pi, M.Si, Danramil 1502-05 Wahai Kapten Cba La Ode Maaruf mewakili Dandim 1502/Masohi Letkol Czi Ir. Muhammad Yusuf Aksa S.T, M.M, Kepala Desa Namto I Made Wirawan, Ketua Permabudhi Provinsi Maluku Tjoa Tinnie Pinontoan dan Pengurus Yayasan VSGT dan juga Pembimas Buddha Provinsi Maluku Sujiyanto dan jajarannya, Ngurah Paramartha yang juga sejarawan dari Bali.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Maluku Yamin sangat memberikan apresiasi yang baik dengan kehadiran Permabudhi Maluku atas pelaksanaan baksos di Desa Namto. Pembimas Buddha Provinsi Maluku Sujiyanto, S.Ag.,MM dalam keterangan persnya kepada awak media, mengucapkan selamat atas terlaksananya Peletakan Batu Pertama Pembangunan Buddhabhiseka Taman Jaya Giri Arama dan Dharmasanti Waisak Maluku 2568 B.E/ Tahun 2024 di Desa Namto, Kecamatan Seram Utara Seti, Kabupaten Maluku Tengah.
“Tentunya sebagai masyarakat budha menyambut baik dan memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini dan ini merupakan kegiatan pertama kalinya di Desa Namto, Pulau Seram,”terangnya.
“Harapan kami, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bukan hanya untuk umat budha, tetapi untuk seluruh masyarakat di sekitar tempat pelaksanaan kegiatan ini,” serunya.
Di tempat yang sama, Ketua Permabudhi Provinsi Maluku Tjoa Tinnie Pinontoan mengharapkan dengan adanya tempat ibadah ini, dapat membantu umat budha beribadah dan digunakan sebagai tempat bersosialisasi dengan umat beragama lainnya.
“Saya selaku pribadi, hari ini melihat kebersamaan dalam keberagaman antarumat beragama yang terjalin sangat luar biasa tanpa melihat perbedaan, “jelasnya kagum.
Bhikhu Siriratano Mahathera dalam keterangannya menyatakan peletakan batu pertama di desa Namto ini tak boleh dimaknai seremonial, tetapi mempunyai nilai simbol delapan arah mata angin. “Sehingga kita diharapkan punya pengingatan terhadap nilai-nilai bajik dengan terbangunnya tempat ini, khususnya nilai-nilai ajaran budha itu bisa mengarah ke delapan penjuru mata angin.
Kemudian kenapa kita memilih istilah taman dan bukan istilah Vihara, saya mau menjelaskan bahwa, ada tiga hal, yakni, Pertama, saya ingin di tempat ini memiliki makna yang umum dan yang luas, sebab taman itu identik dengan kegembiraan atau kebahagiaan. Jadi bukan sakral atau identik dengan ritual semata tetapi ada bentuk-bentuk yang membahagiakan yang bisa kita bangun apapun itu di tempat ini.
Kedua, umat budha di Pulau Seram ini tinggal agak berjauhan sehingga dengan keberadaan umat budha yang jauh, ketika mereka melakukan aktifitas, maka dengan terbentuknya taman ini dapat memudahkan atau membantu ke arah perawatan dan
Ketiga, dengan adanya taman, akan menjadi titik kumpul umat Budha. Selain itu juga menjadi sarana kunjungan umat budha atau bahkan siapapun ke tempat ini,” urainya.
Camat Seram Utara Timur Seti Sujarwo menyambut baik peletakan batu pertama pembangunan Buddhabhiseka Taman Jaya Giri Arama dan Dharmasanti waisak Maluku 2568 B.E/ Tahun 2024.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan saat ini karena hal ini adalah bentuk keberagaman bangsa Indonesia serta menambah kerukunan antarumat beragama di daerah ini terkhususnya di Kabupaten Maluku Tengah, dan ke depannya, kami berharap umat Budha bisa menjalankan ibadahnya dengan baik. Kemudian taman yang akan terbangun bisa menjadi ikon yang dapat mendapatkan tarik wisata bagi pengunjung di daerah sekitar dan yang akan berkunjung di Namto,” ungkapnya.
Kepala Desa Namto I Made Wirawan menyampaikan harapannya,” Kami sangat menyambut baik pelaksanaan Kegiatan Umat Budha di daerah kami. Dengan melihat kegiatan ini, maka semua masyarakat di Desa Namto memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing”.
“Bagi kami pemerintah desa Namto, ke depannya, tempat ini, bukan saja dapat dimanfaatkan oleh umat Budha tetapi juga bagi masyarakat Namto sebagai ikon Wisata Keberagaman Umat Beragama yang baik di Indonesia,” cetusnya.
Mewakili Dandim 1502 Masohi. Danramil Seram Utara Seti Kapten CBA La Ode Maaruf menandaskan kegiatan yang terlaksana ini sangat luar biasa, karena desa Namto merupakan Ikon Nasional hal mana ditandai sudah lengkapnya semua agama di tempat tersebut.
“Toleransi Umat Beragama di desa Namto sangat luar biasa, apalagi Negara kita memiliki Ideologi Pancasila, “ungkapnya.
“Untuk itulah ke depan, toleransi umat beragama agar terus menerus terjalin dan terjaga sehingga aktifitas masyarakat terutama umat beragama berlangsung aman, damai dan lancar,” pungkasnya. (RM-06)
Discussion about this post