Dr. M.J. Latuconsina,S.IP,MA
Pemrehati Sosial,Ekonomi&Politik
Referensi Maluku.id,-Bak pepatah lawas “masih banyak jalan ke Roma”, suatu pepatah yang awalnya muncul pada abad pertengahan pada buku Liber Parabolarum, 591 (1175), yang diperkenalkan Alain de Lille, seorang teolog dan penyair berkebangsaan Prancis, dengan bahasa Latinnya “mīlle viae dūcunt hominēs per saecula Rōmam”. Pepatah ini rupanya, yang sesuai dengan kisah cinta Luis Alberto Suárez Díaz, seorang pemain sepak bola professional berkebangsaan Uruguay, yang bermain untuk klub FC Barcelona, dengan pasangannya Sofia Balbi.
Luis pernah menempuh cara sederhana tatkala masih pacaran dengan Sofia, yang kini telah menjadi istrinya. Kisah ini, pernah dituturkannya dalam biografinya, yang berjudul : “Luis Suares Crossing The Line Melampui Batas”, yang dipublis tahun 2019 lalu. Untuk menemui Sofia, selain ia seringkali meminta empat pulih peso dari salah seorang direktur club Nacional, salah klub bola yang diisi para anak muda lokal setempat, saat ia masih bermain bola di negaranya Uruguay, sebagai ongkos sejauh empat puluh kilomter ke rumah Sofia, yang berada di luar Kota Montevideo.
Luis juga seringkali menjual kartu telepon lama kepada kolektor kartu telepon, yang didapatkannya di bilik-bilik telepon. Ia mengakui dalam biografinya itu bahwa, “saya kerap mendapatkan uang dari seorang lelaki setempat yang mengoleksi kartu telepon lama. Jika kita punya kartu telepon bekas, dia mau membeli dan oleh sebab itu, saya selalu memasang mata baik-baik, mengecek semua bilik telepon untuk mencari kartu kemudian menjalnya kepada sang kolektor.” Ungkapnya.
Betapa papahnya Luis kala itu, dimana untuk menemui kekasihnya Sofia ia tidak memiliki uang sama sekali untuk membeli tiket bus, menuju kediaman kekasihnya yang berada di Solymar. Tapi selalu saja ada cara sederhana yang diusahakannya, untuk menemui pacaranya saat itu. Meski kondisi Luis yang demikian, kedua orang tua Sofia menerima ia apa adanya. Menurutnya, “mereka tampaknya bukan saja menerima, melainkan juga menyukai saya.”
Ada kalanya saat Luis memiliki uang untuk menemui pacarnya yang jauh dari kediamannya. Namun terkadang ia juga tidak memiliki ongkos untuk balik ke rumahnya lagi. Dalam suasana keterbatasan itu, Luis rupanya tidak kehilangan cara untuk bisa kembali ke rumahnya. Seperti kebanyakan yang kita lakukan di masa muda dahulu juga ia lakukan, dengan menyetop kendaraan yang lewat di jalan raya lantas menumpanginya hingga sampai ke rumah. “Saya minta tumpangan dari kendaraan yang lewat untuk pulang pada dini hari.” Ungkapnya.
Hingga suatu hari Luis dan Sofia pun berpisah, lantaran Sofia pergi ke Barcelona Spanyol untuk belajar menata rambut. Sesuatu yang manusiawi sebagai orang yang di “mabuk asmara”, Luis pun meneteskan air mata saat kepergian Sofia, “saya menangis pada hari kepergiannya”, tuturnya. Tapi kepergian Sofia ke Barcelona, bukan akhir dari segalanya. Sebab tak lama berselang Luis pun hengkang ke Belanda memulai aktifitas profesionalnya dalam dunia sepak bola, untuk bermain di FC Groningen, yang semakin mendekatkan mereka berdua, karena Groningen dan Barcelona sama-sama berada di Eropa. Antara Groningen dan Barcelona itulah cinta mereka berdua semakin bersemi.
Di tahun 2006 Luis mulai memikirkan keseriusannya dengan Sofia. Tatkala ibu dan saudari Sofia sedang pulang ke Uruguay untuk menengok keuarganya, Luis pun menelepon mereka untuk menyampaikan keinginannya mengajak Sofia dari Barcelona ke Belanda. Ibu Sofia pun meresponsnya dengan baik, agar Luis menjaganya. Begitu juga Sofia menelepon ayahnya, dan ayahnya menyetujuinya, namun hanya sempat menayakan kapan ia akan pulang. Kepergian Luis ke Belanda bersama Sofia merupakan klimaks dari kisah mereka bertahun-tahun pacaran, karena di Groningen mereka berdua akhirnya menetap bersama.
Hingga akhinya mereka serius membangun rumah tangga, dengan menikah di tahun 2009 sampai mereka dikarunia tiga anak yakni, Delfina, Benjamin, dan Lautaro. Cara Luis dalam membangun relasi hati dengan Sofia melalui cara sederhana itu, sama dengan pemikiran Peter Ferdinand Drucke (1909-2005), seorang penulis dan konsultan manajemen berkewarganegaraan Amerika Serikat bahwa, “apa yang harus anda lakukan dan cara anda melakukannya sangatlah sederhana.” Benar-benar Luis mengupayakan cintanya kepada Sofia dengan cara sedehana. Tentu sesuatu yang luar biasa, selalu ada jalan yang lapang, bagi mereka yang memperjuangkan cinta mereka layaknya Suares dan Sofia.(*)
Discussion about this post