Referensimaluku.id,Ambon –Tak hanya kesulitan memenuhi biaya hidup, banyak putra-putri Papua yang dibiayai beasiswa otonomi khusus juga terancam di-drop out (DO) dari kampus mereka karena tak bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT) baik di dalam dan luar negeri. Terhadap fenomena ini, Pemerintah Pusat (Pempus) berdalih bahwa anggaran Otsus tersebut sudah ditransfer ke kas Provinsi Papua (dan Papua Barat) dan selanjutnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) kedua wilayah sudah mentransfer hal serupa ke masing-masing kota / kabupaten , namun sampai saat ini tidak jelas realisasinya.
“Kita berharap Pempus bisa turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini, sebab kalau hanya mengharapkan pemprov Papua (dan Papua Barat), maka masalah ini tidak akan selesai. Sekarang ini saja para Aparatur Sipil Negara di Provinsi Papua (dan Papua Barat) pusing apalagi saat ini Papua sudah jadi enam provinsi, yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Barat Daya pasti lebih pusing lagi,” tegas Yohansli Noya selaku elemen pemuda Indonesia Timur kepada referensimaluku.id via WhatsApp, Sabtu (7/7/2023).
Menurutnya pempus harus berinsiatif untuk membentuk tim khusus yang diturunkan ke Provinsi Papua (dan Papua Barat) untuk menginventarisir mahasiswa-mahasiswi asal Papua yang dibiayai dana Otsus berkuliah di dalam dan luar negeri. “Kita minta harus ada tim khusus dari pempus setingkat Satgaslah, sehingga jika masalahnya ada pada administrasi dan data penerima beasiswa ganda atau lain sebagainya maka dapat segera diselesaikan oleh mereka, dan jika uangnya sudah terlanjur ditransfer ke kabupaten / kota maka kita juga minta agar segera diselesaikan secepat mungkin, sebab saudara-saudara kita ini harus tetap melanjutkan studi,” lanjut Noya.
Baginya langkah cepat pempus saat ini akan sangat menentukan stabilitas politik dan keamanan di tanah Papua ke depan, sebab putra-putri Papua yang berkesempatan kuliah saat ini mereka adalah orang-orang terdidik yang nantinya punya andil besar dalam pembangunan daerahnya.
“Kita harapkan putra-putri Papua yang merupakan orang-orang terdidik ini agar dapat perhatian yang serius dari pempus, sehingga mereka dapat merasakan kehadiran negara, jangan sampai mereka kecewa lalu nasionalisme Papua itu tumbuh lebih subur dan lebih kuat. Bayangkan saja jika orang-orang terdidik ini baik di dalam atau luar negeri mengambil sikap maka hal ini dapat berbahaya untuk stabilitas politik dan ekonomi di tanah Papua ke depan. Namun kita percaya pempus akan turun tangan dan masalah ini segera diselesaikan” pinta Noya. (RM-05)
Discussion about this post