Referensimaluku.id.Ambon –Jika skenario politik lokal tersaji dan menyajikan duel Murad Ismail dan Jefri Rahawarin maka pemilihan gubernur Maluku 2024 bakal terseru dan terpanas sepanjang berdirinya Maluku sejak 18 Agustus 1945 silam. Seru karena Murad adalah purnawirawan Polisi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen), sedangkan Jefri adalah pemilik bintang tiga aktif TNI-AD. Masyarakat Maluku memperkirakan pilkada 2024 adalah perang para pemilik bintang. Panas karena pasti ada tumbal di balik kepentingan tersebut. Siapa tumbalnya? Siapa lagi kalau bukan masyarakat kecil atau rakyat jelata. Sebelum masuk perhelatan pilkada Maluku 2024 masyarakat dikondisikan (prakondisi) untuk terlibat konflik yang dipicu persoalan sepele. Ini fenomena ulang yang terus terjadi (de Javu) setiap menjelang pilkada Maluku.
Murad masih memimpin Maluku hingga singgasana 2024. Banyak tokoh yang ingin maju berkontestasi melawan Murad,tapi mereka dari kalangan sipil yang rekam jejak pemerintahan mereka untuk soal pelanggaran hukum sudah dikantongi Murad. Richard Louhenapessy, Vebri Calvin Tetelepta dan Barnabas Orno bukan lawan berat Murad. Satu-satunya rival berat Murad adalah Jefri.
Murad tahu kapasitas Jefri. Selain jenderal bintang tiga, Jefri adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III yang meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Banyak politisi dan birokrat yang ingin berpasangan dengan Jefri.
Salah satunya Bupati Buru dua periode Ramly Umasugy. Tapi, Ramly dianggap terlalu lebay. Ramly belum punya kapasitas mumpuni berduet dengan Jefri. Muncul sosok politisi senior Golongan Karya Hamzah Sangaji. Ada juga Abdulah Tuasikal.
Kedua sosok politisi ini mewakili konfigurasi politik Maluku Tengah yang selama puluhan tahun dominan dalam percaturan politik lokal Maluku. Di tengah situasi harap-harap cemas soal siapa yang bakal mendampingi Jefri melawan Murad, muncul ketegangan antara dua desa Kristen di Pulau Haruku, Maluku Tengah, yakni Aboru versus Hulaliu.
Pada Senin (23/1/2022) muncul lagi bentrok sesama warga Maluku yakni antara orang Kei dan orang Pelauw di Sorong, Papua Barat, yang menewaskan satu warga Kei dan 19 warga lain yang terkurung di dalam sebuah karaoke yang dibakar massa sebagai aksi balas dendam.
Alhasil, Rabu (25/1/2022), bentrokan kembali pecah di perbatasan Desa Kariuw dan Desa Ori, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Dalam bentrokan antarwarga kampung bertetangga itu, sejumlah rumah penduduk di desa Kariuw terbakar dan dua warga Kariuw dikabarkan tewas. Siapa yang bakal turun sebagai juru damai di balik konflik-konflik antarwarga belakangan ini? Itulah jawabannya.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Inspektur Jenderal (Irjen) Lotharia Latif melalui Kabid Humas Polda Maluku Komisaris Besar (Kombes) Mohamad Roem Ohoirat menuturkan saat ini aparat kepolisian sudah dikirim untuk melakukan pengamanan di lokasi bentrokan. Kapolda Maluku meminta warga dua desa yang sempat bertikai untuk menahan diri.
“Benar ada kesalahpahaman di sana, dan sudah kita dorong pasukan ke sana untuk membantu pengamanan. Bapak Kapolda mengimbau kepada pihak-pihak berkonflik agar dapat menahan diri,” ujar Ohoirat melalui pernyataan resmi, Rabu (26/1/).
Jubir Polda Maluku itu juga meminta warga untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan. Pihaknya, sambungnya, kini sedang menyelidiki aktor-aktor dibalik insiden tersebut.
“Kami minta warga juga tidak terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan, karena kita sudah berada di lokasi untuk melakukan pengamanan, dan penyelidikan,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media online ini saat berita ini ditulis, penduduk Kariuw masih memilih mengungsi ke dataran tinggi. Itu dilakukan setelah seorang pendeta meminta jemaatnya melakukan evakuasi pascakampung mereka terjadi kebakaran akibat bentrokan dua kelompok yang bertikai.
Ohoirat menyatakan Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Dandim beserta Bupati Maluku Tengah sedang menuju lokasi bentrokan untuk membantu penanganan situasi serta mengkoordinasikan langsung penyelidikan.
“Sekali lagi kami minta warga menahan diri, karena kami sedang melakukan penyelidikan. Kita akan mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat,” tegas Ohoirat. (RM-06/RM-04/RM-02/RM-07/RM-03)
Discussion about this post