Referensimaluku.id.Nuruwe- Menanggapi pernyataan keluarga Pemilik lahan di Desa Nuruwe , Maria Matahelemual, S.H terkait dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Nuruwe, Kepala Desa Nuruwe Simon Maatital langsung bereaksi keras.
Saat ditemui di Kantor Desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Jumat (22/4/2022) Maatital menyatakan untuk penggusuran sejumlah lahan masyarakat Nuruwe yang berada pada jalur kali mati yang menyebabkan terjadinya banjir, sehingga berdampak pada putusnya akses jalan Trans Seram tersebut, Pihaknya telah berkoordinasi dengan masyarakat Nuruwe pemilik lahan, sementara pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nuruwe juga telah melakukan pendekatan dengan Isteri almarhum Berty Matahelemual, pemilik lahan di tepi jalan itu di mana hasilnya isteri almarhum Berty Matahelumual menyatakan tidak keberatan lahannya dilakukan penggusuran. “Nanti setelah penggusuran baru dilihat kembali,” lanjut Maatital meneruskan hasil koordinasi dengan isteri almarhum Berty Matahelumual.
Menurut Maatital setelah koordinasi dilakukan, pihaknya kemudian melakukan penggusuran lahan yang menjadi jalur kali mati tersebut di mana pekerjaannya dimulai dari arah tepi hutan sampai ke jalan Trans Seram yang melalui Desa Nuruwe.
” Jadi akibat penggusuran itu, bukan saja Antua ( Pak Berthy Matahelemual ) punya lahan yang kena, tetapi warga lain juga yang lahannya kena gusur dengan sejumlah tanaman mereka, ” ungkapnya.
Dikisahkan Maatital, tiga hari setelah penggusuran itu, dirinya ditelepon Maria Matahelemual , tetapi karena tidak mengetahui identitas peneleponnya maka dirinya tidak mengangkat, tetapi ketika dirinya dikirim SMS dengan memberitahukan identitas penelepon dia kemudian mengangkatnya .
Dari pembicaraan antara Maatital dan Maria Matahelemual itu kemudian disepakati kedua belah pihak akan bertemu di Desa Nuruwe untuk membicarakan dan menyelesaikan persoalan tersebut.
Tiga hari pascapembicaraan itu, Maatital mengatakan dirinya ditelepon oleh personel Polisi dari Kepolisian Resort (Polres) SBB yang intinya menyuruh dirinya datang menghadap ke Polres SBB untuk menemui Maria Matahelemual guna membicarakan penggusuran lahan tersebut, tetapi dirinya menolak karena sebelumnya ada kesepakatan Maria dan dirinya untuk berbicara bersama di Nuruwe. Selain itu Maatital juga menyatakan jika pihak kepolisian memanggilnya untuk membicarakan persoalan itu harus disertakan undangan.
Informasi yang berhasil dihimpun media online ini menyebutkan akibat hujan deras di Desa Nuruwe pada Rabu (30/3/2022) menyebabkan aliran air dari kali mati yang sudah tertimbun memicu banjir di Desa tersebut. Bahkan aliran air yang deras tersebut memutus akses jalan Trans Seram yang melewati Desa Nuruwe. (RM-06)
Discussion about this post