Referensi Maluku.id,-Ambon- Ekosistem laut telah diakui sebagai jasa ekologi penting yang memberikan kontribusi manfaat besar bagi manusia seperti ekonomi, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Laut Indonesia bagian timur sangat penting dalam memajukan penelitian kelautan global dengan mega keanekaragaman hayatinya di Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) dan terletak di kawasan Kolam Hangat Indo-Pasifik. Selama 5 tahun terakhir, banyak kajian dan penelitian yang dilakukan di bagian timur Indonesia oleh peneliti lokal maupun internasional. Evaluasi Simposium Pertama tentang Ekosistem Laut Banda (ISBSE) yang diadakan oleh Pusat Penelitian Laut Dalam (saat itu berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-LIPI) pada tahun 2017 menunjukkan perlunya memperluas wilayah cakupan geografis simposium, sehingga mengarah pada prakarsa pelaksanaan simposium ini. Simposium ini bertujuan untuk mengumpulkan seluruh ilmuwan dan pemerhati kelautan pesisir untuk bertemu dan berbagi pengetahuan dan informasi terkini mengenai ekosistem laut di kawasan timur Indonesia.
Simposium yang dibuka oleh Kepala Pusat Riset Laut Dalam BRIN – Ibu Intan Suci Nurhati, Ph.D. ini diikuti oleh para peneliti dari BRIN dan berbagai institusi dalam dan luar negeri secara daring melalui aplikasi Zoom dan Chaenal youtube Pusat Riset Laut Dalam BRIN. Dalam sambutan Kepala Pusat Riset Laut Dalam – BRIN – Ibu Intan Suci Nurhati, Ph.D. memperkenalkan Pusat Riset Laut Dalam – BRIN sebagai lembaga riset yang focus penelitiannya untuk riset laut dalam di Indonesia. Beliau berharap melalui ISEIME akan jadi batu loncatan untuk lebih mengenal riset laut dalam dan para peneliti lain bisa bergabung untuk riset laut dalam.
Sebagai ketua panitia Sem Likumahua, Ph.D. menyampaikan pentingnya riset ekosistem laut yang saat ini telah banyak terdegradasi, sehingga melalui symposium ini bisa ada pemikiran baru untuk menuju riset yang lebih maju khususnya riset kelautan. Simposium yang dilaksanakan tanggal 24 November 2022, menyajikan 2 keynote speakers, 3 invited speakers dan 32 pemakalah adalah :
Prof. Ocky Karna Radjasa (Kepala Organisasi Riset Kebumian dan masitim BRIN / Peneliti Microbiology) “Quo Vadis Deep-Sea Research in Indonesia”
Prof. Dwi Listyo Rahayu (Peneliti taksonomi krustasea laut-BRIN) “Eastern Indonesia as A Mega Biodiversity Spot”
Sebagai Invited speaker :
Prof. Stephan Steinke (Xiamen University) ”Late Quaternary Environmental History of western and southern Indonesia”
Prof. Weidong Yu (Sun Yat Sen University) “Monsoon connecting the Western/Eastern Indonesia and North-South Hemisphere”
Prof. Madya Dr. Tuan Nurul Sabiqah Tuan Anuar (University of Malaysia Terengganu) “Chemical characterization of microplastics from environmental matrices- an important aspect in monitoring and risk assessment”
Setelah presentasi dari keynote speaker dan invited speaker presentasi dari pemakalah lain dilajutkan pada beberapa room zoom yang telah disediakan panitia.
Diharapkan melalui 1st ISEIME akan ada pemikiran dan ide baru dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia khususnya riset kelautan. Kerjasama dan kolaborasi melalui riset menjadi prioritas BRIN dalam memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia. Research Center for Deep-sea, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia menjadi tuan rumah simposium untuk menghimpun seluruh aspek terkait tema yang tidak hanya menambah jumlah publikasi penelitian tetapi juga memperkaya pokok-pokok rekomendasi bagi pemerintah daerah dan pusat. (RM-06)
Discussion about this post