Referensi Maluku
No Result
View All Result
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI
  • LOKAL
Youtube
Facebook
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI
  • LOKAL
No Result
View All Result
Referensi Maluku
Home Opini

Saya Bukan Marxis

May 22, 2025
in Opini
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Email

REFMAL.ID,-.AMBON –

Baca Juga

Jalan Panjang Izin Tambang, dan Tanggung Jawab Kolektif

Dinamika Politik dan Lingkungan di Balik Polemik Tambang Nikel Raja Ampat: Mengapa Bahlil Lahadalia Menjadi Sasaran?

PRABOWONOMICS

Oleh; Dr. M.J. Latuconsina,S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol, Universitas Pattimura

Mendahuluinya meminjam ungkapan kontemplatif Ilham Gunawan. Ia merupakan seorang penulis Indonesia, yang populer melalui karyanya berjudul : “Rindu Rezim” yang dipublis di tahun 2024 lalu. Ia mengatakan bahwa, “Ideologi akan berakhir, jika ia hanya sekadar jargon dan sebatas dimumikan sebagai kesadaran palsu…” Ungkapan Ilham Gunawan tersebut berkaitan dengan artikel ini, yang menyangkut dengan ideologi. Ideologi merupakan sesuatu yang urgen, dimana mencakup keseluruhan sistem berfikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah yang dianut oleh individu dan rakyat pada suatu negara.
***

Terlepas dari itu, setiap figur para elite negara sedari awal cita-cita menuju Indonesia merdeka, sudah dapat diketahui masing-masing memiliki haluan ideologi. Haluan ideologi yang dianutnya tersebut diantaranya : Nasionalis, Islam, Kristen, Sosialis, Komunis, miks Islam Nasionalis, Kristen Nasionalis, Sosialis Islam, Sosialis Kristen yang identik dengan nasionalis religius, dan sosialis religius serta juga miks Komunis Islam . Ideologi-ideologi tersebut merupakan instrumen politik, yang digunakan dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NKRI), dan instrument dalam interaksi politik dalam panggung politik nasional, yang sesuai dengan konstek zamannya.

Sebut saja Soekarno berideologi nasionalis, Abdul Wahid Hasyim berideologi Islam, Johannes Leimena berideologi Kristen, Sutan Sjarir berideologi Sosialis, Ki Bagus Hadikusumo berideologi Islam Nasionalis, Alexander Andries Maramis berideologi Kristen Nasionalis, Mohammad Natsir berideologi Sosialis Islam, Tan Ling Djie berideologi Sosialis Kristen, dan Achmad Dasuki Siradj berideologi Komunis Islam. Ideologi para elite bangsa yang beragam, dan campuran tersebut sebagai manifestasi dari dinamika perkembangan ideologi-ideologi ini di tanah air, di sekitar tahun 1912 sampai dengan tahun 1914 lampau.

Keberagaman ideologi tersebut, juga merupakan fenomena rill dari kemajemukan kita di tanah air. Lantas yang menjadi pertanyaan apa ideologi yang dianut Mohammad Hatta Kepala Kepala Negara/Pemerintahan Republik Indonesia periode 1945-1956 dan Kepala Pemerintahan Republik Indonesia periode 1948-1949 ?. Dari berbagai pemikiran Mohammad Hatta, yang nampak untuk kepentingan kesejahteraan banyak orang atau rakyat di tanah air, dengan mengedepankan prinsip kesamarataan (egaliter) dalam politik dan perekonomian nasional, maka ia dikategorikan memiliki ideologi Sosialis Demokrat.

Misalnya saja, Hatta percaya bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan di tangan satu orang saja. Ia juga menekankan bahwa demokrasi Indonesia harus sesuai dengan kondisi dan karakter masyarakat Indonesia, bukan sekadar meniru model demokrasi barat. Begitu pula, Hatta berpendapat bahwa demokrasi politik saja tidak cukup, harus ada demokrasi ekonomi dan sosial untuk mencapai persamaan dan persaudaraan. Keadilan sosial menjadi fondasi penting dalam membangun negara yang adil dan sejahtera. (Jalil 2021, Setneg2024).

Relevan dengan itu, Frans Magnis Suseno (1991) dalam karyanya yang berjudul : “Filsafat Sebagai Ilmu Kritik” mengatakan bahwa, ideologi dimaksud sebagai keseluruhan sistem berfikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial atau individu. Ideologi dapat dimengerti sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi suatu kelompok sosial, sejarahnya dan proyeksinya ke masa depan serta merasionalisasikan suatu bentuk hubungan kekuasaaan.

Secara substantif telah dipaparkan dalam pengertian ideologi tersebut. Hal ini menandaskan kepada kita bahwa, para elite bangsa tersebut menganut ideologi, yang terintegrasi didalamnya keseluruhan sistem berfikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah, yang diguunakan oleh para elite bangsa secara individu dan kelompok, yang memiliki tujuannya untuk kepentingan rakyat banyak, demi mencapai cita-cita besar Negara Republik Indonesia (NKRI), yang berdaulat, adil, dan makmur.

Masih berkaitan dengan pemaparan menyangkut dengan ideologi tersebut. Hal menarik yakni, menyangkut dengan statemen “saya bukan Marxis”, yang menjadi tema artikel ini, sebenarnya bukan dilontarkan oleh Mohammad Hatta Wakil Kepala Kepala Negara/Pemerintahan Republik Indonesia periode 1945-1956 dan Kepala Pemerintahan Republik Indonesia periode 1948-1949, melainkan dilontarkan oleh Karl Marx (1818-1883) sosok multi talenta, yang dikenal sebagai seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog, jurnalis dan sosialis revolusioner berkebangsaan Jerman.

Ungkapan ini di konstruksikan kembali oleh Daniel Dhakidae dalam pengantar buku Hatta, yang berjudul “Mohammad Hatta Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977) yang di publis pada tahun 2015 lalu, sebagai respons perseteruannya dan pembelaan dirinya tatkala berpolemik dengan para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) di tahun 1938, yang berawal dari tulisannya dalam Sin Tit Po, ketika dia berada dalam pengasingannya di Banda Naira (Maluku). Ini menjadi polemik keras yang jarang diangkat ke ruang publik politik bangsa ini.

Polemik ini sebenarnya tidak di maksudkan Hatta sebagai perang kata-kata. Tulisan tahun 1938 tersebut adalah semacam kelanjutan dari pidato pergantian kepemimpinan Perhimpunan Indonesia di Belanda, yang diucapkan 16 tahun berselang di Belanda yaitu memahami “kosmos ekonomi dan konflik kekuasaan”. Menurut Hatta mengenai menjadi Marxis atau bukan Hatta membuka jawabannya dengan mengutip Marx sendiri yang mengatakan “saya bukan Marxis”, “Ik ben geen Marxist” ; kalau Marx sendiri bukan Marxis, siapa yang lebih Marxis dari Marx ?.

Dalam hubungan itu Hatta menegaskan bahwa ada tiga jalan bagi seseorang untuk menjadi Marxis : pertama, Marxisme sebagai watenschappelijke werk method, metode kerja keilmuan ; kedua, sebagai politieke leer, ajaran politik ; ketiga, sebagai wereldbeschouwing, pandangan dunia. Dari ketiganya, sebagai pengaggum Marx, Hatta mengatakan dia hanya berminat memakai Marxisme sebagai metode kerja keilmuan dan tidak berminat menjadi komunis.

Beranjak dari pemkiran Hatta tersebu, terkadang kebanyakan dari kalangan awan menyamaratakan individu-individu yang mempelajari tentang pemikiran Marx. Pada akhirnya individu-individu yang mempellajari tentang pemikiran Marx, secara subyektif dikatakan sebagai seseorang yang berhaluan Marxisme. Bahkan ia secara subyektif juga disebut sebagai seorang komunis. Padahal mirip dengan perspektif Hatta, dimana dia hanya berminat memakai Marxisme sebagai metode kerja keilmuan dan tidak berminat menjadi komunis. (RM-06)

ShareTweetSendSend

BERITATERKAIT

Jalan Panjang Izin Tambang, dan Tanggung Jawab Kolektif

Jalan Panjang Izin Tambang, dan Tanggung Jawab Kolektif

by admin
June 9, 2025
0

  REFMAL.ID,-AMBON -Seringkali kita menyederhanakan izin pertambangan sebagai...

Dinamika Politik dan Lingkungan di Balik Polemik Tambang Nikel Raja Ampat: Mengapa Bahlil Lahadalia Menjadi Sasaran?

Dinamika Politik dan Lingkungan di Balik Polemik Tambang Nikel Raja Ampat: Mengapa Bahlil Lahadalia Menjadi Sasaran?

by admin
June 8, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON -Isu tambang nikel di Raja Ampat, Papua...

PRABOWONOMICS

PRABOWONOMICS

by admin
June 2, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON -Mendahului narasi ini meminjam ungkapan Muhammad Yunus,...

Anak-Anak Perempuan di Pentas Politik Asia

Anak-Anak Perempuan di Pentas Politik Asia

by admin
May 31, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON -Bermula dari ungkapan MacKenzi Lee, seorang penulis...

Hitachi Dari Brand Hingga Joke

Hitachi Dari Brand Hingga Joke

by admin
May 30, 2025
0

REFMAL.ID, AMBON -Mendahuluinya mengutip suatu ungkapan kontemplatif bahwa,...

Dua Model Demokrasi Lawas Kita

Dua Model Demokrasi Lawas Kita

by admin
May 29, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON -Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang...

Next Post
Siswa MTs SBT Ditemukan Mengapung di Sungai Waifufa, Kapolres: Masih melakukan penyelidikan mendalam

Siswa MTs SBT Ditemukan Mengapung di Sungai Waifufa, Kapolres: Masih melakukan penyelidikan mendalam

Lantik Pengurus KONI Maluku, Marciano Norman Minta Kerja Sepenuh Hati dan Jaga Soliditas

Lantik Pengurus KONI Maluku, Marciano Norman Minta Kerja Sepenuh Hati dan Jaga Soliditas

Discussion about this post

Popular Stories

  • Kisah Pasutri Petinju Maluku, Berulang Kali Sumbang Medali di PON, 15 Tahun Honor Tak Diangkat PNS

    Kisah Pasutri Petinju Maluku, Berulang Kali Sumbang Medali di PON, 15 Tahun Honor Tak Diangkat PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima ABK Sabuk Nusantara 103 Babak Belur Dihajar Oknum TNI dan Brimob, Yermias Minta Danyon dan Dansat Bersikap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Kaka Sani Tawainella, Sampai “Baku Dapa” Glend Fredly Latuihamallo di Tengah Cahaya Sorgawi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Delapan Wakil Rakyat Maluku di Senayan Membisu dan “Omong Kosong”, Anggota DPR RI Asal Sulut Bantu Heins Songjanan Siap Dilantik Tamtama TNI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Brigjen Amino Carataker Walikota Ambon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedomam Media Cyber

© 2022 referensimaluku.id

No Result
View All Result
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI

© 2022 referensimaluku.id