REFMAL.ID,Ambon – Pemerintahan di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Maluku, jauh lebih kejam dari karakter politik Gubernur ke-5 Yudea di Kekaisaran Romawi, Pontius Pilatus (26-36 Masehi) di zaman penyaliban Yesus Kristus pada 2000 tahun silam. Hanya karena takut bayangan alias paranoid, Bupati MBD saat ini diduga kuat melakukan mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) secara besar-besaran menjelang perhelatan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) pada 14 Februari 2024.
Namun, mutasi tersebut hanya berlaku bagi ASN yang dianggap keluarga maupun orang-orang dekat Barnabas Nataniel Orno (BNO), mantan penguasa dua periode MBD (2010-2015 dan 2015-2020) yang kini menjabat Wakil Gubernur Maluku periodesasi 2019-2024. Selain keluarga dan barisan pendukung setia BNO, diduga hanya karena “bisik-bisik romantis mematikan” sang isteri dan orang dekat, Rezim MBD saat ini juga melakukan mutasi ASN terhadap barisan dan pendukung fanatik Simon Moshe Maahury (SMM).
Ibarat air susu dibalas air tuba, begitu karakter politik penguasa Bumi Kalwedo, sebutan adat Kabupaten MBD. Padahal, yang kita tahu, SMM dan barisannya ikut berperan penting dalam kemenangan rezim ini pada pemilihan kepala daerah (pilkada) MBD pada 9 Desember 2020.
Mutasi tak lagi dilakukan secara normal, tapi abnormal. Sebuah anomali birokrasi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) MBD kontemporer. Sebab senyatanya, ada ASN yang lagi fokus berdinas karena menjabat sekretaris dinas salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab MBD di Tiakur, ibu kota Kabupaten MBD, Kecamatan Moa, tiba-tiba tanpa hujan dan angin lalu dimutasikan ke salah satu sekolah dasar di Kecamatan Wetar sebagai petugas perpustakaan.
Penyebabnya sederhana. Apa itu? Hanya karena ASN tersebut diketahui masih orang dekat rival politik bupati MBD saat ini. Lebih “brengseknya” lagi mutasi dilakukan di saat oknum penguasa lagi menegak “sopi koli dicampur madu” di meja makan rumah dinas orang nomor satu Pemkab MBD. Ada “bisik-bisik setan”. Mengapa tidak? Ada suami dan isteri yang sama-sama ASN di Pemkab MBD, tapi kebetulan saja merupakan barisan dekat BNO, SMM dan mungkin juga simpatisan Anos Yermias dengan keji dan kejam dimutasi ke pulau-pulau yang berbeda dan saling berjauhan jaraknya. Ngeri! Lantas, “Siapa yang bertanggung jawab terhadap kemungkinan terjadinya perselingkuhan atau keretakan rumah tangga jika suami-isteri dimutasikan ke lokasi berbeda dan berjauhan”.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, ada juga bunyi pepatah klasik lainnya. Usulan kenaikan pangkat dan golongan dari ASN-ASN yang dimutasikan di pulau-pulau rawan sinyal telekomunikasi tak kunjung ditandatangani penguasa MBD saat ini.
Alhasil, beberapa pekan sebelum perhelatan pemilu 2024, oknum penguasa MBD tersebut memerintahkan kepala bidang mutasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat untuk meneror dan mengancam ASN, tenaga honor daerah (Honda) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk harus mencoblos adik bupati MBD yang merupakan calon anggota legislatif nomor urut 2 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari daerah pemilihan (dapil) VII Maluku yang meliputi Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan MBD. Makanya kalau adik kandung Bupati MBD tersebut meraup suara hingga 15 ribu bukan karena kebetulan atau nilai jual caleg dimaksud.
Murni ini hasil manipulasi dan intimidasi terhadap para kepala desa, penjabat kades, ASN, tenaga honda dan PPPK. Kalau ingin menang, maka menanglah secara elegan. Jangan pakai “cara-cara kotor” dan “biadab” atau tak beradab seperti ini. Demokrasi di MBD memang telah terpasung arogansi dan parnoistis penguasa yang hanya mengejar pencitraan di satu sisi, tapi membunuh hak politik rakyatnya sendiri pada sisi lainnya.
Bagaimana kemiskinan mau diberangus perlahan-lahan dari Tanah MBD yang manis dan penuh berkat jika oknum penguasa saban hari puyeng minum sopi koli lalu bertindak arogan membunuh lawan-lawan politik hanya karena bisikan-bisikan iblis para penjilat dan pembisik. (Tim RM)
Discussion about this post