Referensimaluku.id,Ambon-Sejumlah wartawan senior yang pernah mengantongi kartu anggota Persatuan Wartawan Indonesia diduga sengaja “dijegal” Komite Organisasi (Organization Commite/OC) Karteker (Caretaker) PWI Maluku yang dijabat sementara Mochtar Touwe tak ikut Konferensi PWI Maluku Tahun 2023 untuk pemilihan ketua definitif PWI Maluku masa tugas 2023-2028.
Sesuai undangan yang dibagikan Komite Organisasi (KO/OC) yang diketuai Jimy Ayal dan Christian M Rahanra karteker PWI Maluku akan menggelar Konferensi di Lantai VII Kantor Gubernur Maluku, Jalan Raya Pattimura, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, pada Kamis (4/5/2023) dimulai pukul 08.30 waktu Ambon hingga selesai.
Menurut karteker Ketua PWI Maluku Mochtar Touwe dari 373 anggota PWI yang terdaftar dalam data base pihaknya hanya tinggal 101 peserta biasa yang berhak memilih dan dipilih (voter) dalam forum tertinggi pengambilan keputusan tersebut sesuai Anggaran Dasar (AD) PWI.
Adapun dari 11 kepengurusan PWI di Maluku, lanjut Touwe, hanya Maluku Barat Daya (MBD) dan Seram Bagian Barat (SBB) yang tidak berhak mengikuti konferensi PWI Maluku kali ini karena belum terverifikasi valid kepengurusannya, sedangkan Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, dan Kabupaten Seram Bagian Timur berhak mengikuti hajatan tertinggi anggota PWI Maluku itu.
Herannya lagi, ada sejumlah wartawan senior yang awalnya nama mereka tercatat dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS), namun diduga nama mereka sengaja dihilangkan Komite Organisasi dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang baru dirilis KO atau OC sehari sebelum pelaksanaan Konferensi, yakni Rabu (3/5) siang. Media siber ini mencium adanya konspirasi terselubung KO/OC Karteker PWI Maluku untuk meloloskan salah satu calon kuat ketua definitif PWI Maluku masa tugas lima tahun ke depan. Siapa gerangan calon kuat tersebut? Mayoritas anggota PWI Maluku mengetahuinya.
Permainan kotor ini kian tampak ketika sejumlah nama wartawan senior, seperti Novi Pinontoan, Ivone Litamahuputty, Paulus Joris, Saswaty Matakena, Semy Ony Yaki, Faizal Lestaluhu, dan sejumlah wartawan senior lainnya dengan sengaja tidak dimasukan dalam DPS maupun DPT pada Konferensi PWI Maluku 2023 kali ini. “Ini verifikasi model apa. Saya nilai ada permainan kotor karteker PWI Maluku untuk meloloskan calon unggulan mereka pada konferensi besok,” kecam Pimpinan Redaksi InfoAmbon.Com Paulus Joris kepada media online ini di Ambon, Rabu (3/5).
Mantan wartawan surat kabar Suara Maluku ini mempertanyakan 53 nama yang merupakan diskresi Ketua PWI Pusat Atal Depari pada Kongres Luar Biasa (KLB) PWI Maluku di Lantai V Hotel Manise, Ambon pada 28 Desember 2022 silam. “Yang ingin saya tanyakan nama-nama wartawan diskresi ketua PWI Pusat saat KLB PWI Maluku Tahun 2022 itu sah atau tidak. Kalau tidak sah mana surat penegasan dari PWI Pusat soal ketidakabsahan nama-nama tersebut,” ketusnya. Di lain kesempatan jurnalis senior Semy Ony Yaki, S.H. mempertanyakan dasar hukum karteker PWI Maluku melalui KO/OC menggunakan kriteria pemilik suara (voter) harus mengantongi kartu PWI yang telah kedaluarsa sejak tahun 2017,2018,2019, 2020, 2021 dan 2022, sedangkan pemilik kartu PWI yang kedaluarsa sejak 2016,2015,2014,2013 dan seterusnya ke bawah tidak diperkenankan ikut Konferensi PWI Tahun 2023.
“Yang ingin saya tanyakan adalah apa landasan hukum bagi Komite Organisasi karteker PWI Maluku menetapkan pemilik kartu PWI yang tidak aktif lagi sejak 2016,2015,2014 ke bawah tidak masuk dalam DPS dan DPT konferensi PWI Maluku 2023,” ujar mantan wartawan harian Ambon Ekspres (Jawa Pos Grup) ini.
Semy menandaskan dalam kolom keterangan dalam DPT Konferensi PWI Maluku Tahun 2023 disebutkan status kartu peserta biasa (voter) diperpanjang menimbulkan tafsiran hukum baru.
“Kalau keterangannya termuat frasa “diperpanjang” maka hal berarti 101 peserta dalam DPT kartu barunya belum ada karena karteker ketua PWI tidak memiliki kewenangan menerbitkan kartu PWI yang baru. Nah, bagaimana dengan 53 nama diskresi ketua PWI Pusat pada saat KLB PWI Maluku 2022.
Bukankah sama kedudukan mereka dengan 101 nama dalam DPT Konferensi PWI Maluku Tahun 2023,” bebernya. Salah satu wartawan senior Maluku Rony Samloy, S.H. mengharapkan PWI pusat tidak ambigu atau mendua hati dalam menyelesaikan kemelut yang masih berlarut-larut di tubuh PWI Maluku. “Saya berharap PWI Pusat tetap konsisten pada keputusannya dan tidak ambigu menyikapi prahara organisasi PWI Maluku,” seru jurnalis olahraga senior Maluku yang juga advokat (pengacara) ini. Samloy menyebutkan “haram” bagi PWI Pusat mengambinghitamkan atau menyalahkan anggota PWI atas status keanggotaan PWI di Maluku. “Artinya begini jika ada kesalahan administrasi, maka yang harus disalahkan adalah organisasinya secara kolektif kolegial dan bukan person per person.
PWI Pusat harus berjiwa besar mengakui kalau kesalahan di PWI Maluku sifatnya kolektif organisatoris dan bukan menyalahkan karteker ketua PWI Maluku sebelum-sebelumnya,” papar mantan wartawan harian Suara Maluku (eks Jawa Pos Grup) dan Ambon Ekspres (Jawa Pos Grup) ini.
Selain itu, Samloy juga menekankan agar PWI Pusat tidak terkesan dicap sengaja “melempar batu lalu sembunyi tangan” membiarkan kisruh terus terjadi di PWI Maluku. “Konferensi PWI Maluku besok akan sukses jika PWI Pusat tegas dan berdiri netral,” tekan editor olahraga harian Rakyat Maluku (Jawa Pos Grup) ini. (RM-04/RM-06/RM-02)
Discussion about this post