Referensimaluku.id. Untuk mengefisiensi pemanfaatan anggaran daerah di tengah pandemi Covid-19, Gubernur Maluku Murad Ismael diingatkan berhati-hati menetapkan peserta di luar atlet,pelatih,ofisial dan wartawan ke Pekan Olahraga Nasional XX di Papua pada Oktober 2021. Sebab,pengalaman yang terjadi selama ini membuktikan di dalam kontingan PON Maluku lebih banyak berisikan oknum-oknum di luar atlet,pelatih dan ofisial. Karena itu, jika kali ini ke PON XX Papua Maluku hanya menyertakan 50 lebih atlet dan hampir 20 pelatih termasuk pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku, Satuan Tugas Pelatda PON XX, wartawan, anggota DPRD Maluku, bupati dan walikota, jumlah personel harus dapat ditekan sekecil mungkin. “Lebih bijaknya hanya atlet,pelatih,ofisial dan wartawan yang dikirim ke PON Papua. Wartawan pun hanya Ambon Ekspres, Rakyat Maluku, RRI yang setiap saat menulis berita-berita olahraga.Jangan ada lagi kontingen jalan-jalan di PON XX Papua,” ingat praktisi olahraga Maluku,Heygel Tengens kepada referensimaluku.id di Ambon, Senin (26/4/2021). Heygel menyebutkan keikutsertaan orang per orang dalam kontingen PON Maluku seyogianya dilihat dari pendekatan proporsional dan berdampak bagi perolehan medali.” Artinya sekalipun orang itu isteri pejabat atau pejabat sekalipun tetapi kehadirannya tidak membawa dampak bagi atlet meraih medali sebaiknya tidak usah,” tekan pria yang lebih dari 33 tahun mengurusi sepakbola ini.
Heygel mengharapkan Gubernur Murad Ismael tegas terhadap kepengurusan KONI Maluku saat ini yang lebih mementingkan urusan pribadi dan kepentingan kelompok dalam persiapan ke PON Papua. “Sesekali pak gubernur ajak atlet,pelatih dan wartawan bahas persiapan PON XX. Jangan hanya dengar sepihak dari pengurus KONI Maluku,” tekan pria yang juga berdarah-darah mengurusi judo dan pencak silat ini. Di kesempatan sama salah satu pemerhati olahraga Maluku Anderson Palinussa juga menginginkan kontingen PON Maluku diisi orang-orang berkapasitas, dan punya peran kuat bagi atlet meraih medali di PON Papua. Jangan ada orang-orang yang tidak punya kaitan langsung dengan atlet dan pelatih. Tentu anggaran daerah harus dikelola dan dimanfaatkan profesional dan proporsional,” tutup dosen Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura Ambon memungkasi pembicaraan dengan koran ini. (RM-02)
Discussion about this post