REFMAL.ID,Ambon – MR alias Nona, 20, mahasiswi salah satu institusi pendidikan kesehatan di Kota Ambon kini merasa hidupnya terusik dan tertekan karena diintimidasi dan diteror keluarga yang orangtuanya maupun salah satu pamannya oknum polisi yang bertugas di Kesatrian Air Besar Passo dan Lateri 3, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.
Ternyata yang meneror dan diduga mengancam MR alias Nona adalah JM alias Julia dan ibu Julia. Setelah ditelusuri ternyata JM alias Julia tidak rela mantan pacarnya PA alias Petu, oknum polisi yang kini bertugas di Kepolisian Sektor Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, jatuh ke pelukan MR yang lebih “goodlucking”, elegan dan lebih muda usia dari JM.
Tahu juga jika PA dan MR pernah memadu kisah semasa sekolah menengah sebelum PA lolos tes menjadi bintara polisi. Istilahnya setelah putus dengan JM, PA kembali merajut kisah asmara dengan MR. Lebih jauh MR mengisahkan kejadian teror dan intimidasi yang dialami dirinya kepada Referensimaluku id, Kamis (5/12).
“Pada Sabtu, 30 November 2024 sekira puku 12.00 WIT saya dapat chat dari Petrus Arbol (PA) untuk membalas chat kalau ada nomor baru yang chat dia (PA) via wa. Selanjutnya, Minggu (1/12/2024) sekira Pukul 08.00 WI saya dapat chat dari omnya /pamannya Julia/JM (pihak perempuan) yang bilang bahwa nanti ketemu di kampus dan di rumah untuk membahas masalah ini. Saat itu saya sudah dijelaskan ke omnya/pamannya Julia/JM bahwa saya tidak menyindir atau menyinggung keponakannya bahkan tidak tag atau tandai keponakannya.
Itu saya hanya mengikuti trend tiktok. Tapi Petrus (PA) sudah memberitahukan agar meminta maaf karena sudah diancam dari pihak perempuan,” kisah MR.
“Kemudian pada 1 Desember 2024, mamanya/ibunya Julia (JM) datang ke kediaman saya ketemu dengan mama saya dan saya dan masalahnya sudah dibicarakan baik-baik. Lalu malamnya di hari dan tanggal yang sama, saya mendapat panggilan telpon dari mamanya Julia (JM) kemudian telepon sambung dengan Petrus (PA), Julia dan omnya Julia (JM) disuruh buat video permintaan maaf (klarifikasi) dan diposting malam itu juga di tiktok, di reels instagram dan story instagram.
Semuanya saya sudah posting dan katanya setelah itu selesai. Tapi, karena postingan Instagram itu dikomentari teman-teman saya lalu mereka mempermasalahkan hal itu lagi,” lanjut MR.
“Tanggal 2 Desember 2024, ibunya Julia/JM, Julia bersama teman-teman Julia datang ke kampus, tapi saya tidak pergi ke kampus. Selanjutnya, mereka ke kediaman saya untuk bertemu saya dan menyuruh memanggil teman-teman saya untuk ke kantor polisi menyelesaikan masalah. Di Kantor polisi (SPKT Polres Kota Ambon) masalah diselesaikan, dan
kita disuruh berjabah tangan dan foto kemudian pulang,” ujar MR. d
“Pada 5 Desember 2024, Petrus Arbol meneruskan chat dari orang tua Julia (JM) katanya masalahnya belum selesai gara-gara postingan orang di tiktok kemudian saya memposting ulang. Saya juga
ditanya kenapa hapus video klarikasi atau permintaan maaf,” jelas MR. “Rencananya pada Minggu, 8 Desember 2024, mereka akan datang lagi bertemu saya dan ibu saya. Saya menduga rencana mereka untuk memutuskan hubungan saya dengan Petrus (PA).
Mereka bilang jangan main-main dengan keluarga ‘anak kolong’,” bilang MR. Di kesempatan lain, tante MR, Inai Reyaan menilai apa yang dilakukan keluarga JM sangat berlebihan, kampungan dan tidak dapat ditoleransi. “Orang Kei biasanya mati karena dua hal, membela kehormatan saudara perempuannya dan mempertahankan batas tanah. Selama ini kita diam dan mereka terkesan arogan dan semena-mena. Saatnya kita lawan,” tegasnya.
Sebagai langkah awal, tegas Reyaan, pihaknya akan menggunakan jasa advokat untuk mengadukan hal ini ke Komisi Nasional Hak Azasi Manusia untuk unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Maluku dan Komandan Satuan Brigade Mobil Polda Maluku. “Kita sudah siapkan semuanya,” ringkas Reyaan kepada media siber ini, Jumat (6/12). Di bagian lain, Brigadir Dua Petrus Arbol (PA) yang dikonfirmasi referensimaluku.id via WhatsApp sejak Jumat (6/12) hingga berita ini dinaikan pada Sabtu (7/12) tidal merespons pertanyaan konfirmasi sekalipun telah membaca pesannya. (RM-02/RM-03)
Discussion about this post