Referensimaluku.Id.Ambon-Selaku umat Kristiani kami semua patut mengagungkan Tuhan Yesus atas perayaan Natal di hari ini, Sabtu (25/12/2021). Tapi di saat bersamaan di tengah datang ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru datang kabar duka melalui ucapan belasungkawa rekan-rekan jurnalis berkenaan wafatnya reporter olahraga senior Maluku Drs.Luckas Sopacua atau biasa disapa Bung Luki Sopacua.
Bahkan sesama rekan seprofesi yang sejawat dengan almarhum biasa menyapa “Uka”. Saya beberapa kali meliput event-event olahraga nasional yang diurusi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku, KONI Maluku maupun pengurus cabang olahraga bersama Bung Luki. Waktu itu saya masih berseragam Ambon Ekspres (Jawa Pos Grup di Ambon),sedangkan Bung Luki membawa Marwah TVRI Maluku.
Kita pernah meliput Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2005 di Medan, Sumatera Utara, Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) 2007 Ternate, Maluku Utara, Kejuaraan Nasional dan Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII 2007 di Kabupaten-kabupaten Bengkalis, Riau, Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) I 2007 di Ambon, PON XVII 2008 Kalimantan Timur, Popmal II 2011 Ambon, PON XIX 2016 Jawa Barat.
Selain teguh menjalankan tugas reportase olahraga di lapangan, Bung Luki juga kerap melakoni diri “suporter nakal” bagi kontingen Maluku. Kata-katanya dari luar lapangan selalu memprovokasi dan membakar adrenalin bagi atlet-atlet Maluku yang akan bertanding dan berlomba maupun saat atlet di tengah arena pertandingan dan perlombaan.
Bung Luki juga bisa tampil bak kakak dan orangtua yang baik bagi rekan-rekan wartawan dan reporter olahraga jika ada persoalan privasi maupun terkendala sakit dalam liputan. Pernah saya sakit di Ternate dan Bengkalis, Bung Luki ikut membeli obat dan memfasilitasi dokter untuk menyembuhkan sakit karena capek.
Bung Luki juga tipikal penyayang dan mampu menyatukan semua perbedaan. Saat sepulang meliput Popnas Medan 2005 Bung Luki meminta kami patungan Rp 50 ribu untuk membayar biaya makan atlet dayung Maluku Jacobus Hattu dan kawan-kawan di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Mau tahu alasannya? Saat Popnas Medan DPRD Maluku dan Pemprov setempat mengalokasikan biaya makan sehari per atlet Rp 10 ribu,sedangkan sepiring nasi Padang di Medan dipatok Rp.12.500. Makanya atlet kelaparan.
Itu pula yang menggugah Bung Luki dan kami bersuara lantang di media massa sehingga Pemprov Maluku menaikan biaya makan atlet per hari Rp.50 ribu. Bung Luki yang pernah menjabat Ketua Bidang Humas KONI Maluku 2013-2017 sempat menelepon saya karena kekecewaannya atas kinerja buruk Seksi Humas KONI Maluku Izack Tulalessy yang seenak perut memilih wartawan peliput PON XX 2021 Papua. Di zaman Bung Luki memimpin Humas KONI Maluku sekitar tujuh wartawan olahraga senior diajak meliput PON XIX Jawa Barat dan mereka semua tinggal dan menikmati fasilitas mewah di Hotel Elcavana Bandung. Saat Izack mengepalai Humas KONI Maluku, hanya tiga wartawan yang diajak liput di mana satu anak buah Izack di kantor MalukuTerkini.Com dan duanya lagi utusan RRI Ambon dan TVRI Maluku.
Ironisnya Izack dan anak buahnya menginap di hotel mewah bersama pengurus KONI Maluku, sedangkan wartawan RRI Ambon dan TVRI Maluku dibiarkan tinggal di wisma tanpa AC dan WiFi. “Ron…kok Izack bikin teman-teman wartawan begitu,” protes Bung Luki kepada saya. Bung Luki termasuk sosok humoris. “Beta sudah lama kenal Bung Luki. Orangnya baik,ramah dan suka basangaja (humoris),” imbuh praktisi olahraga Maluku Heygel Tengens langsung dari Jakarta, Sabtu siang. Heygel mengaku kaget mendengar kabar duka tersebut.
“Beta tahu info kematian Bung Luki dari Instagram wartawan-wartawan di Ambon,” ucapnya. Bung Luki pergi meninggalkan seorang istri dan seorang putra. Selamat jalan Bung Luki. Inspirasi dan motivasimu menjadi cahaya yang tetap mewarnai jurnalisme olahraga Maluku. (RM-03)
Discussion about this post