REFMAL.ID, Ambon – Terhitung sejak Desember 2024 lalu, pihak Universitas Pattimura belum membayarkan sekitar belasan miliar rupiah biaya sertifikasi dosen dan tunjangan lebih kurang tiga ribu dosen di kampus negeri ternama di Maluku itu.
Informasi yang diperoleh referensimaluku.id dari sejumlah fakultas di Unpatti mengungkapkan adanya permainan oknum-oknum pejabat Unpatti untuk “merampok” hak-hak dosen perguruan tinggi negeri kebanggaan orang Maluku itu.
“Seharusnya pada Desember 2024 kemarin kita dapat dua kali gaji, tapi yang dikasih untuk November saja, sedangkan Desember belum dikasih sampai sekarang,” beber sejumlah dosen Unpatti kepada referensimaluku.id di Ambon, Rabu (8/1).
Sumber menyebutkan dana Serdos dan funjangan Desember wajib dibayarkan sekaligus di bulan itu sebab beban anggaran tahun 2024 harus dituntaskan di tahun tersebut. “Kalau biaya serdos dan tunjangan dosen untuk Desember 2024 dibayarkan di Januari 2025 hal itu sudah menyalahi aturan dan berpotensi korupsi,” sebut sumber.
Rektor Unpatti Profesor Dr. Fredy Leiwakabessy yang dikonfirmasi referensimaluku.id via whatsapp, Rabu (8/1) tak berhasil karena nomor ponsel wartawan media siber ini sengaja diblokir petinggi Unpatti tersebut.
Sedangkan Wakil Rektor II Unpatti Profesor Dr. Pieter Kakisina yang dikonfirmasi via WA, Rabu (8/1) tidak merespons pertanyaan konfirmasi yang dikirimkan sekalipun pesan pertanyaan tersebut telah terkirim dan dibaca (centang biru) yang bersangkutan. (RM-02/RM-03)
Discussion about this post