Referensimalukuid.Ambon- Majelis Latupati Maluku tidak lebih dari sekadar sebuah lembaga yang dibentuk untuk mempermainkan Adat dan Budaya Maluku. Realitas kontemporernya, Majelis Latupati Maluku bak sebuah paguyuban tempat berkumpul para pecundang, perusak tatanan adat dan para elite haus pujian di ranah kekuasaan.
“Sejak didirikannya Majelis Latupati Maluku beberapa tahun silam, jarang sekali Lembaga ini melakukan aksi nyata dan militan untuk melindungi adat dan budaya Maluku. Namun sebaliknya, lembaga ini hanya mempermalukan dan mempermainkan adat dan budaya di Maluku,” tulis salah satu anak adat Maluku Vigel Faubun di akun fesbuknya sebagaimana dikutip referensimalukuid, Senin (13/2/2023).
Menurut Vigel banyak persoalan tanah adat atau hak ulayat di seluruh wilayah Maluku yang tidak pernah tersentuh gebrakan radikal Majelis Latupati Maluku untuk mengadvokasi atau membela kepentingan masyarakat adat.
“Banyak kasus-kasus tanah adat yang bermasalah, seperti di Abio dan Sapalewa di Kabupaten Seram Bagian Barat), KKT (Kabupaten Kepulauan Tanimbar), Kabupaten Kepulauan Aru, Nuaulu dan Bati di Kabupaten Seram Timur) dan tempat-tempat lain di Maluku tapi tidak tahu di mana Majelis Latupati Maluku mengangkat suara untuk membela hak-hak adat masyarakat di daerah ini,” sindirnya.
Vigel juga menuding kehadiran Majelis Latupati Maluku hanya untuk mengejat ambisi kekuasaan dan pencitraan di ranah politik praktis. “Simbol adat dipasang di Trotoar jalanan-jalanan di Kota Ambon pun Majelis Latupati Maluku seakan-akan diam membisu, mereka sengaja menghindar serta mereka pura-pura buta dan tidak tahu apa-apa.
Lalu Majelis Latupati Maluku hadir untuk apa kalau hanya sebagai forum “baku kewel”para Latupati di Maluku”.
“Majelis Latupati Maluku tidak lebih dari sekadar sebuah “organisasi cari muka”, “cari kepeng” dan “cari posisi aman” dan gelar itu yang layak disandang Majelis Latupati Maluku.
Maka sangat disayangkan bila Organisasi ini masih selalu ada, namun untuk mempermalukan adat Maluku.
“selaku masyarakat Adat, beta merasa bahwa Gubernur Maluku saat ini adalah tokoh yang memiliki jabatan dan pangkat Adat terbanyak di Indonesia”. “Majelis Latupati Maluku ini sengaja dibentuk untuk kasih bonus gelar adat untuk tokoh-tokoh nasional dan lokal di Maluku.
Lembaga ini memang hanya punya hobi kasih gelar Adat, bukan yang lain. Amplop hijau tutup dalam muka sampe lupa diri kalo su jual hak kesulungan. Maluku eeeee siioooooooooo.
Apa tempo mau sadar,” tutup Vigel. (RM-03/RM-04)
Discussion about this post