Referensimaluku.Id. Ambon – Kepala Kantor Penghubung Provinsi Maluku Saiful Indra Patta menghadiri kegiatan di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Satinduk Badan Intelejen Strategis di Jalan Dr. Sumeru No 142 Bogor. Jakarta.
“Kehadiran Badan Penghubung Maluku sebagai Narasumber dalam kegiatan pembekalan kepada personel angota Badan Intelejen Strategis (BAIS ) TNI dengan tema Adat dan budaya Maluku,” ucap Patta via telepon seluler di Jakarta, Kamis (23/12/2021). “Kami diminta memberikan materi di BAIS TNI yang hadir semua anggota Matra TNI, yaitu Matra AD, Matra AL, Matra AU dan kebanyakan itu dari Perwira Menengah.Alhamdulillah semua respons positif dari anggota BAIS, itu sebagai materi bagi anggota BAIS untuk melaksanakan tugas- tugas Intelijen di daerah”.
“Berbicara adat dan geografis tidak bisa dilepaskan karena giografis itu sangat mempengaruhi adat dan istiadat setempat, karena Maluku adalah wilayah kepulauan otomatis dia punya adat istiadat tersebut bercirikan kepulauan secara geografis”.
“Di Provinsi Maluku terdapat 11 Kabupaten Kota dengan jumlah penduduknya 1.85 juta jiwa dan kebanyakan masyarakat hidup di pinggiran laut karena hidupnya di perikanan. Kemudian adat-istiadat yang mempengaruhi di Maluku seperti Pela dan Gandong, Kalwedo, Ain Ni Ain, itu semua adalah hubungan kekeluargaan yang mengikat silaturahmi, mengikat tali persaudaraan di Maluku”. Patta dalam paparannya katakan pada tahun 1999 banyak penulis memprediksi bahwa Konflik di Maluku itu memakan waktu yang lama, tetapi karena adat dan budaya yang kuat maka konflik Maluku cepat selesai, karena ada ikatan – ikatan Pela dan Gandong, Kalwedo, Ain Ni Ain dan lainnya sehingga masyarakat disadarkan dengan adat itu.
“Adat dan budaya itu sebagai tolak ukur dan rumusan untuk menyelesaikan konflik dalam kehidupan sosial masyarakat Maluku,” tutup Patta. (RM-04)
Discussion about this post