Referensimaluku.id.Ambon-Target Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku dan KONI Kota Ambon diperkirakan sulit terwujud di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua. Sebelum kontingen Maluku terbang dalam empat kelompok terbang (kloter) ke Papua, KONI Maluku menargetkan raihan delapan medali emas berikut perbaikan peringkat dari 20 nasional selama tiga edisi PON terakhir (2008 Kalimantan Timur, 2012 Kepulauan Riau dan 2016 Jawa Barat) menjadi di bawah 20 besar. KONI Kota Ambon lain lagi. Tak tanggung-tanggung lima emas.
Mengapa sulit terwujud? Sejak event-event olahraga digelar pada 26 September 2021 hingga 9 Oktober 2021, Maluku baru mengemas tiga medali emas, dua perak dan tiga perunggu. Tiga emas diperoleh dari dayung yang notabene atlet-atlet asal Seram Bagian Barat, Maluku. La Memo dan Chelsea Corputty adalah atlet-atlet asal Seram Bagian Barat( bukan Kota Ambon). Dayung sendiri tak capai target empat emas sekalipun atlet-atlet dayung Maluku sudah berjuang sekuat tenaga.
Andalan Maluku kini hanya di cabang tinju, kempo, layar, dan selam. Harapan di nomor 200 meter dan 400 meter gawang dari Alvin Tehupeiory terancam pupus setelah jebolan Olimpiade Tokyo 2020 Tokyo mengalami cedera hamstring. Dari tinju peluang besar meraih emas mungkin hanya pada Welmy Pariama tetapi peluangnya masih 50:50 mengingat lawan yang akan dihadapi Welmy Pariama di semifinal adalah Yamina Babinga (Papua Barat) dan Salomina Yerisetouw (Papua) jika atlet tuan rumah Papua ini lolos ke final.
Di PON XIX 2019 Welmy Pariama meraih emas setelah sukses mengalahkan Salomina Yerisetouw di final kelas 64 kg putri. Di kelas 52 kg putra Novi Sahuleka menghadapi lawan berat di semifinal yakni petinju hebat DKI Jakarta Aldom Suguro. Aldom adalah langganan Pelatnas yang sudah beberapa kali membela tim tinju Indonesia di Sea Games.
Di kelas 56 kg putra apalagi. Julius Lumoly ditantang atlet Pelatnas asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Lucky Mira Agusto Hari yang mengalahkan jagoan DKI Jakarta Jill Mandagi di perempatfinal kelas serupa pada Jumat (8/10/2021) petang yang memicu insiden pemukulan Mandagi oleh Relawan PON XX Papua. Tambahan satu emas dari Muhammad Yamin Rahayaan dari kempo mungkin dapat terealisasi karena di dua edisi PON sebelumnya Rahayaan sukses menyumbangkan dua emas untuk Maluku.
Tapi Rahayaan bukan atlet Kota Ambon. Dia atlet Kabupaten Seram Bagian Timur. Harapan dari layar dan selam juga kecil peluangnya mengingat lawan-lawan yang dihadapi bukan tak kenyang pengalaman nasional dan internasional.
Mengharapkan mujizat Tuhan? Mungkin saja, tapi ingat semua atlet-atlet yang turun berlaga di PON XX Papua adalah insan beragama yang juga saban waktu memanjatkan doa dan sujud syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tinggi hati dan kemunafikan selalu mendahului kehancuran. Itu yang kini melanda kontingen Maluku di PON XX Papua?Ikuti saja hasilnya. Siapa menabur kejujuran akan menuai pujian dan kehormatan,tetapi siapa menabur sumpah serapah akan menuai kegagalan dan rasa malu tak terperi. (RM-07)
Discussion about this post